^
^
| Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
| Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Ciri-Ciri Devosi Sejati kepada Santa Perawan Maria - Devosi Sejati kepada Santa Perawan Maria
(Klik untuk kembali ke Rangkuman || Pasal II)
Bagian I, Bab II, PASAL III
Ciri-Ciri Devosi Sejati kepada Santa Perawan Maria
105. Usai menyingkap dan mengutuk devosi-devosi palsu kepada Santa Perawan Maria, harus secara singkat kita tetapkan seperti apa devosi sejatinya, yakni devosi yang bersifat:
§I. – Ciri Pertama: Devosi batiniah.
106. i) Devosi sejati kepada Santa Perawan Maria bersifat batiniah, maksudnya, tergolong bagian dari roh dan hati. Asalnya dari penghargaan yang kita buat kepada Bunda Maria, dari ide luhur yang terbentuk dari keagungan-keagungannya, serta dari cinta kasih yang kita punya kepada dia.
§II. – Ciri Kedua: Devosi lembut.
107. ii) Devosi sejati kepada Santa Perawan Maria bersifat lembut, maksudnya, penuh kepercayaan akan Perawan Suci, seperti seorang anak percaya ibundanya yang baik. Devosi itu membuat jiwa berlindung kepada Bunda Maria dalam segala macam kebutuhan, jasmaniah maupun rohaniah, dengan penuh kesederhanaan, kepercayaan dan kelemahlembutan. Devosi itu memohon Bunda baik di waktu kapan pun, di mana pun dan dalam segala sesuatu: dalam keraguan, untuk mendapat pencerahan; dalam kesesatan, untuk mendapat koreksi; dalam godaan, agar ditopang; dalam kelemahan, agar dikuatkan; dalam kejatuhan, agar diangkat; dalam patahnya semangat, agar diberikan semangat; dalam kewaswasan, agar dientaskan; dalam menghadapi salib, pekerjaan dan persimpangan hidup, agar diberi penghiburan. Pada akhirnya, dalam segala kemalangan baik jasmaniah maupun rohaniah, Maria adalah tempatnya biasa berlindung, tanpa takut memohon Bunda baik itu ataupun mengecewakan Yesus Kristus.
§III. – Ciri Ketiga: Devosi suci.
108. iii) Devosi sejati kepada Santa Perawan Maria bersifat suci, maksudnya membawa jiwa sehingga menghindari dosa dan meneladani kebajikan-kebajikan Bunda Maria, terutama kerendahan hatinya yang mendalam, imannya yang hidup, ketaatannya yang buta, doanya yang terus-menerus, mati raganya dalam segala sesuatu, kemurniannya yang mulia, kasihnya yang membara, kesabarannya yang perwira, kemanisannya yang serupa malaikat dan kebijaksanaan ilahinya. Itulah sepuluh kebajikan milik Bunda Maria.
§IV. – Ciri Keempat: Devosi konsisten.
109. iv) Devosi sejati kepada Santa Perawan Maria bersifat konsisten, maksudnya meneguhkan jiwa dalam kebaikan, dan membawanya supaya tidak gampang meninggalkan praktik-praktik devosi. Devosi menjadikan jiwa pemberani melawan dunia, dalam cara-caranya dan semboyan-semboyannya; pemberani melawan daging, dalam kebosanannya dan hasrat-hasratnya, serta pemberani melawan Iblis dalam godaan-godaannya. Sedemikian rupa sehingga orang yang sungguh-sungguh berdevosi kepada Bunda Maria tidak berubah-ubah, pemurung, waswas maupun penakut. Tidak berarti orang itu tidak jatuh atau tak berubah kadang-kadang, dalam enaknya rasa devosi itu; namun sekiranya jatuh, orang itu bangkit dengan mengulurkan tangan kepada sang Ibunda baik; kalau menjadi hambar dan kurang enak devosi itu, orang tersebut tidak terganggu: sebab orang benar dan pendevosi setia milik Maria hidup dari iman akan Yesus dan Maria, dan bukan dari perasaan-perasaan jasmaniah.
§V. – Ciri Kelima: Devosi ikhlas.
110. v) Pada akhirnya, devosi sejati kepada Bunda Maria bersifat ikhlas, maksudnya, mengilhami jiwa agar tidak mencari kepentingan diri, namun hanya mencari Allah dalam Ibunda Suci-Nya. Seorang pendevosi sejati Maria tidak melayani Ratu mulia itu dengan pikiran mengejar laba dan kepentingan, tidak juga demi mengejar harta fana maupun abadi, jasmani maupun rohani, namun hanya karena sang Ratu itu patut dilayani, dan Allah sendirilah yang menghuninya. Seorang pendevosi sejati tidak mengasihi Maria karena Maria berbuat baik kepadanya, atau karena dia berharap Maria berbuat baik kepadanya, namun karena Maria patut dikasihi. Itulah sebabnya pendevosi sejati mengasihi Maria dan mengabdi kepadanya dengan kesetiaan yang sama besar, baik dalam penderitaan dan musim kemarau, maupun di waktu manis dan ketika semangatnya sedang menyala. Orang itu mengasihi Maria sama besarnya di bukit Kalvari dengan di pesta pernikahan Kana. Oh! Betapa berharga nan mulia di mata Allah dan Bunda Maria, pendevosi Maria semacam itu, yang sama sekali tidak mencari kepentingan diri dalam pelayanan-pelayanan yang dia berikan. Namun betapa jarangnya orang semacam itu di zaman ini! Supaya mereka tidak menjadi lebih jarang lagi, pena saya pegang di tangan dan menulis di atas kertas, ajaran yang sudah saya sampaikan dengan buah berlimpah di depan umum, dan terutama di misi-misi saya selama bertahun-tahun.
(Klik untuk akses ke Bagian II, Pasal II)
Catatan kaki:
Santo Louis (Ludovikus) Maria Grignion de Montfort, Traité de la vraie Dévotion à la sainte Vierge [Risalah Devosi Sejati kepada Santa Perawan Maria], Edisi XIX, Izin cetak versi Prancis dari Renatus Fransiskus (Uskup Lusiona/Luçon, Prancis) tanggal 18 Des. 1842, Imprimerie Oberthur, Rennes-Paris, 1906, hal. 84-87.
St Aloysius Gonzaga doakanlah kami. Bantulah kami maju dalam mengutamakan kerendahan hati setiap hari. 🙏
Kita 4 bulanBaca lebih lanjut...Pengamatan menarik. Lebih relevan lagi karena banyak dari materi kami membahas bidah-bidah & kemurtadan Vatikan II, yang melibatkan orang-orang yang mengaku Katolik, padahal sebenarnya tidak, karena banyak dari mereka telah...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...Berarti anda tidak paham ttg arti katholik, jadi anda belajar yg tekun lagi spy cerdas dlm komen
Orang kudus 6 bulanBaca lebih lanjut...Anda bahkan tidak percaya bahwa Yesus mendirikan Gereja Katolik, dan anda menyebut diri Katolik. Sungguh sebuah aib. Yesus jelas-jelas mendirikan Gereja di atas Santo Petrus (Mat. 16:18-19), yakni Gereja Katolik,...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...Membaca artikel-artikel di Website ini, aku ingat satu ayat di Kitab Amsal. "Didikan yang keras adalah bagi orang yang meninggalkan jalan yang benar, dan siapa benci kepada teguran akan mati."...
St. Paul 6 bulanBaca lebih lanjut...Saya katolik, tetapi hanya perkataan Yesus yang saya hormati, yaitu tentang cinta kasih. Yesus tidak mendirikan gereja katolik. Anda paham arti cinta kasih? Cinta kasih tidak memandang. Tuhan meminta kita...
Kapten.80 7 bulanBaca lebih lanjut...Terimakasih atas artikelnya, saya semakin mengerti perjalanan kerajaan raja salomo
Novriadi 8 bulanBaca lebih lanjut...Justru karena kami punya kasih Kristiani sejati kepada sesama kamilah, materi-materi kami ini kami terbitkan. St. Paulus mengajarkan, bahwa kita harus menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan (Ef. 5:11). Gereja Katolik, satu-satunya lembaga...
Biara Keluarga Terkudus 9 bulanBaca lebih lanjut...Halo – devosi kepada Santa Perawan Maria itu krusial untuk keselamatan dan pengudusan jiwa. Namun, dan juga yang terpenting, orang harus 1) punya iman Katolik sejati (yakni, iman Katolik tradisional),...
Biara Keluarga Terkudus 9 bulanBaca lebih lanjut...Since your comment is written in English, we are responding in English and including a translation in Indonesian. However, we would recommend that you write us in Indonesian instead, if...
Biara Keluarga Terkudus 9 bulanBaca lebih lanjut...