Paket $5.00: Termasuk 2 Buku dan 14 Program DVD (Harga Termasuk Ongkos Kirim)

Beli Seharga $5.00

Bantu Kami Menyelamatkan Jiwa-Jiwa
DONASI

Inilah Penjelasan untuk Kebingungan & Krisis Pasca-Vatikan II
TONTON VIDEO

“Pesulap”: Bukti Keberadaan Dunia Rohani
TONTON VIDEO

Inilah Antikristus!
TONTON VIDEO

Bukti yang Mengagumkan untuk Allah - Bukti Ilmiah yang Membantah Evolusi
TONTON VIDEO

Mengapa Neraka Harus Abadi
TONTON VIDEO

Babel Sudah Jatuh, Sudah Jatuh!!
TONTON VIDEO

Salah Kaprah Orang-Orang Kristen Palsu tentang Efesus
TONTON VIDEO

Penciptaan dan Mukjizat - Versi Kompak
TONTON VIDEO
^
Mengapa Jumlah Imam yang Besar Bukan Berarti Buah-Buah yang Baik
Pada tahun 2017, sekte “Ortodoks” Rusia mencatat jumlah rekor dari pria-pria yang tertarik untuk menjadi imam.
Ini adalah suatu contoh lain yang menarik tentang bagaimana jumlah imam, orang-orang yang hadir di gereja, atau apa yang tampak sebagai “panggilan” bukanlah tolak ukur untuk buah-buah baik. Hal ini terutama benar pada zaman kita, di mana pertempuran utamanya adalah untuk iman sejati. Sehubungan dengan periode ini, Yesus menubuatkan: “Sewaktu Putra Manusia datang, akankah Ia menemukan iman di bumi?” (Lukas 18:8). Buah-buah sejati ditemukan di dalam orang-orang yang memiliki dan berdedikasi kepada iman Katolik sejati tanpa kompromi. Buah-buah sejati ditemukan di dalam orang-orang yang, dengan iman Katolik sejati, menghayati kehidupan yang suci, penuh doa, dan injili dengan melakukan kehendak Allah setiap harinya (dalam apa pun yang Ia panggil mereka untuk lakukan).
Di samping sekte “Ortodoks” Rusia, kelompok-kelompok tradisionalis palsu seperti SSPX, SSP, berbagai kelompok sedevakantis bidah, dsb. menyaksikan sejumlah besar orang yang tertarik untuk menjadi imam. SSPX yang bidah (yang menganut suatu posisi skismatis yang absurd dan menyangkal Extra Ecclesiam Nulla Salus) pada dasarnya telah dibanjiri orang-orang yang ingin menjadi imam-imam tradisionalis palsu. Mereka menerima begitu banyak permintaan sehingga mereka membangun sebuah seminari yang bernilai $40 juta di mana orang-orang akan diajarkan omong kosong skismatis mereka.
Serikat St. Pius X (SSPX) akan menerima 40 juta dollar untuk proyek seminari bidah mereka
Bahkan di dalam Sekte Vatikan II yang gelap dan murtad, beberapa dari kelompok-kelompok Novus Ordo yang lebih “konservatif” (yang mempertahankan aspek-aspek tertentu dari tradisi dan ritus liturgis) telah menyaksikan jumlah yang cukup banyak atau banyak dari orang-orang yang tertarik menjadi “imam” dengan mereka. Itu dikarenakan kebanyakan orang hanya memperhatikan hal-hal eksternal, dan bukan kehendak Allah serta iman Katolik yang murni dan tak terjamah. Bagi mereka, ide untuk memiliki status yang khusus dari seorang imam dan suatu “kawanan domba” untuk mereka pimpin adalah suatu motivasi yang kuat. Selain itu, para imam “tradisionalis” diperlakukan layaknya pahlawan atau bangsawan di antara berbagai sekte-sekte yang menghargai tradisi liturgis, Itulah mengapa banyak orang, yang kekurangan intensi yang pantas, cenderung menjadi imam-imam (bidah) dan ditahbiskan walaupun itu bukanlah kehendak Allah bagi mereka. Kita tidak memerlukan lebih banyak imam yang bidah. Tidak ada kekurangan imam sewaktu Vatikan II terjadi. Kita perlu lebih banyak orang Katolik sejati – orang-orang yang sungguh percaya akan wahyu Allah.
Yesus mewahyukan mengapa begitu banyak tradisionalis palsu, dsb. tidak dianugerahi rahmat iman. Mereka mencari kemuliaan dan persetujuan dari manusia dan bukan dari Allah. “Bagaimanakah kalian dapat percaya, sewaktu kalian menerima kemuliaan satu dari yang lain dan tidak mencari kemuliaan yang berasal dari Allah yang esa?” (Yohanes 5:44)
Tentunya, hal ini bukan berarti bahwa tradisi liturgis Katolik itu buruk. Sebaliknya – hal-hal eksternal Katolik dan tradisi liturgis itu baik dan membangun. Tetapi, inti permasalahannya adalah bahwa banyak orang tertipu dengan membuat hal-hal eksternal menjadi prioritas dan tolak ukur yang mendasar.
Poin-poin ini juga sangat berlaku kepada ide bahwa seseorang dapat mengukur buah-buah di zaman kita ini dengan jumlah orang yang menghadiri gereja. Tidak, seseorang tidak dapat melakukannya. Jika seseorang membangun sebuah gereja dari denominasi apa pun (Protestan, “Ortodoks”, “Katolik”, dsb.), orang-orang akan kemungkinan datang untuk hadir. Pertimbangkanlah gereja-gereja raksasa Protestan. Orang-orang tentunya akan hadir, bahkan jika doktrinnya itu kosong atau absurd. Hal itu disebabkan oleh karena, bagi kebanyakan orang, untuk merasa bahwa mereka itu religius (bahkan satu hari dalam seminggu) dan bercengkerama dengan orang lain pada hari Minggu, adalah cara untuk mengisi suatu kekosongan di dalam hidup mereka. Sayangnya, bagaimanapun, sejauh itulah ketertarikan mereka. Oleh karenanya, mereka tetap berada di luar iman sejati dan berada dalam jalan menuju kebinasaan.
Peringatan Yesus tentang para ahli Taurat berlaku kepada kelompok-kelompok yang disebutkan di atas, yang menghargai hal-hal eksternal lebih dari kehendak Allah dan iman sejati.
Sehubungan dengan Francisco dari Fatima – 1917: