Bidah yang Mencengangkan tentang Dosa Asal di dalam Buku Benediktus XVI tahun 1986 “In the Beginning” [Pada Mulanya]

Gambar: Fabio Pozzebom/ABr | Agência Brasil

Kembali ke daftar bidah Benediktus XVI menurut buku-bukunya

Bagi mereka yang tidak tahu, Joseph Ratzinger adalah Benediktus XVI.

In the Beginning [Pada Mulanya] oleh “Kardinal” Joseph Ratzinger, 1986

Karena terdapat begitu banyak bidah dari Benediktus XVI, saya membatasi artikel ini hanya untuk membahas bidah-bidah yang benar-benar penting.

BENEDIKTUS XVI MENGAJARKAN BAHWA ISTILAH “DOSA ASAL” ITU TIDAK BENAR

“Kardinal” Joseph Ratzinger, In the Beginning [Pada Mulanya], hal. 72: “Di dalam kisah Kejadian yang kita pertimbangkan, kembali suatu sifat yang lebih jauh dari dosa dijelaskan. Dosa tidak dibicarakan secara umum sebagai suatu kemungkinan yang abstrak, melainkan sebagai suatu perbuatan, sebagai dosa manusia tertentu, Adam, yang berada di dalam asal muasal umat manusia dan yang dengannya sejarah dosa bermula. Kisah tersebut menceritakan kepada kita bahwa dosa menghasilkan dosa, dan oleh karena itu, segala dosa di dalam sejarah terkait. Teologi merujuk kepada keadaan ini lewat istilah yang rancu dan tidak tepat ‘dosa asal.’”

Benediktus XVI berkata bahwa istilah dosa asal “rancu dan tidak tepat”. Hal ini berarti bahwa istilah “dosa asal” tidak benar, karena hal tersebut membuat orang menjadi rancu dan tidaklah tepat. Ini adalah bidah yang mencengangkan! Konsili Trente mempermaklumkan “Dekret tentang Dosa Asal” yang infalibel dan dogmatis, di mana Konsili tersebut menggunakan istilah itu tidak kurang dari empat kali (di samping judul Dekret tersebut).

Paus Paulus III, Konsili Trente, Sesi 5, Dekret tentang Dosa Asal : “…Sinode Trente yang kudus, ekumenis, dan umum… telah menetapkan, mengakui, dan menyatakan hal berikut tentang dosa asal:…”

Untuk berkata bahwa suatu Dekret dogmatis yang infalibel dari Gereja Katolik “rancu dan tidak tepat” adalah suatu bidah formal; dan inilah yang diajarkan Benediktus XVI di atas oleh pernyataannya yang sesat dan mencengangkan.

KUTIPAN-KUTIPAN MENARIK LAINNYA DARI IN THE BEGINNING [PADA MULANYA]

“Kardinal” Joseph Ratzinger, In the Beginning [Pada Mulanya], 1986, hal. 50: “Seseorang mungkin berkata bahwa semua ini berjalan baik, tetapi pada akhirnya, tidakkah hal tersebut dibantah oleh pengetahuan ilmiah tentang bagaimana manusia berevolusi dari kerajaan binatang? Nah, orang-orang yang lebih reflektif telah sadar bahwa tidak ada jawaban yang pasti. Kita tidak dapat berkata: penciptaan atau evolusi, sejauh mana kedua hal tersebut menjawab dua kenyataan yang berbeda. Kisah tentang debu dan tanah dan napas Allah, yang kita baru saja dengarkan, nyatanya tidak menjelaskan bagaimana manusia menjadi ada melainkan kenyataan tentang diri mereka. Hal tersebut menjelaskan asal muasal mereka yang paling dalam dan menerangkan bahwa mereka adalah suatu proyek. Dan sebaliknya, teori evolusi mencoba untuk mengerti dan menjelaskan perkembangan biologis. Tetapi, dengan melakukan hal tersebut, teori itu tidak dapat menjelaskan dari mana ‘proyek’ manusia itu berasal, tidak pun asal muasal interior mereka, tidak pun sifat mereka secara khusus. Sejauh hal itu kita menghadap di sini dua kenyataan yang komplementer -  dan bukan yang bertentangan.”

Hal ini berarti bahwa kita tidak dapat berkata tidak terhadap evolusi dan ya terhadap penciptaan; kita harus berkata ya kepada keduanya karena keduanya komplementer (saling melengkapi), dan bukan bertentangan.

SEORANG Bidah TIDAK DAPAT MENJADI PAUS YANG VALID

Adalah suatu fakta yang telah terbukti bahwa Ratzinger (Benediktus XVI) adalah seorang bidah non-Katolik. Gereja Katolik mengajarkan bahwa seorang bidah tidak dapat terpilih secara valid menjadi paus, karena seorang bidah bukanlah anggota Gereja Katolik. Ratzinger atau Benediktus XVI adalah seorang anti-Paus non-Katolik yang pemilihannya sama sekali kosong dan tidak valid.

Paus Paulus IV, Bulla Cum ex Apostolatus Officio, 15 Februari 1559:  “6. Di samping itu, [lewat Konstitusi Kami ini, yang tetap sah selamanya Kami mengundangkan, memutuskan, mendekretkan, dan mendefinisikan:-] bahwa jika pada waktu kapan pun tampak bahwa Uskup apa pun, walaupun ia adalah seorang Uskup Agung, Patriark, atau Primat; atau Kardinal apa pun dari Gereja Roma yang disebutkan dahulu, atau, yang telah disebutkan, perwakilah Paus apa pun, ataupun bahkan sang Paus Roma, sebelum promosinya atau naiknya ia sebagai Kardinal atau Paus Roma, telah menyimpang dari Iman Katolik atau jatuh ke dalam sebuah bidah:

(i) promosi atau kenaikan tersebut, bahkan bila hal tersebut tidak ditantang dan lewat persetujuan serempak dari semua Kardinal, akan menjadi tidak sah, kosong dan tidak berarti;

(ii) tidak akan mungkin untuknya untuk mendapatkan kesahan (tidak pun dikatakan bahwa maka ia telah mendapatkan kesahan) lewat penerimaan jabatan, konsekrasi, otoritas berikutnya, tidak pun dari kepemilikan administrasi, tidak pun lewat tanda kutip perayaannya sebagai Paus Roma, atau Penghormatan, atau kepatuhan yang diberikan kepadanya oleh semua, ataupun dengan lewatnya kurun waktu di dalam keadaan yang telah disebutkan;

(iii) hal tersebut tidak akan dianggap sebagai sah secara sebagian di dalam cara apa pun...

(vi) mereka yang oleh karena itu dipromosikan atau dinaikkan akan dicabut secara otomatis, dan tanpa perlu deklarasi selanjutnya, dari seluruh jabatan, posisi, kehormatan, titel, otoritas, tanggung jawab dan kekuatan...

10. Tidak seorang pun, maka dari itu dapat melanggar dokumen ini yang telah menerima persetujuan, perkenalan kembali, restu, statut, dan derogasi dari wasiat dan dekret kami, atau dengan anggapan yang sembrono menentangnya. Jika seorang pun, bagaimanapun, mencoba melakukannya, hendaknya ia mengetahui bahwa ia ditakdirkan untuk menderita murka dari Allah yang Mahakuasa dan dari Rasul-rasul yang terberkati, Petrus dan Paulus.

Diberikan di Roma di {basilika} Santo Petrus pada tahun Penjelmaan Tuhan 1559, 15 Februari, pada tahun keempat Kepausan kami.

+Saya, Paulus, Uskup Gereja Katolik...”

St. Robertus Bellarminus (1610), Doktor Gereja:
“Seorang Paus yang adalah bidah terang-terangan secara otomatis (per se) berhenti menjadi Paus dan kepala, layaknya ia berhenti menjadi seorang Kristiani dan seorang anggota Gereja. Maka dari itu, ia dapat dihakimi dan dihukum oleh Gereja. Ini adalah ajaran dari semua Bapa-Bapa Kuno yang mengajarkan bahwa bidah yang terang-terangan langsung kehilangan semua yurisdiksi.” (De Romano Pontifice, II, 30)

The Catholic Encyclopedia, “Papal Elections {Pemilihan Paus},” 1914, Vol. 14, hal. 456:
“Tentunya, pemilihan seorang bidah, skismatis, atau perempuan [sebagai Paus] adalah tidak sah dan kosong.”