Anti-Paus Yohanes Paulus II berkata bahwa Islam adalah agama yang agung

Bidah Yohanes Paulus II dan Sekte Vatikan II dengan para Yahudi, Pagan, Orang tidak Beriman, minggu dari tanggal 02/01/2004

Anti-Paus Yohanes Paulus II, Sambutan, 2 Desember 2003: “Pada masa kini terutama terdapat kebutuhan yang urjen untuk dialog, pengertian, dan kerja sama antara agama-agama agung di dunia, terutama Kekristenan dan Islam.”[1]

Komentar: Hal ini bukan hanya berarti bahwa agama sesat Islam adalah agama yang agung, tetapi hal itu juga berarti bahwa menurut Anti-Paus Yohanes Paulus II, terdapat agama-agama “agung” lain selain Kekristenan dan Islam.

Anti-Paus Yohanes Paulus II, Sambutan, 4 Desember 2003: “Tetapi, yang lebih dibutuhkan di masa depan adalah ditumbuhkembangkannya pembaruan rohani yang sejati yang membuka jalan untuk pengampunan, perdamaian dan rasa saling hormat untuk identitas budaya dan agama oleh semua orang.”[2]

Komentar: Pernyataan ini tidak terlihat terlalu buruk jika seseorang membacanya secara singkat, tetapi jika seseorang berpikir tentang apa yang dikatakannya di sini, kejahatan dan bidahnya pun terlihat. Semua orang harus menghormati “identitas agama” orang lain, ujarnya. Tetapi, “identitas agama” jutaan orang adalah bahwa mereka menolak Kristus. Maka, Anti-Paus Yohanes Paulus II berkata secara harfiah kepada kita agar kita menghormati penyangkalan terhadap Kristus.

Anti-Paus Yohanes Paulus II juga secara langsung menyangkal dogma Katolik dengan pernyataan ini. Ia berkata kepada kita bahwa orang-orang yang berpendapat – misalnya, tentang Allah Tritunggal – yang bertentangan dengan Gereja Katolik, harus dihormati dan disetujui, tetapi sebenarnya adalah sesuatu yang de fide bahwa semua orang yang berpendapat tentang dogma Allah Tritunggal yang bertentangan dengan Gereja Roma ditolak dan dikutuk, dan bukan dihormati atau disetujui. Maka, pernyataan Yohanes Paulus II ini, walaupun digambarkan beberapa orang secara tidak akurat sebagai omong kosong liberal tetapi bukan suatu bidah, kenyataannya adalah suatu bidah secara langsung.

Paus Eugenius IV, Konsili Florence, “Cantate Domino”, 1441:
“Maka ia [Gereja Roma yang Kudus] mengecam, menolak, mengutuk dan menyatakan di luar Tubuh Kristus, yang adalah Gereja, siapa pun yang berpegang pada pandangan-pandangan yang berlawanan atau bertentangan [tentang Allah Tritunggal].”[3]

Paus Pelagius, surat (1) Quod ad dilectionem, 585:
“Maka, jika seseorang menyarankan atau percaya atau memberanikan diri untuk mengajarkan hal yang bertentangan dengan iman ini, hendaknya ia mengetahui bahwa ia dikecam dan juga dikutuk menurut pendapat dari pada Bapa yang sama.”[4]

[1] L’Osservatore Romano, 17-24 Desember 2003, hal. 2. Versi Bahasa Inggris.

[2] L’Osservatore Romano, 17-24 Desember 2003, hal. 14. Versi Bahasa Inggris.

[3] Denzinger 705.

[4] Denzinger 246.