^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Apakah pidato Pius XII kepada para bidan membuktikan pembaptisan keinginan? Tidak
PIDATO PIUS XII KEPADA PARA BIDAN
PENOLAKAN – Paus Pius XII mengajarkan bahwa orang dewasa dapat diselamatkan tanpa Pembaptisan di dalam pidatonya kepada para Bidan, 29 Oktober 1951. Hal ini membuktikan pembaptisan keinginan.
JAWABAN – Tidak, ini adalah suatu pidato kepada para bidan dari Italia; suatu pidato kepada para bidan dari Italia tidaklah infalibel. Pidato itu kurang otoritatif, kenyataannya, daripada ensiklik Paus Pius XII, Ad Salutem. Di dalam ensikliknya dari tahun 1930, untuk mendiskusikan mereka yang “memohon untuk pembaptisan” dan meninggal sebelum diregenerasikan [yakni, dibaptis], Paus Pius XI meminjam kata-kata St. Agustinus yang menyatakan bahwa “kehancuran penuh” adalah nasib mereka. Dalam kata lain, tidak seorang pun yang memohon untuk pembaptisan dapat diselamatkan oleh keinginannya tanpa air regenerasi.
Seorang Paus infalibel hanya sewaktu berbicara dari Takhta Petrus atau mengulangi apa yang telah selalu diajarkan oleh Gereja di dalam Magisterium biasa dan universalnya.
Pidato Pius XII kepada para bidan tidak mengikat orang Katolik. Terlebih lagi, pidatonya kepada para bidan dari Italia tidaklah lebih otoritatif daripada surat Paus St. Sirisius kepada Himerius dari tahun 385, di mana Sri Paus menyatakan secara kuat bahwa manusia yang memohon untuk regenerasi dan meninggal tanpanya tidak akan diselamatkan.
Fakta bahwa para Paus dapat membuat kesalahan-kesalahan dalam kapasitas falibel mereka dibuktikan di sepanjang sejarah Gereja. Paus Yohanes IV secara salah mencoba untuk membela kata-kata bidah dari Paus Honorius, yang dikutuk oleh Konsili Konstantinopel III.
Pada waktu mempelajari kesalahan-kesalahan Paus di sepanjang sejarah untuk persiapan deklarasi infalibilitas Kepausan, para teolog di Vatikan I menemukan bahwa lebih dari 40 Paus percaya akan pandangan teologis yang salah. Dalam suatu kasus kesalahan Paus yang terkenal keburukannya, Paus Yohanes XXII percaya akan pandangan yang salah bahwa orang-orang benar dari Perjanjian Lama tidak menerima Visiun Beatifis sampai setelah Penghakiman Umum. Tetapi, tidak satu pun dari kesalahan-kesalahan tersebut diajarkan oleh para Paus dari Takhta St. Petrus, sama seperti bagaimana pidato Pius XII kepada para bidan dari Italia bukanlah suatu deklarasi dari Takhta St. Petrus.
Kemungkinan kasus yang terjelas dari kesalahan Paus di dalam sejarah Gereja adalah “Sinode Jenazah” pada tahun 897. Ini adalah waktu di mana jasad dari Paus Formosus – yang merupakan seorang Paus yang suci dan berbakti – dikutuk setelah kematiannya oleh Paus Stefanus VII atas sejumlah tuduhan pelanggaran hukum kanonik.
Kutipan ini tidak menyebutkan bahwa setelah pengutukan Formosus oleh Paus Stefanus VII, tubuh Paus Formosus dibuang ke dalam Sungai Tiber.
Tetapi, beberapa tahun kemudian di tahun 898, “Di tengah-tengah musim panas, Paus Stefanus VII ditangkap... oleh siapa atau untuk alasan apa, kita tidak tahu... Penerusnya, Romanus, memimpin hanya selama empat bulan. Penerus Romanus, [Paus] Theodorus II, memimpin hanya selama dua puluh hari. Tetapi, selama dua puluh hari itu, ia memerintahkan agar tubuh [Paus] Formosus, yang telah diselamatkan dari Sungai Tiber, dikembalikan kepada semua kehormatannya ke dalam makam awalnya di Gereja St. Petrus, dan ia memulihkan para imam Roma yang ditahbiskan oleh Paus Formosus yang telah diturunkan oleh Stefanus VII”.[6]
Jadi, Paus Theodorus menggulingkan kutukan terhadap Paus Formosus yang dinyatakan oleh Paus Stefanus VII.
Pada tahun 898, Paus Yohanes IX terpilih sebagai penerus Paus Theodorus II. Ia setuju dengan Paus Theodorus II tentang masalah Formosus dan “mengutuk semua proses Stefanus VII terhadap tubuh Formosus, dan membakar catatan-catatannya”.[7]
Tetapi, beberapa tahun kemudian, Paus Sergius III (904-911) terpilih menjadi Paus. Ia memiliki pandangan yang berbeda tentang masalah Paus Formosus. Paus Sergius III “sampai memuji kenangan akan Stefanus VII sambil tetap mengutuk kenangan akan Formosus¸yang disebutnya sebagai ‘pengacau yang congkak’, dan Yohanes IX, yang disebutnya ‘serigala’. Ia sekali lagi menyatakan penahbisan yang dilakukan oleh Formosus sebagai tidak valid, dan banyak imam yang telah ditahbiskan oleh Formosus diwajibkan untuk melalui suatu ritus penahbisan kembali”.[8]
Maka, sebagai rangkuman, Kita melihat Paus Stefanus VII dan Paus Sergius III yang mendukung pengutukan Paus Formosus sedangkan Paus Theodorus dan Paus Yohanes IX mengutuk pengutukan Paus Formosus. Tidak satu pun dari keputusan ini dipermaklumkan sebagai suatu ajaran tentang iman atau moral yang mengikat yang harus dipercayai oleh Gereja universal (yakni, secara infalibel). Hal ini seharusnya menunjukkan kepada semua orang dengan jelas bahwa tidak semua keputusan, pidato, pendapat atau penghakiman dari seorang Paus infalibel.
Terlebih lagi, Paus XII adalah seorang Paus yang sangat lemah yang menjadi jembatan kepada kemurtadan Vatikan II. Tidaklah mengejutkan bahwa ia percaya akan pembaptisan keinginan yang eksplisit bagi orang-orang dewasa. Pandangan itu sangat dipercaya oleh banyak orang pada waktu itu. Hal yang amat penting dalam persoalan ini bukanlah apa yang diajarkan oleh para santo-santa, teolog, atau bahkan para Paus di dalam kapasitas falibel mereka: melainkan, apa yang telah Allah izinkan kepada Magisterium Gereja yang infalibel untuk definisikan. Itulah kuncinya (secara harfiah dan secara kiasan – Matius 16:18-20).
Paus Pius XII mengizinkan penyangkalan terhadap dogma keselamatan untuk merajalela selama masa kepemimpinannya. Ia membarui ritus-ritus Pekan Suci (suatu keputusan yang ditolak oleh mereka yang mencintai pembaptisan keinginan), dan dalam pidato falibel yang sama kepada para bidan dari Italia yang dikutip di atas, ia mendukung metode pengendalian kelahiran, yakni Keluarga Berencana Alami. Di dalam ensikliknya, Humani Generis, Pius XII juga berkata bahwa Magisterium tidak melarang investigasi untuk suatu jenis evolusi teistik, yang absurd.
Evolusi teistik menyatakan bahwa ciptaan itu hidup, berevolusi, dan mati selama kemungkinan jutaan tahun sebelum Adam hidup dan mati. Tetapi, Kitab Suci dan dogma Katolik mengajarkan bahwa oleh dosa Adam, kematian pertama-tama memasuki dunia! Maka, evolusi teistik dan ajaran Katolik tidak selaras. Terlebih lagi, perhatikan bagaimana Yohanes Paulus II menggunakan ajaran falibel dari Paus Pius XII untuk mempromosikan evolusi sebagai hal yang benar.
Maka, orang-orang seharusnya tidak terbawa oleh sesuatu yang dikatakan Pius XII dalam kapasitasnya yang falibel. Para pendukung pembaptisan keinginan tidak dapat, untuk suatu saat, berargumentasi bahwa pidato Pius XII kepada para bidan membuktikan pembaptisan keinginan. (Harus ditekankan bahwa Pius XII hanya mengucapkan posisi pembaptisan keinginan yang eksplisit untuk orang-orang dewasa). Paus Pius XII sama sekali salah dalam kapasitasnya yang falibel ini, sama seperti bagaimana ia salah dalam hal evolusi teistik dan KBA. Pembaptisan keinginan terbukti salah oleh argumen-argumen yang tidak terbantahkan yang banyak jumlahnya dari ajaran infalibel dari Takhta St. Petrus; para pendukung pembaptisan keinginan bahkan tidak dapat memulai untuk menanggapi argumen-argumen itu. Dan ajaran resmi dari Pius XII sendiri tentang pembaptisan di dalam Mystici Corporis menyatakan bahwa tidak seorang pun yang belum dibaptis dapat dianggap sebagai seorang anggota Gereja.
Catatan kaki:
[1] Dikutip di dalam John McCarthy, Problems in Theology [Masalah-Masalah dalam Teologi], Vol. I (Newman Press, 1956), hal. 53.
[2] The Papal Encyclicals [Ensiklik-Ensiklik Paus], Vol. 3 (1903-1939), hal. 387.
[3] Denzinger 1839.
[4] Romo Jacques Dupuis, S.J. dan Romo Josef Neuner, S.J., The Christian Faith [Iman Kristiani], Edisi Direvisi dan Diperbesar Keenam, Staten Island, NY: Alba House, 1996, hal. 540.
[5] Denzinger 253.
[6] Warren H. Carroll, A History of Christendom [Sejarah Kekristenan], Vol. 2 (The Building of Christendom [Pembangunan Kekristenan]), 1987, hal. 388-399.
[7] Warren H. Carroll, A History of Christendom [Sejarah Kekristenan], Vol. 2 (The Building of Christendom [Pembangunan Kekristenan]), 1987, p. 389.
[8] Warren H. Carroll, A History of Christendom [Sejarah Kekristenan], Vol. 2 (The Building of Christendom [Pembangunan Kekristenan]), 1987, p. 390.
[9] The Papal Encyclicals [Ensiklik-Ensiklik Paus], Vol. 4 (1939-1958), p. 181; Denzinger 2327.
[10] John Paul II, Message to the Pontifical Academy of Sciences on Evolution [Pesan kepada Akademi Kepausan untuk Ilmu Pengetahuan tentang Evolusi], 22 Oktober 1996, tersedia di internet.
[11] Denzinger 2286.
[12] Denzinger 861; Decrees of Ecumenical Councils [Dekret-dekret Konsili-konsili Ekumenis], Vol. 2, hal.685.
Artikel-Artikel Terkait
Berarti anda tidak paham ttg arti katholik, jadi anda belajar yg tekun lagi spy cerdas dlm komen
Orang kudus 4 hariBaca lebih lanjut...Anda bahkan tidak percaya bahwa Yesus mendirikan Gereja Katolik, dan anda menyebut diri Katolik. Sungguh sebuah aib. Yesus jelas-jelas mendirikan Gereja di atas Santo Petrus (Mat. 16:18-19), yakni Gereja Katolik,...
Biara Keluarga Terkudus 1 mingguBaca lebih lanjut...Saya katolik, tetapi hanya perkataan Yesus yang saya hormati, yaitu tentang cinta kasih. Yesus tidak mendirikan gereja katolik. Anda paham arti cinta kasih? Cinta kasih tidak memandang. Tuhan meminta kita...
Kapten.80 2 mingguBaca lebih lanjut...Terimakasih atas artikelnya, saya semakin mengerti perjalanan kerajaan raja salomo
Novriadi 2 bulanBaca lebih lanjut...Justru karena kami punya kasih Kristiani sejati kepada sesama kamilah, materi-materi kami ini kami terbitkan. St. Paulus mengajarkan, bahwa kita harus menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan (Ef. 5:11). Gereja Katolik, satu-satunya lembaga...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo – devosi kepada Santa Perawan Maria itu krusial untuk keselamatan dan pengudusan jiwa. Namun, dan juga yang terpenting, orang harus 1) punya iman Katolik sejati (yakni, iman Katolik tradisional),...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Since your comment is written in English, we are responding in English and including a translation in Indonesian. However, we would recommend that you write us in Indonesian instead, if...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo – memang benar bahwa orang hendaknya mengasihi orang lain dan menjaga ciptaan Allah. Namun, yang terutama, kita pertama-tama harus mengasihi/mencintai Allah. Sangat amat penting pula, terutama pada zaman kita,...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo – Misteri Terang itu datangnya dari Yohanes Paulus II. Dia ini seorang Anti-Paus dan pemurtad masif. Rosario orisinal yang diberikan oleh Santa Perawan Maria adalah 15 dekade dengan Misteri-Misterinya...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...peristiwa terang kenapa tidak ada dalam pembahasan artikel ini?
devie 5 bulanBaca lebih lanjut...