Yohanes Paulus II mengenang Petros VII yang Skismatis dan membuang dogma Katolik ke dalam toilet

Bidah Yohanes Paulus II, minggu dari tanggal 15/10/2004
Baca pula info lebih lanjut tentang Bidah Yohanes Paulus II dan Sekte Vatikan II tentang para Bidah dan Skismatis

Anti-Paus Yohanes Paulus II, Telegram yang dikeluarkan setelah kematian Patriark Petros “Ortodoks” Yunani VII, 13 September 2004: “Saya amat berduka untuk mendengar kematian tragis dari Yang Mulia Petros VII, Patriark dari Takhta Aleksandria yang Agung, yang telah dipanggil oleh Tuhan kepada diri-Nya sendiri bersama dengan Yang Mulia Metropolitan Irinaios dari Pelusium dan Chrysostomos dari Karthegena… Kematian yang tragis dari Patriark Petros VII pada saat perjalanan ke Gunung Suci adalah penyebab kesedihan dan dukacita yang besar bagi Gereja-Gereja Saudara dari Patriarkat Aleksandria, bagi Uskup Roma dan di dalam Gereja Katolik, dan bagi semua yang menghormati pelayanan mendiang Patriak kepada Gereja di Afrika dan komitmennya bagi kesatuan Kristiani.

“Saya sendiri mengenang dengan rasa syukur percakapan persaudaraan kami dalam surat-surat, kedekatan rohani kami, partisipas dari Patriarkat Yunani Ortodoks di Aleksandria dalam peristiwa-peristiwa penting seperti ‘Hari Doa Sedunia untuk Perdamaian Dunia’ di Assisi, pada tahun 2002, dan kontribusinya yang membangun dalam dialog teologis di dalam Gereja-gereja Ortodoks secara keseluruhan dan dengan Komisi Internasional Gabungan.

“Saya berdoa agar Tuhan akan memberikan ‘rahmat di atas rahmat’ kepada pelayannya yang setia dan akan menyambutnya serta para rekan seperjalanannya di dunia ke dalam terang dan kedamaian abadi yang disiapkan bagi umat Allah yang bajik. Pada waktu yang sama saya memohonkan roh kebijaksanaan untuk memandu dan menjaga Patriarkat Aleksandria pada saat dukacita ini.” (L’Osservatore Romano, 22 September, hal. 12. Versi Bahasa Inggris.)

Komentar: Dapatkah Anti-Paus Yohanes Paulus II menunjukkan dengan cara yang lebih jelas bahwa ia percaya bahwa Iman Katolik tidak berguna? Anti-Paus Yohanes Paulus II mengenang kematian dari Patriark Aleksandria yang non-Katolik dan skismatis. Ia menunjukkan bahwa sang skismatis itu meninggal di antara umat beriman ; bahwa Tuhan telah memanggil sang skismatis kepada diri-Nya sendiri ; bahwa sang skismatis melayani Gereja di Afrika; bahwa ia berdoa agar Tuhan akan menyambutnya dan rekan-rekan skismatisnya ke dalam terang abadi yang disiapkan bagi umat Allah yang bajik. Ini adalah penolakan total terhadap dogma Di Luar Gereja Katolik Tidak Terdapat Keselamatan, tentunya. Tetapi, selebihnya, dengan tindakan ini, Anti-Paus Yohanes Paulus II juga telah membuang definisi-definisi dogmatis berikut ke dalam toilet, karena sang skismatis yang dikenangnya ini menolak dogma-dogma berikut.

Paus Paulus III, Konsili Trente, Sesi 6, Bab 16, ex cathedra:
“Setelah doktrin pembenaran Katolik ini – yang, jika ia tidak menerimanya dengan setia dan teguh, tidak seorang pun dapat dibenarkan – tampaknya baik bagi Sinode kudus untuk menambahkan kanon-kanon ini, agar semua orang dapat mengetahui, bukan hanya apa yang mereka harus percayai dan ikuti, tetapi juga apa yang mereka harus jauhi dan hindari.”

Walaupun para skismatis tidak memercayai bidah-bidah yang sama seperti yang dipercayai para Protestan sehubungan dengan Pembenaran, mereka tidak menerima Konsili Trente dan seluruh kanonnya dan babnya tentang Pembenaran sebagai dogma yang mengikat. Maka, mereka tidak dapat dibenarkan, menurut definisi Trente – suatu definisi yang ditolak oleh Anti-Paus Yohanes Paulus II dengan mengenang seorang skismatis yang menolak Trente sebagai bagian dari umat beriman yang meningal.

Paus Pius IX, Ineffabilis Deus, 8 Desember 1854 : “…oleh kuasa dari Tuhan kita Yesus Kristus, dari para rasul yang terberkati Petrus dan Paulus, dan oleh kami sendiri: Kami mendeklarasikan, mengucapkan, dan mendefinisikan bahwa doktrin yang menyatakan bahwa Perawan Maria yang Terberkati, pada saat pertama ia dikandung, oleh suatu rahmat dan hak istimewa dari Allah yang Mahakuasa, dalam pertimbangan terhadap jasa-jasa Yesus Kristus, Penyelamat umat manusia, dijaga bebas dari segala noda dosa asal, adalah doktrin yang diwahyukan oleh Allah, dan oleh karena itu, doktrin ini harus dipercaya secara teguh dan senantiasa oleh semua umat beriman. Maka, barangsiapa, hendaknya Allah mencegahnya, memiliki kepongahan untuk memikirkan dalam hatinya suatu hal yang bertentangan dengan apa yang telah didefinisikan oleh kami, hendaknya ia mengetahui bahwa ia telah dikutuk oleh penghakiman dirinya sendiri, dan bahwa ia telah menderita karamnya kapal di dalam iman; bahwa ia telah memisahkan dirinya sendiri dari kesatuan Gereja; dan juga, bahwa jika ia berani mengungkapkan sentimen-sentimen dari hatinya itu di dalam tulisan maupun dengan cara eksterior lainnya, ia akan mendapatkan secara ipso facto sanksi-sanksi yang telah ditetapkan oleh hukum.

Para Skismatis Timur tidak menerima Dikandungnya Perawan Maria Tanpa Noda sebagai dogma yang harus dipercayai oleh semua orang. Memang benar bahwa beberapa dari mereka berpendapat bahwa Maria Tanpa Noda, tetapi banyak yang tidak, dan bahkan mereka yang berpendapat demikian tidak memercayainya sebagai dogma yang mengikat. Maka, fakta bahwa Petros VII tidak menerima kenyataan ini sebagai suatu dogma yang mengikat (jika ia percaya tentang hal tersebut sama sekali) dibuang ke dalam toilet oleh Anti-Paus Yohanes Paulus II. Bukanlah suatu halangan kepada keselamatannya atau keanggotaannya dalam Gereja sejati, menurut Anti-Paus Yohanes Paulus II.

Paus Pius IX, Konsili Vatikan I, Sesi 4, Bab 3, ex cathedra:
“Kami memperbarui definisi Konsili ekumenis Florence. Atas dasar definisi tersebut, semua umat beriman Kristus diwajibkan untuk percaya bahwa Takhta Kudus apostolik dan Sri Paus Roma memiliki Keutamaan atas seluruh alam semesta, bahwa Sri Paus Roma yang sama adalah penerus Petrus yang terberkati, Pangeran para Rasul dan vikaris Kristus yang sejati, kepala segenap Gereja … Demikianlah ajaran dari kebenaran Katolik, yang darinya, tidak seorang pun dapat menyimpang tanpa kehilangan iman dan keselamatan.”

Tetapi, terutama, dogma Kepausan di atas kembali dibuang ke dalam toilet oleh Anti-Paus Yohanes Paulus II, karena sang skismatis Petros VII menentang sepenuhnya dogma Kepausan dan Infalibilitas Kepausan.

Paus Gregorius XVI, Summo Iugiter Studio, 27 Mei 1832: “Janganlah tertipu, saudaraku; jika seorang pun mengikuti seorang skismatis, ia tidak akan memperoleh warisan kerajaan Allah.”