^
^
| Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
| Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Protestan Salah Paham Kisah Orang Farisi & Pemungut Cukai (Lukas 18)
Ada banyak orang Protestan berargumen bahwa perumpamaan orang Farisi & pemungut cukai di Lukas 18 mendukung pembenaran hanya karena iman (Sola Fide).
Lukas 18:9-14 – “Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”
Kaum Protestan itu mengklaim bahwa cerita ini mengutuk segala macam pertimbangan (atau penekanan) perbuatan baik terkait dengan benarnya seseorang. Namun mereka tentu saja salah. Mereka salah paham ayat ini dan juga menyalahgunakannya. Pertama-tama, seperti yang seharusnya bisa disadari siapa pun juga, pemungut cukai yang ujar Yesus meninggalkan bait Allah sebagai orang dibenarkan itu tidak mengandalkan iman saja. Si pemungut cukai sebenarnya membuat pengakuan penuh kerendahan hati kepada Allah (sebelum diinstitusikannya pengakuan dosa dalam Perjanjian Baru). Orang itu diampuni karena perbuatannya: tulus hati mengaku kepada Allah. Perbuatan ini termasuk tekad sejati untuk mengubah hidupnya. Dengan demikian, dia tidak dibenarkan hanya karena iman, namun karena pengakuan tulus & penuh kerendahan hati.
Terlebih, orang Farisinya tidak dihukum karena mengakui adanya hubungan antara perbuatan baik dengan benarnya seseorang. Namun dia dihukum karena memandang rendah orang lain, penuh kecongkakan dan mengandalkan kebenarannya sendiri sampai-sampai dia tidak meminta apa pun juga pada dirinya supaya diampuni atau ditambahkan kepadanya. Bahwasanya bab berikutnya dalam Injil Lukas (Lukas 19) memperlihatkan bahwa pengakuan ketaatan atau perbuatan baik seseorang bukan sesuatu yang tak selaras dengan benarnya orang itu. Di Lukas 19:8-9, Zakheus, seorang pemungut cukai lain, berkata kepada Tuhan bahwa dia memberi setengah dari miliknya kepada orang miskin.
Lukas 19:8-9 – “Namun sambil berdiri Zakheus berkata kepada Tuhan, ‘Lihatlah, setengah dari apa yang menjadi milikku, Tuhan , aku memberikannya kepada orang-orang miskin, dan sekiranya dari seseorang ada sesuatu yang telah aku gelapkan, aku akan mengembalikannya empat kali lipat.’ Dan Yesus berkata kepadanya, ‘Hari ini keselamatan telah terjadi di rumah ini, karena dia juga adalah anak Abraham.’”
Zakheus bercerita kepada Yesus tentang perbuatan baik yang dia kerjakan. Yesus menjawab dengan memberi tahu Zakheus bahwa keselamatan telah terjadi kepada rumahnya. Tuhan tentu tidak akan menjawab seperti ini sekiranya pemahaman Protestan soal keselamatan itu benar.
Terlebih, di Yesaya 3:8, menjelang kematian, Raja Hizkia dengan tulus meminta Tuhan agar ingat akan kesetiaan dan ketaatannya.
Yesaya 38:2-5 - “Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada TUHAN. Ia berkata: ‘Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu.’ Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat. Maka berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya: ‘Pergilah dan katakanlah kepada Hizkia: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu. Sesungguhnya Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi ....’”
Allah menerima doa Hizkia dan mengaruniakan 15 tahun lagi pada hidupnya sebagai jawaban-Nya.
Bab yang persis sama dari Injil Lukas (Lukas 18) itu juga membuktikan bahwa kaum Protestan salah. Di Lukas 18:18-25, Yesus berfirman kepada pemimpin bahwa dia harus menuruti perintah Allah dan mengikut Dia agar beroleh hidup yang kekal. Itu tentu saja tidak selaras dengan ide keselamatan hanya karena iman.
Lukas 18:18-25 - “Ada seorang pemimpin bertanya kepada Yesus, katanya: ‘Guru yang baik, apa yang harus aku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?’ Jawab Yesus: ‘Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja. Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu.’ Kata orang itu: ‘Semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.’ Mendengar itu Yesus berkata kepadanya: ‘Masih tinggal satu hal lagi yang harus kaulakukan: juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.’ Ketika orang itu mendengar perkataan itu, ia menjadi amat sedih, sebab ia sangat kaya. Lalu Yesus memandang dia dan berkata: ‘Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.’”
Di Lukas 12, Yesus juga berbicara tentang “pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya” (Lukas 12:42) yang kemudian berbuat melawan moral. Tuannya lalu akan “membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia” (Lukas 12:46). Itu jelas petunjuk bahwa seseorang yang dahulu setia dan benar bisa berhenti setia dan kehilangan pembenaran akibat ketidakbermoralan. Dalam konteks itu, Yesus juga berkata “Hendaklah kamu juga siap sedia” (Lukas 12:40) dan “Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu” (Lukas 12:43). Di Lukas 8:13, kita juga melihat bahwa orang-orang tertentu “percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.”
Ayat-ayat itu sama sekali menentang ide keselamatan hanya karena iman dan sekali benar, tetap benar. Fakta-fakta ini membuktikan bahwa Protestan tidak hanya salah soal perumpamaan orang Farisi dan pemungut cukai, namun pemahaman keliru mereka soal keselamatan dibantah oleh seluruh Perjanjian Baru.
Terima kasih sudah terbagi doa litani yg I dah ini. ❤️🙏✝️🙏
Hildebrand Avun. Bith 2 bulanBaca lebih lanjut...St Aloysius Gonzaga doakanlah kami. Bantulah kami maju dalam mengutamakan kerendahan hati setiap hari. 🙏
Kita 6 bulanBaca lebih lanjut...Pengamatan menarik. Lebih relevan lagi karena banyak dari materi kami membahas bidah-bidah & kemurtadan Vatikan II, yang melibatkan orang-orang yang mengaku Katolik, padahal sebenarnya tidak, karena banyak dari mereka telah...
Biara Keluarga Terkudus 7 bulanBaca lebih lanjut...Berarti anda tidak paham ttg arti katholik, jadi anda belajar yg tekun lagi spy cerdas dlm komen
Orang kudus 8 bulanBaca lebih lanjut...Anda bahkan tidak percaya bahwa Yesus mendirikan Gereja Katolik, dan anda menyebut diri Katolik. Sungguh sebuah aib. Yesus jelas-jelas mendirikan Gereja di atas Santo Petrus (Mat. 16:18-19), yakni Gereja Katolik,...
Biara Keluarga Terkudus 8 bulanBaca lebih lanjut...Membaca artikel-artikel di Website ini, aku ingat satu ayat di Kitab Amsal. "Didikan yang keras adalah bagi orang yang meninggalkan jalan yang benar, dan siapa benci kepada teguran akan mati."...
St. Paul 8 bulanBaca lebih lanjut...Saya katolik, tetapi hanya perkataan Yesus yang saya hormati, yaitu tentang cinta kasih. Yesus tidak mendirikan gereja katolik. Anda paham arti cinta kasih? Cinta kasih tidak memandang. Tuhan meminta kita...
Kapten.80 8 bulanBaca lebih lanjut...Terimakasih atas artikelnya, saya semakin mengerti perjalanan kerajaan raja salomo
Novriadi 10 bulanBaca lebih lanjut...Justru karena kami punya kasih Kristiani sejati kepada sesama kamilah, materi-materi kami ini kami terbitkan. St. Paulus mengajarkan, bahwa kita harus menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan (Ef. 5:11). Gereja Katolik, satu-satunya lembaga...
Biara Keluarga Terkudus 11 bulanBaca lebih lanjut...Halo – devosi kepada Santa Perawan Maria itu krusial untuk keselamatan dan pengudusan jiwa. Namun, dan juga yang terpenting, orang harus 1) punya iman Katolik sejati (yakni, iman Katolik tradisional),...
Biara Keluarga Terkudus 11 bulanBaca lebih lanjut...