^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Pelindung Para Pelajar & Kaum Muda, Santo Aloysius Gonzaga
Santo Aloysius Gonzaga (Ludovikus)
dari Serikat Yesus
Abad XVI – 1568-1590
Pesta: 21 Juni
Pelindung para Pelajar dan Anak-Anak Kolese – Didoakan untuk memilih jalan hidup, dan dalam Menghadapi Wabah Penyakit Pes, dan Sakit Mata
Ayah Aloysius bernama Ferdinandus Gonzaga, Markuis Castiglione, pangeran Kekaisaran Suci, dan ibunya bernama Tana Santena, dari keluarga bangsawan Pedemontium. Ketika lahir, orang tuanya mengabdi pada istana Spanyol. Ibunya berusaha sekuat tenaga membesarkannya dalam takut akan Allah dan menanamkan pada putranya itu kesalehan Kristiani. Sejak dia bisa berbicara, Aloysius diajarkan untuk mengucapkan nama suci Yesus dan Maria, membuat tanda salib dan mendaraskan sejumlah doa devosi. Ketika mampu berjalan, ia mulai menarik diri dan berdoa kepada Allah di pojok-pojok terpencil dengan penuh khidmat.
Di usia tujuh tahun, ia setiap harinya mendaraskan ketujuh Mazmur Penitensi, serta doa-doa jam kanonis kepada Santa Perawan Maria dan doa-doa lainnya sambil berlutut. Pada usia delapan tahun, ayahnya membawa dia ke istana Toskana, bersama kakak laki-lakinya yang muda, supaya mereka boleh mengenyam pendidikan yang unggul; namun kendati diolok-olok rekan-rekannya, Aloysius sama sekali tak mengurangi praktik-praktik religiusnya. Di usia sepuluh tahun, ia mulai lebih sering hidup menyendiri dan lebih sering mengaku dosa; imam pengakuan dosa yang dipilihnya adalah bapak rektor Serikat Yesus, dan ketika membuat pengakuan dosa umum, air matanya tumpah bercucuran, seakan-akan ia seorang penjahat kelas kakap. Tak terbejatkan oleh suasana istana yang gampang berjangkit, ia bernaung di bawah perlindungan Santa Perawan Maria dan bersumpah akan menjaga keperawanannya tanpa terganggu gugat.
St. Aloysius Gonzaga, ketika kanak-kanak
Lalu ia mendatangi istana Monferrat, tempat ayahnya telah dinobatkan menjadi gubernur. Di sanalah Aloysius bertekad menyerahkan harta milik yang diperolehnya berkat hak kesulungan, kepada adiknya. Setelah melakukan begitu banyak praktik mati raga pada dirinya sendiri setiap hari, ia jatuh sakit berat. Ayahnya membawa dia kembali ke kastilnya di Castiglione supaya Aloysius bisa hidup dalam udara yang lebih sehat.
Pada hari-hari minggu dan hari-hari raya, meski dirinya lemah, setelah menghadiri kursus katekismus, Aloysius menghimpun beberapa anak dan menjelaskan mereka ajaran yang telah didengarnya. Perhatiannya terhadap Pendidikan religius bagi kaum muda, kemungkinan telah merupakan salah satu pertimbangan dia dipilih menjadi pelindung para Pelajar. Papebrock (Acta sanctorum, vol. I) mencantumkan sebuah doa yang memuat perlindungannya ini:
Santo Aloysius lalu dipanggil pergi ke Casal dekat tempat ayahnya. Setelah sering-sering bertemu dengan para rohaniwan Kapusin dan Barnabit, ia bertekad menyertakan kaul keperawanannya dengan kaul ketaatan dan kemiskinan. Menanti dirinya cukup usia untuk melaksanakannya, ia berpantang sambil bermati raga sampai mencucurkan darah. Agar bisa tidur di atas permukaan yang keras, disisipkannya sebuah papan dalam ranjangnya, dan alih-alih kilikium, disematkannya taji dalam kemejanya supaya dirinya selalu kena tusuk.
Ketika mencapai usia enam belas tahun, ia mencari pertolongan Santa Perawan Maria untuk dapat memahami kehendak Allah bagi dirinya. Sebuah suara gaib berkata dengan jelas kepadanya, bahwa ia harus masuk Serikat Yesus. Itulah tentunya yang menjadi asal-usul orang berdoa kepadanya pada perkara memilih jalan hidup.
Kendati ditentang ayahnya, yang walau demikian menyerah pada akhirnya, Santo Aloysius belum sampai usia delapan belas tahun ketika ia masuk Novisiat Serikat Yesus, di kota Santo Andreas, pada tahun 1585, di hari pesta Santa Katarina dari Aleksandria, martir, yang karena itu dijadikannya sebagai santa pelindungnya di sepanjang sisa hidupnya. Di tempat itu, ia unggul daripada para Novis lainnya oleh karena kesederhanaannya, ketenangan hatinya, mati raganya, kerendahan hatinya, keramahannya, kelemahlembutannya serta ketaatannya. Penglihatannya begitu lemah, sehingga setelah tiga bulan masa novisiatnya, ia masih belum tahu bagaimana meja-meja di ruang makan ditata.
Pada suatu hari ia mengalami sangsi nurani (LA: scrūpulus) yang besar, karena mengira dirinya telah melirikkan mata ke samping untuk melihat yang sedang dilakukan seorang bruder, yang duduk di dekat meja di sisinya. Ia mengakui kepada guru para Novis, bahwa itu pertama kalinya hal itu terjadi kepadanya. Ia hampir selalu menjaga keheningan dan tak pernah terbuka telinganya kepada kabar-kabar dunia, maupun kepada hal-hal tak berfaedah. Gembira dirinya, ketika ia diutus meminta sedekah di jalanan kota Roma, dengan pakaian lusuh dan ransel di punggungnya.
Imajinasinya begitu terkendali, sehingga pada suatu hari, ia mengaku bahwa selama selang waktu sepuluh bulan, segala gangguan pikiran yang dialaminya tak berlangsung lebih dari sepetik Salam Maria. Semangat bermati raga dan kerendahan hati diamalkannya dengan begitu membara, sehingga tak pernah ia membiarkan alasan penyakit atau kerapuhan dirinya membuatnya dibebaskan dari kehidupan bersama, baik supaya ia mengambil makanan, atau agar ia pergi beristirahat di kamar, ataupun supaya ia mengambil jubahnya. Di tahun 1591, kota Roma dirundung wabah penyakit Pes. Karena terus-menerus mendesak para superiornya, ia diizinkan merawat para pengidap penyakit tersebut. Dirinya sendiri pun segera terkena penyakit itu juga, sehingga mengembuskan napas terakhirnya kepada Allah pada tanggal 20 Juni 1591, di usia dua puluh dua tahun.
Oleh sebab itulah doa dipanjatkan kepada Santo Aloysius dalam menghadapi penyakit Pes.
Dalam bab XII dari Miracles de saint Louis de Gonzague [Mukjizat-Mukjizat Santo Aloysius Gonzaga] yang dikisahkan oleh para Bollandistes, ada tertulis: Praesertim in curatione oculorum (terutama untuk kesembuhan mata). Mereka pada dasanya mengutip kesembuhan-kesembuhan ajaib yang banyak terjadi pada organ tubuh tersebut berkat urapan minyak yang dibakar dalam penghormatan kepada orang kudus ini.
Santo Aloysius Gonzaga dibeatifikasi oleh Gregorius XV dan dikanonisasi oleh Benediktus XIII, yang menyerahkannya sebagai pelindung Istimewa kaum muda.
Di Roma (seturut Tahun Liturgis), di gereja Santo Ignatius dan di bawah altar Santo Aloysius Gonzaga, tempat jasadnya berada, dan di situ juga, di ruangan tempat tinggalnya, tempat dipajang sepucuk surat yang ditulisnya sendiri serta salib pribadinya, berlangsung komuni umum bagi anak-anak Kolese Romawi pada hari pestanya.
Makam St. Aloysius Gonzaga di Gereja St. Ignatius di Roma
(Les Bollandistes. – Les Petits Bolandistes, seturut Romo Virgile Cépari, dari Serikat Yesus).
Sumber:
Louis du Broc de Segange, Les saints patrons des corporations spécialement invoqués dans les maladies et dans les circonstances critiques de la vie [Para Kudus Pelindung Lembaga-Lembaga yang Khusus Didoakan dalam Menghadapi Penyakit dan pada Keadaan-Keadaan Hidup Genting], Tomus I, Paris, Librairie Bloud et Barral, hal. 494-495.
Versi orisinal diterbitkan dengan sepersetujuan Petrus, Uskup Moulins, 19 November 1886 di Moulins; Petrus-Eugenius, Uskup Pamiers, 25 April 1887 di Pamiers; dan Reverendus Romo Gauthey, kepala biara, 5 April 1887, di biara Santa Maria Magdalena di Marseille.
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 2 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 2 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...