Perkara Keterlihatan, Pembaptisan dan Sedevakantisme

Menarik adanya sewaktu kami mendengar begitu banyak kaum bidah yang mengajukan penolakan-penolakan terhadap posisi sedevakantis yang benar atas dasar “keterlihatan”. Penolakan-penolakan mereka itu salah, dan sudah sering kali dibantah. Namun patut dicatat bahwa aspek yang terutama dan yang paling mendasar dari hal yang membuat Gereja bersifat kelihatan adalah bahwa Gereja merupakan suatu tubuh dan bahwa Gereja memiliki “anggota-anggota”. Sama seperti anggota-anggota tubuh manusia (misal. lengan seseorang) itu kelihatan, Gereja bersifat kelihatan karena orang-orang yang ada di dalamnya merupakan “anggota-anggota” dari tubuh mistis. Seperti yang diajarkan oleh Paus Leo XIII, Gereja bersifat kelihatan persisnya karena Gereja adalah sebuah tubuh.

Paus Leo XIII, Satis Cognitum (#3), 29 Juni 1896: “Semua itulah alasan Gereja, dalam Kitab Suci, begitu seringnya disebut satu tubuh, dan juga tubuh Kristus. ‘Kamu semua adalah tubuh Kristus.’ Gereja adalah sebuah tubuh, karena itulah Gereja bersifat kasatmata ....”

 

Tetapi anda tidak bisa menjadi anggota dari tubuh Gereja (dan dengan demikian, anda tidak bisa menjadi bagian dari Gereja yang kelihatan) jika anda belum menerima Sakramen Pembaptisan, seperti yang biasanya diakui bahkan oleh mereka yang menolak perlunya pembaptisan.

Paus Bonifasius VIII, Unam Sanctam, 18 Nov. 1302: “ … Tubuh Mistis yang satu dan tunggal … di dalam dia, hanya ada satu Tuhan, satu iman, satu pembaptisan (Efesus IV, 5). Dahulu, di kala air bah, hanya ada satu bahtera Nuh, pertanda Gereja. Bahtera itu telah sempurna dalam satu hasta, hanya ada seorang nakhoda dan pembimbingnya, yakni Nuh, dan kita membaca bahwa di luar bahtera ini, segala sesuatu yang ada di bumi mengalami kebinasaan ... tubuh ini, yakni Gereja, disebutnya satu-satunya, oleh sebab keesaan Mempelai, iman, sakramen-sakramen, serta kasih Gereja.”

 

Paus Eugenius IV, Konsili Florence, “Exultate Deo”, 22 Nov. 1439: “Pembaptisan suci, yang merupakan pintu gerbang kehidupan rohani, memegang tempat yang pertama dari antara segala sakramen; melaluinya, kita dijadikan sebagai anggota-anggota dari Kristus dan dari Tubuh Gereja. Dan karena maut memasuki alam semesta melalui manusia pertama, ‘jika kita tidak dilahirkan kembali dari air dan Roh, kita tidak dapat,’ sebagaimana yang dikatakan oleh sang Kebenaran, ‘masuk ke dalam Kerajaan Surga’ [Yohanes 3:5]. Materi dari sakramen ini adalah air yang sejati dan alami ….”

Namun hampir semua orang yang menolak posisi sedevakantis berdasarkan “keterlihatan” pada saat itu juga percaya bahwa orang-orang dapat berada dalam Gereja yang kelihatan tanpa menjadi seorang anggota Gereja melalui Sakramen Pembaptisan. Maka mereka menyangkal suatu aspek yang mendasar dari ajaran Gereja Katolik tentang keterlihatan sembari membuat argumen-argumen yang salah untuk mendukung Kontra-Gereja berdasarkan keterlihatan. Ini adalah suatu contoh lain bagaimana posisi dan argumen-argumen mereka berkontradiksi diri dan tidak berbobot. Bagian dari situs kami [link] serta playlist YouTube [link] ini membahas ajaran Gereja tentang perlunya pembaptisan untuk keselamatan.