Benediktus XVI Mempromosikan Kemurtadan bersama Agama Hindu (November 2007)

Baca lebih lanjut Bidah-Bidah Terkini Benediktus XVI

“Kardinal” Jean-Louis Tauran, Presiden dari Dewan “Kepausan” untuk Dialog Antaragama, mengirimkan sebuah pesan pada kesempatan perayaan Hindu “Diwali”, suatu perayaan yang berlangsung tiga hari:

“Sahabat-sahabat terkasih yang beragama Hindu,

Menyambut Diwali, pesta keagamaan anda, saya yakin bahwa anda sekalian dalam keluarga, lingkungan, serta komunitas anda masing-masing akan mengambil waktu untuk berbagi sukacita satu sama lain. Mewakili Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama, saya senang untuk dapat memiliki kesempatan ini, untuk pertama kalinya sejak saya mengambil jabatan ini, untuk menyampaikan kepada anda salam saya. Dalam kepekaan terhadap rasa keagamaan anda serta dengan rasa hormat kepada tradisi agama anda yang kuno, dengan tulus saya berharap bahwa pencarian anda terhadap yang Ilahi, yang dilambangkan oleh perayaan Diwali, akan membantu anda untuk mengalahkan kegelapan dengan terang, dusta dengan kebenaran, dan kejahatan dengan kebaikan. Dunia di seputar diri kita merindukan kedamaian. Agama-agama menjanjikan kedamaian karena mereka berasal dari Allah yang, menurut kepercayaan Kristiani, adalah damai bagi diri kami. Tidakkah kita, sebagai para umat beriman dari berbagai tradisi keagamaan, dapat bekerja bersama untuk menerima karunia damai dari Allah dan untuk menyebarkannya di sekeliling diri kita sehingga dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk hidup bagi semua orang? Komunitas kita masing-masing harus memberikan perhatian yang mendesak kepada pendidikan para umat beriman, yang dapat sedemikian mudahnya disesatkan oleh propaganda yang memperdaya dan palsu ….

“Pembentukan para umat beriman pertama-tama untuk menemukan dimensi penuh dan kedalaman dari agama mereka sendiri, dan lalu menyemangati mereka untuk juga mengenal para umat beriman lain merupakan suatu tantangan yang penting dari komunitas-komunitas agamawi yang berkomitmen untuk membangun perdamaian dunia … Seperti segala hubungan manusia, hubungan-hubungan antara umat dari berbagai agama perlu dipupuk melalui pertemuan yang berkala, saling dengar dengan penuh kesabaran, tindak kolaborasi, dan yang terpenting, melalui sikap saling hormat. Dengan demikian, kita harus bekerja untuk membangun ikatan persahabatan sebagaimana yang harus dilakukan oleh semua para penganut agama ….

“Hanya melalui dialoglah, dengan menghindari segala bentuk praduga dan gagasan-gagasan yang berstereotipe tentang orang lain dan dengan memberikan kesaksian yang setia akan asas-asas serta ajaran agama kita, kita sungguh mampu mengatasi konflik-konflik. Dialog antara para pengikut berbagai agama adalah jalan yang diperlukan pada hari ini; memang benar, jalan inilah satu-satunya yang pantas bagi kita sebagai umat beriman. Bersama-sama, di dalam kolaborasi, kita dapat berbuat banyak untuk membangun masyarakat yang harmonis dan dunia yang damai … Sekali lagi, saya menyampaikan kepada anda masing-masing Selamat Hari Diwali.” (L’Osservatore Romano, 14 November 2007, hal. 7.)

Beberapa pekan lalu, surat kabar resmi Benediktus XVI mempromosikan agama Islam dengan mengirimkan suatu pesan pada akhir Ramadan (bulan puasa orang Muslim) kepada komunitas Muslim. Pada pekan ini, kita melihat bahwa Benediktus XVI mempromosikan agama sesat dan jahat, yakni Hinduisme.

Pertama-tama, ia berkata bahwa ia menghormati agama Hindu yang jahat – bidah.

Kedua, ia berkata bahwa Hinduisme adalah pencarian sejati terhadap Allah yang sejati – bidah.

Ketiga, ia berkata bahwa melalui perayaan pesta sesat agama Hindu ini, orang-orang Hindu akan mengalahkan kegelapan dengan terang, dusta dengan kebenaran dan kejahatan dengan kebaikan. Dalam kata lain, ia sedang berkata bahwa dengan memperdalam persatuan mereka dengan agama sesat ini, mereka akan mampu mengalahkan kegelapan, dusta, dan kejahatan. Hinduisme sendiri adalah kegelapan, dusta, dan kejahatan, dan dengan memperdalam praktik dari agama yang jahanam ini yang diciptakan oleh Iblis, mereka jatuh semakin dalam ke dalam kejahatan.

Keempat, ia menyatakan penghujatan bahwa berbagai agama berasal dari Allah. Setiap agama di luar agama Katolik bukanlah berasal dari Allah, melainkan dari Iblis.

Kelima, ia berkata bahwa agama-agama dapat menerima damai Allah dan menyebarkannya dengan berhasil “sehingga dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk hidup” – bidah.

Keenam, ia mendorong agama-agama sesat untuk menjaga para pengikut agama-agama sesat tersebut agar mereka terdidik di dalam sistem kepercayaan agama sesat mereka itu. Kata-kata mereka adalah bahwa berbagai agama “harus memberikan perhatian yang mendesak kepada pendidikan para umat beriman” – bidah.

Ketujuh, ia mempromosikan “pembentukan para umat beriman pertama-tama untuk menemukan dimensi penuh dan kedalaman dari agama mereka sendiri” – bidah. Di sini, ia mendorong orang-orang dari semua agama untuk menemukan “dimensi penuh” dan “kedalaman” dari agama-agama mereka yang jahanam!

Kedelapan, ia mempromosikan pandangan bahwa “berbagai agama perlu dipupuk … melalui sikap saling hormat” – bidah. Ia dengan demikian mempromosikan bahwa orang-orang Katolik harus “menghormati” agama-agama sesat.

Kesembilan, ia menyatakan bahwa para anggota agama-agama sesat adalah “umat beriman” – bidah.

Kesepuluh, ia mendorong para anggota agama-agama sesat untuk “memberikan kesaksian yang setia akan asas-asas serta ajaran agama” – bidah.

Bidah-bidah ini ditemukan di dalam L’Osservatore Romano, surat kabar resmi Benediktus XVI. Maka, semua ajaran sesat ini di dalam surat yang singkat ini sepenuhnya disetujui oleh sang pemurtad Benediktus XVI.

Bidah-Bidah Terkini Benediktus XVI

Dokumen Bidah-Bidah Benediktus XVI