^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Penolakan 14): Paus Honorius dikutuk akibat bidah oleh sebuah konsili umum setelah kematiannya, tetapi Gereja tidak menganggapnya berhenti menjadi Paus walaupun ia dituduh akibat bidah pada masa kepemimpinannya.
Jawaban: Seperti yang kita telah lihat, adalah suatu fakta dogmatis bahwa seorang bidah tidak bisa menjadi Paus, karena adalah suatu dogma yang telah didefinisikan bahwa seorang bidah bukanlah anggota dari Gereja Katolik.
Kasus Paus Honorius tidak membuktikan bahwa seorang bidah dapat menjadi Paus. Konsili Konstantinopel III yang mengutuk Paus Honorius sebagai bidah setelah kematiannya, tidak membuat pernyataan apa pun – tidak pun Gereja pernah membuat suatu pernyataan – bahwa ia tetap adalah Paus sampai pada akhir hayatnya.
Gereja tidak membahas perkara bilamana Honorius kehilangan Jabatan Kepausan setelah ia jatuh ke dalam bidah; Gereja hanya mengutukinya. (Honorius juga dikutuk oleh Konsili Konstantinopel IV dan Konsili Nicea II.) Karena Honorius adalah seorang Paus yang terpilih secara valid (yang merupakan alasan mengapa ia dicatat di dalam urut-urutan Paus sejati), jika ia benar menjadi seorang bidah sejati pada saat kepemimpinannya, ia benar-benar kehilangan Jabatan Kepausan; karena, seperti yang bahkan diakui oleh para non-sedevakantis yang membuat argumen tersebut, “para bidah bukanlah Katolik, dan para non-Katolik tidak bisa menjadi Paus.”
Paus Honorius telah meninggal selama lebih dari 40 tahun sewaktu ia dikutuk oleh Konsili Konstantinopel III. Honorius tidak pernah mengeluarkan dekret dogmatis, dan hanya “memimpin” selama tiga setengah tahun setelah peristiwa bidah tersebut terjadi. Maka, pertanyaan bilamana ia tetap adalah Paus dan memimpin Gereja universal selama tiga setengah tahun terakhir dari Kepausannya yang berlangsung selama tiga belas tahun tidaklah begitu relevan untuk para umat pada saat itu.
Maka, sangatlah masuk akal bahwa Gereja tidak mengeluarkan pernyataan apa pun bahwa Honorius kehilangan jabatannya karena pertanyaan tersebut tidak didiskusikan pada masa tersebut, dan hal tersebut dapat melibatkan sebuah debat teologis yang besar di samping berbagai masalah lainnya yang tidak perlu dibahas.
Juga, orang-orang masih kebingungan (termasuk di kalangan penerus Honorius) bilamana Paus Honorius telah menjadi bidah atau hanya semata-mata bersalah karena ia gagal untuk mengenyahkan bidah atau apakah orang-orang sepenuhnya salah paham tentang dirinya, seperti yang dikemukakan oleh The Catholic Encyclopedia [Ensiklopedia Katolik] tahun 1907. Beberapa pelajar yang telah mempelajari pertanyaan tersebut dengan sangat rinci tetap tidak yakin bahwa Honorius benar-benar dikutuk sebagai seorang bidah sejati oleh Konsili Konstantinopel III. Argumen mereka bertumpu di atas fakta bahwa Paus St. Agato yang masih hidup pada waktu konsili tersebut berlangsung, meninggal sebelum konsili tersebut berakhir. Karena dekret-dekret konsili hanya memiliki otoritas yang diberikan kepadanya di dalam konfirmasi dari Sri Paus, mereka berargumentasi bahwa Paus St. Leo II, Paus yang sesungguhnya menegaskan konsili tersebut, hanya menegaskan pengutukan Honorius dalam arti bahwa ia gagal untuk mengenyahkan bidah tersebut, dan oleh karena itu mengizinkaniman dicemarkan. Kebingungan ini adalah alasan yang pasti mengapa kita melihat St. Fransiskus De Sales mengatakan hal berikut (di bawah) tentang Honorius.
Untuk membedakan lebih lanjut kasus Honorius dari para Anti-Paus Vatikan II, penting untuk mengemukakan bahwa jatuhnya Paus Honorius hampir sama sekali tidak diketahui pada saat masa kepemimpinannya dan pada tahun-tahun setelah masa kepemimpinannya. Kedua surat Honorius yang mendukung bidah monotelitisme (yang ditulis pada tahun 634) adalah surat-surat kepada Sergius, Patriark Konstantinopel. Surat-surat ini bukan hanya sama sekali tidak diketahui pada waktu itu, tetapi juga disalahpahami oleh seorang Paus yang memimpin segera setelah Honorius.
Contohnya, Paus Yohanes IV (640-643), Paus kedua yang memimpin setelah kematian Paus Honorius, membela Honorius dari segala tuduhan bidah. Paus Yohanes IV yakin bahwa Honorius tidak mengajarkan bidah monotelitisme (bahwa Kristus hanya memiliki satu kehendak), tetapi bahwa Honorius hanya semata-mata menekankan bahwa Tuhan kita tidak memiliki dua kehendak yang bertentangan.
Mengingat hal-hal ini, kita dapat melihat: 1) kasus Paus Honorius tidak membuktikan bahwa bidah dapat menjadi Paus, karena Gereja tidak pernah menyatakan bahwa ia tetap adalah Paus setelah kejatuhannya; dan 2) fakta dari kasus Paus Honorius sangatlah berbeda dari kasus para Anti-Paus Vatikan II, karena kedua surat Honorius mengandung bidah yang sama sekali tidak diketahui pada saat itu, dan bahkan disalahpahami oleh para Paus penerusnya. Untuk membandingkan kedua surat Paus Honorius dengan tindakan-tindakan dan pernyataan-pernyataan dari para bidah terang-terangan seperti Paulus VI, Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI bagaikan membandingkan sebutir pasir dengan pantai.
Akhirnya, jika anda menginginkan penegasan lebih lanjut bahwa para bidah secara ipso facto berhenti menjadi Paus, dan bahwa di dalam kasus Honorius, tidak terdapat bukti yang bertentangan, anda tidak perlu mengandalkan kata-kata kami.
Di dalam paragraf yang sama di mana St. Fransiskus De Sales (Doktor Gereja) menyebutkan Paus Honorius, ia menyatakan dengan jelas bahwa seorang Paus yang akan menjadi bidah akan berhenti menjadi Paus. St. Fransiskus De Sales tidak yakin jika Paus Honorius adalah seorang bidah atau apakah ia hanya gagal untuk mengenyahkan bidah; tetapi apa pun hal itu, St. Fransiskus tahu bahwa kasus Honorius tidak memengaruhi kenyataan bahwa bidah tidak bisa menjadi Paus.
St. Robertus Bellarminus dan St. Alfonsus juga akrab dengan kasus Paus Honorius. Kasusnya tidak menyebabkan mereka ragu untuk menyatakan:
Dengan mempertimbangkan fakta-fakta ini, kita dapat melihat bahwa argumen dari Honorius sama sekali tidak membuktikan apa-apa untuk sang non-sedevakantis, tetapi mengingatkan kita bahwa para Doktor Gereja yang, sembari mengingat kasus Honorius, menyatakan bahwa para bidah tidak bisa menjadi Paus.
Catatan kaki:
[1] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 1, hal. 578; Denzinger 714.
[2] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 1, hal. 125-126.
[3] Denzinger 253.
[4] St. Fransiskus De Sales, The Catholic Controversy {Kontroversi Katolik}, hal. 305-306.
[5] Oeuvres Complètes {Karya-karya Lengkap}, 9:232.
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 4 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 4 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 4 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 6 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 7 bulanBaca lebih lanjut...