^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Ordo-Ordo Religius di dalam Sekte Vatikan II: Benar-Benar Murtad
“Kami mendevosikan dua hari penuh untuk berbagi pengalaman rohani pribadi kami... menghadiri ibadat nyanyian komunitas Buddhis, bermeditasi bersama, dan menikmati masakan vegetarian Cina yang sangat lezat.”[1]
Para ‘Benediktin’ Novus Ordo di dalam Konferensi “Monks in the West {Biarawan-biarawan di Barat}” bersama para Buddhis[2]
Bukanlah hal yang mengejutkan bahwa ordo-ordo religius di dalam sekte Vatikan II hampirlah menghilang. Mengapakah seorang Katolik yang muda ingin bergabung jika pada dasarnya satu-satunya hal yang mereka perjuangkan adalah promosi dari agama-agama sesat dan ‘martabat manusia’?
Para ‘Fransiskan’ di Massachusetts menerima para ‘Katolik’ gay tanpa mencela gaya hidup homoseksual yang menjijikkan, yang oleh karenanya mendukung mereka dalam aktivitas mereka.[4]
Para biarawati Novus Ordo beribadat bersama para Buddhis di depan patung Buddha.[5]
Situs resmi para ‘Yesuit’ Irlandia menyatakan dengan menonjol bahwa: “Tidak terdapat ibadat iman tanpa... keterbukaan terhadap pengalaman-pengalaman agama lain.”[6] Ini adalah dari Kongregasi Umum Yesuit Irlandia – sebuah kemurtadan total.
Situs resmi untuk ‘Ordo St. Benediktus’ Novus Ordo memuat tautan kepada situs Anglikan dan Benediktin ‘Ortodoks’![7]
Praktik Yoga juga sangat merajalela di dalam ordo-ordo religius Novus Ordo. Karena praktik jahat Yoga ini sangatlah tidak terkendali bukan hanya di dalam ordo-ordo religius Novus Ordo tetapi juga di dalam institusi-institusi sekuler, seperti YMCA, kami menganggap penting untuk mendiskusikan apa yang salah dengan hal tersebut. Bukankah Yoga hanyalah latihan peregangan badan? Tidak. Kami akan mengutip seorang ‘Imam’ Novus Ordo, ‘Romo’ James Manjackal, yang sangat mengenal hal tersebut:
Pendek kata, Yoga adalah suatu disiplin rohani yang mencoba untuk menyatukan seseorang dengan keilahian di dalam dirinya dan menyatukannya dengan semua ciptaan lewat pernapasan, olahraga jasmani, konsentrasi, dst.
Praktik Yoga didasari ide bahwa manusia dan Allah itu satu, yang merupakan sebuah kemusyrikan
Ide bahwa keilahian dapat ditemukan di dalam diri sendiri, tentunya, adalah okultik. Ide bahwa keilahian terdapat di dalam seluruh ciptaan – ide yang mendasari dan menjadi tujuan dari praktik Yoga – yaitu Panteisme dan dikutuk oleh Vatikan I.
Sebagai catatan, Yohanes Paulus II sendiri mengajarkan ide panteistik yang telah dikutuk ini di dalam ensikliknya Dominum et Vivificantem (50.3), 18 Mei 1986. Ia berkata:
Perhatikan bahwa sewaktu ia menguraikan (seperti biasa) kepercayaannya yang sesat bahwa Kristus bersatu dengan setiap dan semua umat manusia, dalam kasus ini Yohanes Paulus II memutuskan untuk maju satu langkah lagi: bukan hanya Kristus mempersatukan diri-Nya sendiri dengan setiap manusia (katanya), tetapi dengan ‘segala dunia yang kelihatan dan material’. Menurut Anti-Paus Yohanes Paulus II, rumput, pohon, sungai, danau, samudra, dst. dipersatukan dengan Kristus lewat Penjelmaan-Nya. Ia mengembangkan ide tersebut di dalam kalimat berikutnya di dalam ensiklik ini.
Anti-Paus Yohanes Paulus II adalah seorang Panteis. Di dalam Panteisme, dunia dan Allah adalah satu hal.
Karena, seperti yang kita telah lihat di atas, praktik Yoga adalah berdasarkan atas ide yaitu persatuan antara keilahian di dalam diri sendiri dan yang terdapat di dalam segala ciptaan, praktik Yoga oleh karena itu adalah suatu ungkapan kepercayaan kepada bidah panteistik bahwa Allah dan ciptaan-Nya adalah satu. Mempraktikkan Yoga, oleh karena itu, adalah mempraktikkan agama sesat dan mengungkapkan kepercayaan akan suatu allah yang sesat. Imam Novus Ordo yang konservatif yang kami kutip di atas, yang tersinggung oleh praktik Yoga yang merajalela di dalam kalangan ‘Kristen’ dan ‘Katolik’, meringkas situasi tersebut dengan amat baik:
Monastery of the Holy Spirit menawarkan suatu program khusus “Fundamentals of Yoga and Christianity {Dasar-dasar Yoga dan Kekristenan}”.[16] Carmelite Spiritual Center di Darien, Illinois menawarkan suatu Retret Yoga ‘Living Your Light {Nikmati Cahayamu}’.[17] Ecclesia Center yang ‘Katolik’ di Girard, Pennsylvania – yang disetujui oleh Diosesnya[18] – memiliki seorang staf yang adalah seorang instruktur Yoga!
Perhatikan bahwa Ecclesia Center mengakui bahwa Yoga adalah suatu pendekatan kepada kehadiran Ilahi ‘di dalam semua orang’, yang oleh karena itu membuktikan bahwa hal tersebut berakar di dalam, dan bertujuan kepada Panteisme dan okult. Situsnya juga berkata bahwa Ecclesia Center ‘memberikan pembaruan rohani kepada semua orang dari segala iman’.[20] Ini benar-benar suatu kemurtadan, yang sepenuhnya disetujui oleh dioses.
Contoh-contoh lain dapat diberikan, tetapi praktik jahat Yoga begitu merajalela di dalam biara-biara ‘Katolik’ sehingga Budget Travel Online mengiklankannya!
Para ‘Trappis’ dan ‘Yesuit’ Novus Ordo ditempatkan secara resmi di dalam Biara Novus Ordo sebagai guru-guru Buddhisme Zen!
‘Imam’ Trappis, Romo Kevin Hunt, berlutut sewaktu ia ditempatkan sebagai Guru Zen oleh Romo Robert Kennedy yang ’Yesuit’.[22] Perhatikan patung Buddha di belakang.
Dialog antaragama biara (buletin) – disponsori oleh biara-biara pria dan wanita Benediktin dan Sistersian:
Di sini kita melihat upacara-upacara di dalam biara Novus Ordo untuk menjadikan para pria sebagai guru praktisi okult Buddhisme Zen. Tetapi sekali lagi semua ini berlangsung karena mereka hanya mengikuti Vatikan II dan pemimpin Gereja Baru di Roma.
Mohon mencatat bahwa ‘Romo’ Peter-Hans Kolvenbach adalah ‘Kepala Serikat Yesuit’, yang menuliskan suatu surat yang memuji acara ini. Ia adalah pemimpin dari semua Ordo ‘Yesuit’ dari sekte Vatikan II.
Mohon mencatat bahwa buletin tersebut (yang dikutip di atas), yang disponsori oleh biara-biara ‘Benediktin dan Sistersian Amerika Utara’, merujuk kepada Dalai Lama yang satanik (yang mengaku diri seorang allah) sebagai ‘Yang Mulia’. Mohon mencatat bahwa program dialog antaragama Yohanes Paulus II digunakan sebagai pembenaran atas acara ini.
Akhirnya, mohon mencatat bahwa ‘Konferensi Waligereja’ Amerika Serikat mensponsori Dialog tahunan ketujuh Vaishnava-Kristiani di mana dinyanyikan doa-doa Hindu! Lihatlah para anggota, para rohaniwan, dan pemimpin-pemimpin Gereja anda, jika anda percaya bahwa sekte Vatikan II adalah Gereja Katolik.
Biarawati-biarawati di Gunung Karmel berdoa agar para Yahudi tetap menjadi Yahudi
Sebuah artikel diterbitkan di internet tentang biarawati-biarawati Novus Ordo yang tertutup yang menghabiskan waktu mereka dalam keheningan dan menginginkan para orang Yahudi untuk tetap menjadi Yahudi:
Kami berdoa agar orang-orang dapat sampai sepenuhnya kepada wahyu akan Allah... Jika mereka adalah orang Yahudi yang baik dan kami adalah orang-orang Kristiani yang baik hal ini sudah merupakan kemuliaan bagi Allah tanpa memaksakan orang-orang untuk berubah,’ kata sang biarawati dari Italia tersebut, berbicara dalam bahasa Inggris. ‘Kami berdoa untuk semua orang agar menjadi bahagia dan menjadi pantas untuk menghadap Allah. Setiap orang dapat pergi ke Surga-Yahudi, Katolik, Muslim, Zulu—jika mereka... berkehendak baik. Jika mereka merasa baik di mata Allah, jika mereka mengikuti hati nurani mereka, mereka akan masuk Surga.”[24]
Orang-orang perlu menyadari betapa buruknya hal ini. Hal ini menunjukkan kembali bahwa sekte Vatikan II adalah sekte Antikristus. Kepercayaan bahwa seseorang dapat dengan bebas menolak Yesus Kristus – doktrin dari sang Antikristus – telah meracuni ordo-ordo religius yang seharusnya dipersembahkan kepada Yesus Kristus.
Hal ini juga mengingatkan kita bahwa orang-orang dapat menghabiskan banyak waktu di dalam tindakan-tindakan yang dianggap religius untuk Allah dan hal tersebut sia-sia untuk diri mereka jika mereka tidak memiliki Iman yang sejati. Para biarawati ini menghabiskan kebanyakan waktu mereka dalam keheningan dan biara mereka tidak memiliki mesin penghangat; tetapi mereka sama sekali murtad, menolak Allah dan terdapat di dalam jalan menuju Neraka. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa tanpa iman sejati tidaklah mungkin untuk menyenangkan Allah, tidak peduli betapa banyak tindakan-tindakan religius dan devosi yang seseorang pikir ia lakukan. Perhatikan bahwa sang biarawati di sini juga mengungkapkan secara persis bidah yang dikutuk oleh Paus Gregorius XVI, bahwa Surga terbuka untuk anggota-anggota agama apa pun yang ‘baik’ secara alami.
Kemurtadan dari para Biarawati ‘Benediktin’ Novus Ordo; apa perlu dijelaskan lagi?
Kami telah mengutip fakta bahwa para ‘Benediktin’ Novus Ordo membuat tautan di situs mereka kepada situs Anglikan dan ‘Ortodoks’ Timur. Mary Lou Kownacki, ‘OSB’, adalah direktur eksekutif dari Alliance for International Monasticism, yang menghubungkan 200 komunitas-komunitas ‘Benediktin’ dan ‘Sistersian’ Novus Ordo di dalam negara-negara berkembang dengan komunitas-komunitas di Amerika Serikat. Ia juga adalah direktur pengembangan dan komunikasi untuk suster-suster ‘Benediktin’ Novus Ordo di Erie, PA. Sejalan dengan agama Vatikan II, ia memberi contoh yang nyata akan kemurtadan antaragama. Di dalam puisinya yang dikutip di bawah, ia memanggil sang ‘Kristus Kosmik’, yang katanya berbicara lewat Teilhard de Chardin, seorang imam ‘Katolik’ yang murtad. Ia juga berkata bahwa ia {‘Kristus Kosmik’} berbicara lewat sang penyembah berhala, Mahatma Gandhi, sang bidah Martin Luther King, Jr. dan para Yahudi Anne Frank dan Rabbi Heschel.
Apa lagi yang kami perlu katakan? Sang pemurtad ini mengurus suatu aliansi yang menghubungkan komunitas-komunitas ‘Benediktin’ dan ‘Sistersian’ Novus Ordo. Dan orang-orang bertanya kepada kami mengapa kami tidak bersekutu dengan para ‘Benediktin’ Novus Ordo. Mereka yang menerima orang-orang semacam itu sebagai Katolik tidak bersekutu dengan Gereja Katolik.
Saint John’s Abbey: contoh umum dari kemurtadan yang memalukan di dalam ordo-ordo religius Vatikan II
Saint John’s Abbey, terletak di Collegeville, Minnesota, adalah salah satu dari biara-biara terkemuka dan bersejarah dari sekte Vatikan II di Amerika. Para ‘Benediktin’ di St. John’s Abbey, seperti sekte Vatikan II di mana mereka tergabung, sayangnya tidak sedikit pun Katolik. Seperti yang kami telah laporkan pada awal bagian ini, pada tahun 2004, St. John’s Abbey mengadakan “Monks in the West {Biarawan-biarawan di Barat}” – pertemuan dengan para ‘biarawan’ Buddhis.
Majalah mereka menyatakan: “Kami mendevosikan dua hari penuh untuk berbagi pengalaman rohani pribadi kami... menghadiri ibadat nyanyian komunitas Buddhis, bermeditasi bersama, dan menikmati masakan vegetarian Cina yang sangat lezat.”[27]
Ini benar-benar murtad.
Para ‘Benediktin’ Novus Ordo menghadiri ibadat doa Buddhis di Konferensi “Monks in the West”.[28] Perhatikan bahwa ‘salib’ mereka bukanlah sebuah salib, melainkan tanda tambah.
Majalah yang sama mengatakan: “...Kekristenan juga dapat belajar dari kebijaksanaan tradisi Buddhis, terutama di dalam hal-hal pikiran dan fantasi. Misalnya, di dalam satu sesi, seorang biarahan dari Shasta Buddhist Abbey... menggambarkan metode Buddhis untuk menerima perasaan-perasaan seksual tanpa menindakinya ataupun menahannya, tetapi hanya membiarkannya lewat... Kami menjelajahi kemungkinan untuk menerbitkan sebuah buku tentang apa yang kami pelajari dari arti dan praktik keselibatan di dalam kedua tradisi kami.”[29]
Jadi, anggota-anggota dari St. John’s Abbey bukan hanya bermeditasi dengan para pagan dan penyembah berhala dan juga menghadiri ibadat-ibadat mereka yang musyrik, tetapi juga mempersilakan mereka untuk mempromosikan filosofi mereka yang jahat yaitu untuk tidak menolak pikiran-pikiran kotor. Gereja Katolik, berdasarkan ajaran Yesus Kristus (Matius 5:28) telah selalu mengajarkan bahwa pikiran-pikiran serta gairah-gairah kotor harus ditolak. Apa yang kami telah bahas di sini adalah suatu contoh yang dalam tentang kemurtadan di dalam sekte Vatikan II, tetapi hal tersebut sangatlah umum.
Seorang anggota dari komunitas religius kami, sebelum menjadi seorang Katolik tradisional, melewatkan waktu di sebuah Biara Novus Ordo di South Carolina. Pada saat ia tinggal di biara tersebut, ia menghadiri sebuah ceramah oleh seorang ‘imam’ Novus Ordo yang kelihatannya adalah seorang teolog. Sang ‘imam’ mengatakan kepada para biarawan bahwa semua agama memimpin orang ke Surga, dan tidak terdapat keperluan untuk menjadi Katolik agar dapat diselamatkan. Para biarawan Novus Ordo yang hadir tidak terlihat menunjukkan reaksi apa pun, tersinggung ataupun terkejut atas ajaran-ajaran yang jelas-jelas sesat dari sang ‘imam’. Sang pria muda tersebut, tetapi, sangatlah bingung dan terkejut sehingga ia begadang pada malam hari untuk menuliskan ayat-ayat Kitab Suci untuk perlunya menerima Yesus Kristus untuk keselamatan untuk membantah kemurtadan sang ‘imam’. Pada hari berikutnya ia menyajikan informasi tersebut kepada para biarawan Novus Ordo untuk membantah apa yang telah dikatakan; mereka kelihatannya sama sekali tidak peduli.
Sebuah artikel oleh seorang Biarawati ‘Benediktin’, Sr. Mary Margaret Funk, menegaskan lebih lanjut kemurtadan total dari ordo-ordo religius sekte Vatikan II
Banyak orang berargumentasi bahwa ajaran-ajaran Vatikan II tidak menentang dogma Katolik sama sekali. Mereka menegaskan dengan keras bahwa agama Vatikan II sangatlah harmonis dengan agama Katolik yang tidak berubah. Beberapa orang menyebut orang-orang ini (yang membela semua hal dalam Vatikan II dan kemurtadan setelah konsili tersebut) neo-Katolik; kami menyebut mereka neo-apostat, karena mereka mencoba untuk menjelaskan lewat dalih-dalih dari penciuman Al-Quran sampai diperbolehkannya para pemuja berhala untuk mengambil alih dan berdoa kepada para allah-allah sesat di Assisi. Tetapi salah satu dari cara-cara yang paling menarik dan jelas untuk membuktikan bahwa sekte Vatikan II bukanlah Gereja Katolik adalah hanya dengan melihat apa yang dipercayai para anggotanya di kalangan setempat. Kami telah melakukan banyak sekali hal ini, tetapi cerita-cerita dari para individu yang telah berkecil hati untuk bergabung menjadi Katolik oleh para anggota Gereja Novus Ordo, termasuk uskup-uskup, pejabat-pejabat Vatikan dan guru-guru RCIA, tampaknya hampir tidak terbatas. Maka jika anda pernah ingin digerakkan oleh kegeraman suci melawan kemurtadan Vatikan II, atau jika anda menginginkan bukti atas betapa hinanya kekejian sekte Vatikan II, atau jika anda ingin diyakinkan bahwa adalah persoalan Surga atau Neraka untuk menolak sekte yang palsu dan non-Katolik ini yang berpura-pura menjadi Gereja Katolik, anda cukup menelpon gereja-gereja Novus Ordo dan bertanya kepada mereka: “Apakah anda menerima dogma bahwa Di Luar Gereja Katolik Tidak Terdapat Keselamatan? Apakah Islam adalah agama sesat? Apakah Yahudi agama sesat?”
Jawaban-jawaban yang anda akan dapatkan akan mengejutkan anda, jika anda tahu dan memiliki Iman Katolik yang sejati. Jawaban-jawaban yang anda akan dapatkan akan menegaskan untuk anda, jika anda berhati tulus, bahwa agama para individu ini (agama Vatikan II) bukanlah agama Katolik. Hal ini akan menegaskan untuk anda, jika anda berhati tulus, bahwa keseluruhan sekte Vatikan II adalah murtad, karena para individu ini hanya mempraktikkan apa yang diajarkan dan diberikan sebagai contoh oleh Vatikan II mengenai agama-agama non-Kristiani.
Dalam nada yang sama, salah satu dari kami membaca St. Anthony Messenger dan menjumpai sebuah artikel berjudul Islam: What Every Catholic Should Know {Islam: Apa yang Semua Orang Katolik Harus Ketahui} oleh Mary Margaret Funk, ‘OSB’ (St. Anthony Messenger adalah salah satu penerbitan yang paling menonjol di sekte Vatikan II.) Berikut adalah sebuah artikel dari sang Biarawati “Benediktin” tentang Islam. Apa katanya?
Sewaktu ia merujuk kepada Muhammad sebagai ‘Nabi yang Kudus’, Mary Margaret tidak berpikir bahwa perlu untuk disebutkan kepada para pembaca ‘Katolik’-nya bahwa Muhammad adalah seorang nabi palsu dan pencipta suatu agama sesat. Ia berlanjut:
Kesan yang didapatkan oleh seorang pembaca yang berakal sehat dari artikel ini adalah bahwa Mary Margaret percaya bahwa wahyu-wahyu palsu Muhammad adalah asli atau mungkinlah asli (yang adalah suatu kemurtadan).
Di sini kita melihat bahwa Mary Margaret mendasari pujiannya yang besar untuk agama sesat Islam atas dasar ajaran sesat Vatikan II bahwa Yahudi, Kristiani, dan Muslim diduga menyembah Allah yang sama. Kita melihat hal ini ditunjukkan di dalam kutipan berikut:
Ini semata-mata adalah indiferentisme rohani. Tetapi semua ini tepatnya berdasarkan ajaran Vatikan II tentang para Muslim:
Mary Margaret lalu melanjutkan:
Para Muslim tidak mengakui Yesus Kristus sebagai Allah. Mereka tidak menyembah Allah yang sama dengan umat Katolik.
Jelas, Mary Margaret Funk menganggap bahwa agama sesat Islam – yang dianggap sebagai sebuah kekejian oleh Gereja Katolik – sebagai suatu cara yang seutuhnya sah untuk memuji dan ‘menyenangkan’ Allah. Mary Margaret Funk adalah anggota dari Our Lady of Grace Monastery di Beech Grove, Indiana. Ia bukanlah anggota dari Gereja Katolik. Ia menolak Kristus dan murtad, dan percaya akan keselamatan di luar Gereja dan bahwa agama-agama sesat tidaklah sesat. Ia adalah mantan kepala biara dari komunitas religiusnya yang besar, dan ia adalah direktur eksekutif dari Dialog Antaragama Biara. Ia hanya mengikuti ajaran Vatikan II dan ekumenisme setelah konsili; ia adalah contoh yang umum dari hierarki dan rohaniwati sekte Vatikan II.
Berapa banyak cerita semacam ini yang dapat diulang-ulangi? Mereka dapat diulangi tanpa habisnya, di dalam setiap dioses di bawah Benediktus XVI dan di dalam setiap komunitas religius yang bersekutu dengannya. Apakah Mary Margaret Funk dan jutaan orang lain telah salah mengerti ajaran Vatikan II? Tidak, ia telah mengerti dengan sempurna bahwa Vatikan II mengajarkan bahwa para Muslim menyembah Allah sungguh-sungguh di dalam doa, derma, dan puasa. Apakah Mary Margaret Funk dan jutaan lainnya telah salah mengerti arti dari kehadiran Yohanes Paulus II di mesjid, acara Assisi, kuil Buddhis, gereja Lutheran, dan sinagoga? Tidak, mereka telah mengerti hal tersebut dengan sangat baik dan bahwa tindakan-tindakan tersebut adalah suatu validasi atas agama-agama sesat tersebut. Itu disebabkan mereka telah mengikuti ajaran resmi Vatikan II yang menghasilkan kemurtadan mereka.
Kemurtadan Bunda Teresa dan Ordo Religiusnya, Misionaris Charitas
Bunda Teresa dari Kalkuta adalah pendiri Misionaris Charitas, salah satu ordo religius terbesar dan paling terkenal di dalam sekte Vatikan II. Bunda Teresa dianggap sebagai salah satu cahaya yang bersinar dari agama pasca-Vatikan II. Kenyataan yang menyedihkannya adalah bahwa ia bahkan bukan seorang Katolik. Indiferentisme rohaninya dan kemurtadannya dari Iman Katolik digambarkan di dalam wawancaranya di tahun 1989 dengan Time Magazine.
Wawancara Bunda Teresa pada tahun 1989 dengan Time Magazine – Ia mencintai semua agama!
Seperti yang dikutip di sini, Bunda Teresa mencintai semua agama. Bunda Teresa mencintai agama-agama Setan! Ia mencintai agama yang musyrik, agama-agama yang menolak Kristus, dst. Ini adalah kemurtadan. Dan ia akan sebentar lagi menjadi ‘santa’ di dalam sekte Vatikan II {buku ini ditulis sebelum ‘kanonisasi’ Bunda Teresa di tahun 2016}, yang kembali membuktikan bahwa sekte Vatikan II bukanlah Gereja Katolik.
Kasih dari Bunda Teresa adalah palsu, karena tidak didirikan di atas Iman yang sejati. Hal tersebut tidak ada faedahnya baginya.
Ibrani 11:6: “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah...”
Bunda Teresa menghormati Gandhi yang Hindu
Berikut adalah gambar Bunda Teresa yang memuja Buddha pada tahun 1975.
Di dalam gambar ini di kiri, kita melihat Bunda Teresa memuja Buddha di dalam sebuah upacara syukur untuk ulang tahun ke-25 Misionaris Charitas. Ia berlutut di dalam doa di pojok kiri gambar ini. Gambar di kanan adalah sebuah close-up dari upacara yang sama, yang berlangsung pada tanggal 7 Oktober 1975. Sewaktu kita mempertimbangkan tindakan ini, bersama dengan banyak pernyataan-pernyataan Bunda Teresa yang murtad di bawah, tidak diragukan bahwa ia adalah salah satu orang murtad terburuk dan nabi palsu terbesar di dalam sejarah Katolik.
Setelah Yohanes Paulus II melangsungkan pertemuan doa antaragamanya yang musyrik di Assisi pada tahun 1986 di mana, bersama berbagai kekejian lain, Dalai Lama menempatkan sebuah patung Buddha di atas Tabernakel, Bunda Teresa menyebut hari tersebut sebagai ‘hadiah paling indah dari Allah’.[38]
Sebuah buku yang baru saja dikeluarkan, Everything Starts From Prayer, Mother Teresa’s Meditations on Spiritual Life for People of all Faiths {Semua Berasal dari Doa, Meditasi-meditasi Bunda Teresa tentang Kehidupan Rohani untuk Orang-orang dari Semua Iman} juga menunjukkan penolakan Bunda Teresa yang utuh atas Iman Katolik dan perlunya Kristus untuk keselamatan. Pembukaan berikut mengutip pernyataan-pernyataannya yang paling terkenal, yang menunjukkan roh satanik dari karya Bunda Teresa:
Ini adalah suatu kemurtadan dari Yesus Kristus dan Iman Katolik. Bunda Teresa juga berkata:
Pendek kata, Bunda Teresa percaya bahwa Allah (Allah Tritunggal Mahakudus) dan setan (allah-allah palsu para penyembah berhala) adalah satu dan sama. Fakta bahwa ia dianggap ‘suci’ oleh sekte Vatikan II adalah salah satu dari kesesatan rohani di dalam sejarah Kristiani. Bunda Teresa mengungkapkan sikap umum ketidakpedulian atas agama yang seseorang akui, dan menunjukkan persetujuannya atas agama-agama sesat dari Iblis (agama-agama non-Kristiani) secara konsisten.
Di dalam Mother Teresa, A Pictorial Biography {Bunda Teresa, Biografi Bergambar} oleh Joanna Hurley, kita membaca hal berikut di halaman 68 tentang Ordo Bunda Teresa, The Missionaries of Charity {Misionaris Charitas}:
Hal ini berarti bahwa para biarawati dari ordo Bunda Teresa bukan hanya menyetujui, tetapi berpartisipasi dalam ritual pagan dari agama-agama non-Kristiani. Hal ini dikarenakan mereka mengikuti indiferentisme rohani dari pendirinya, Bunda Teresa. Pada halaman 68 dari buku ini, terdapat sebuah gambar dari para biarawati dari ordo Bunda Teresa yang menyalakan kembang api untuk festival Hindu Diwali dengan senyum lebar di muka mereka. Ini adalah dosa melawan Iman yang terburuk; tidak, ini adalah agama Antikristus – di mana manusia, dan kesukaannya untuk agama-agama sesat, menghapuskan dan menggantikan Yesus Kristus.
Biarawati ordo Bunda Teresa menghormati agama-agama sesat
Seorang teman kami dari Kanada baru-baru ini menelpon kepala biara dari salah satu biara Bunda Teresa. Teman kami berkata, “Bagaimana bisa Bunda Teresa tidak pernah mencoba mengonversikan seseorang?” ‘Kepala Biara’ dari Kanada menjawab: “Rasa hormat tertinggi untuk pribadi manusia adalah untuk menghormati agamanya.” ‘Kepala Biara’ tersebut berkata kepada teman kami bahwa para non-Katolik ini akan masuk Surga walaupun jika mereka menolak Kristus, selama mereka adalah ‘orang-orang yang baik’, karena itulah yang penting menurutnya. Dalam kata lain, manusia dan agama pilihannya lebih besar dari Yesus Kristus. Ini adalah Injil Antikristus, dan Bunda Teresa adalah nabi palsu utamanya dan contoh di luar para Anti-Paus Vatikan II. Ia menyelubungi kemurtadannya di dalam karya-karyanya yang murni jasmani saja, yang membuatnya tampak memiliki kasih yang sejati, walaupun sebenarnya ia tidak memilikinya sama sekali.
Bunda Teresa memberi makan dan pakaian banyak orang, tetapi ia meninggalkan jiwa-jiwa mereka kelaparan untuk apa yang mereka paling butuhkan, Tuhan kita Yesus Kristus. Ia mencabut dari jiwa-jiwa ini satu-satunya hal yang benar-benar diperlukan, dan oleh karenanya bukanlah teman sejati mereka, tetapi musuh mereka.
Kami telah menghabiskan waktu yang panjang untuk masalah ini karena kemungkinan besar sekte Vatikan II akan sebentar lagi ‘menganonisasikan’ Bunda Teresa yang murtad, yang menunjukkan beberapa indiferentisme rohani yang terburuk di antara para anggota sekte Vatikan II. Karena kanonisasi adalah infalibel, hal ini akan menunjukkan lebih lanjut bahwa para Anti-Paus Vatikan II bukanlah Paus sejati.
Kami dapat melanjutkan halaman demi halaman contoh-contoh dari kemurtadan ordo-ordo religius, tetapi poin ini harusnya jelas. Ordo-ordo religius Vatikan II murtad karena mereka mengikuti ajaran Vatikan II.
Catatan kaki untuk Bagian 32:
[1] The Abbey Banner – Magazine of St. John’s Abbey, Collegeville, MN, Musim Dingin, 2006, hal. 24.
[2] The Abbey Banner – Magazine of St. John’s Abbey, Musim Dingin, 2006, hal. 24.
[3] http://www.townhall.com/opinion/columns/patbuchanan/2002/12/11/165161.html; juga Kenneth Jones, Index of Leading Catholic Indicators: The Church Since Vatican II {Indeks Indikator-indikator Utama Katolik: Gereja Sejak Vatikan II}.
[4] http://www.faithfulvoice.com/convertino.htm
[5] http://www.urbandharma.org/images/NunsoftheWest/31_JPG.html
[6] http://www.jesuit.ie/main/
[7] http://www.osb.org/
[8] http://www.jmanjackal.net/eng/engyoga.htm
[9] Denzinger, The Sources of Catholic Dogma {Sumber-Sumber Dogma Katolik}, B. Herder Book. Co., Edisi Ketiga puluh, 1957, no. 1782.
[10] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, oleh Claudia Carlen, Raleigh: The Pierian Press, 1990, Vol. 3 (1903-1939), hal. 526.
[11] The Encyclicals of John Paul II {Ensiklik-Ensiklik Yohanes Paulus II}, Huntington, IN: Our Sunday Visitor Publishing Division, 1996, hal. 316.
[12] The Encyclicals of John Paul II {Ensiklik-Ensiklik Yohanes Paulus II}, hal. 316.
[13] Donald Attwater, A Catholic Dictionary {Kamus Katolik}, Tan Books, 1997, hal. 366.
[14] The Catholic Encyclopedia, Vol. 11, New York: Robert Appleton Co., 1911, hal. 447.
[15] http://www.jmanjackal.net/eng/engyoga.htm
[16] http://www.trappist.net/newweb/enews_03_18_05.html
[17] http://www.carmelitespiritualcenter.org/living-light.asp?a=retreats
[18] Konfirmasi dari komunikasi telepon pribadi dengan Ecclesia Center.
[19] http://www.ecclesiacenter.org/staff.htm
[20] http://www.ecclesiacenter.org/index.htm
[21] http://www.budgettravelonline.com/bt-dyn/content/article/2005/06/04/AR2005060400391.html
[22] National Catholic Reporter, 16 Juli 2004.
[23] http://www.monasticdialog.com/bulletins/73/boardnews.htm
[24] http://www.beliefnet.com/story/16/story_1675_1.html
[25] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 1 (1740-1878), hal. 237-238.
[26] http://www.spiritualityandpractice.com/days/features.php?id=10953
[27] The Abbey Banner – Magazine of St. John’s Abbey, Musim Dingin, 2006, hal. 24.
[28] The Abbey Banner – Magazine of St. John’s Abbey, Musim Dingin, 2006, hal. 24.
[29] The Abbey Banner – Magazine of St. John’s Abbey, Musim Dingin, 2006, hal. 25.
[30] Mary Margaret Funk, Islam: What Catholics Should Know {Islam: Apa yang Semua Orang Katolik Harus Ketahui}, St. Anthony Messenger, Agustus 2005, hal. 36.
[31] Mary Margaret Funk, Islam: What Catholics Should Know {Islam: Apa yang Semua Orang Katolik Harus Ketahui}, St. Anthony Messenger, Agustus 2005, hal. 36.
[32] Mary Margaret Funk, Islam: What Catholics Should Know {Islam: Apa yang Semua Orang Katolik Harus Ketahui}, St. Anthony Messenger, Agustus 2005, hal. 38.
[33] Mary Margaret Funk, Islam: What Catholics Should Know {Islam: Apa yang Semua Orang Katolik Harus Ketahui}, St. Anthony Messenger, Agustus 2005, hal. 39.
[34] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Sheed & Ward dan Georgetown University Press, 1990, Vol. 2, hal. 969.
[35] Mary Margaret Funk, Islam: What Catholics Should Know {Islam: Apa yang Semua Orang Katolik Harus Ketahui}, St. Anthony Messenger, Agustus 2005, hal. 39.
[36] http://www.servelec.net/mothertheresa.htm
[37] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 316.
[38] Time Magazine, 10 November 1986.
[39] Anthony Stern, Everything Starts From Prayer, Mother Teresa’s Meditations on Spiritual Life for People of all Faiths {Semua Berasal dari Doa, Meditasi-meditasi Bunda Teresa tentang Kehidupan Rohani untuk Orang-orang dari Semua Iman}.
[40] Anthony Stern, Everything Starts From Prayer, Mother Teresa’s Meditations on Spiritual Life for People of all Faiths {Semua Berasal dari Doa, Meditasi-meditasi Bunda Teresa tentang Kehidupan Rohani untuk Orang-orang dari Semua Iman}.
[41] Anthony Stern, Everything Starts From Prayer, Mother Teresa’s Meditations on Spiritual Life for People of all Faiths {Semua Berasal dari Doa, Meditasi-meditasi Bunda Teresa tentang Kehidupan Rohani untuk Orang-orang dari Semua Iman}.
[42] Joanna Hurley, A Pictorial Biography {Bunda Teresa, Biografi Bergambar}, Courage Books, 1997, hal. 68.
[43] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 121.
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 2 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 2 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...