Yohanes Paulus II memberikan relikui-relikui dua Doktor Katolik teragung, St. Gregorius dari Nazianzus dan St. Yohanes Krisostomus, kepada para Skismatis Timur

Bidah Yohanes Paulus II, minggu dari tanggal 17/12/2005
Baca pula info lebih lanjut tentang Bidah Yohanes Paulus II dan Sekte Vatikan II tentang para Bidah dan Skismatis

Pada hari Sabtu, 27 November 2004, relikui-relikui dua Doktor Timur agung dari Gereja Katolik dipindahkan oleh Anti-Paus Yohanes Paulus II dari Roma ke Patriark Konstantinopel “Ortodoks” Skismatis.

Anti-Paus Yohanes Paulus II, Pesan untuk Pemindahan Relikui-Relikui, 27 November 2004: “…relikui-relikui Santo Gregorius Teolog dan Yohanes Krisostomus, dua Bapa dari Gereja Timur… kembali ke Konstantinopel. Dalam pemindahan relikui-relikui yang begitu suci itu, kami menemukan waktu yang terberkati untuk menyembuhkan ingatan kami yang terluka untuk memperkuat perjalanan kami menuju rekonsiliasi, untuk menegaskan bahwa iman dari para Doktor Suci ini adalah iman dari Gereja-gereja Timur dan Barat.” (L’Osservatore Romano, 1 Desember 2004, hal. 3. Versi berbahasa Inggris.)

Pernyataan Anti-Paus Yohanes Paulus II ini berarti bahwa St. Gregorius dari Nazianzus dan St. Yohanes Krisostomus memiliki Iman Konstantinopel yang skismatis. Ini adalah kekejian total ; kedua tiang penyangga Katolik dari Gereja awal ini berseru dari Surga menentang tindakan ini. Anti-Paus Yohanes Paulus II mengejek para Santo Katolik ini ; ia mengejek dogma Kepausan, yang ditolak oleh para “Ortodoks” Timur ; dan ia mengejek semua orang Katolik di dalam sejarah yang menderita penganiayaan dan penyiksaan untuk tidak menjadi Skismatis Timur. Semua yang menolak untuk mencela sang pemurtad ini sebagai seorang pemurtad, orang-orang ini juga mengejek para Santo yang agung ini pula.

Ingatlah bahwa bidah dan skisma bukan hanya terwujudkan oleh kata-kata, melainkan juga dengan perbuatan. Para kanonis dan teolog mengajarkan bahwa bidah eksternal bukan hanya termasuk kata-kata tetapi juga dengan “tanda-tanda, perbuatan, dan kelalaian dalam perbuatan.” (Merkelbach, Summa Theologiae Moralis 1:746.) Anti-Paus Yohanes Paulus II menunjukkan bahwa ia seorang skismatis oleh perbuatan serta kata-kata yang menyertainya.

Untuk membersihkan nama baik kedua Doktor Katolik agung ini (Gregorius Nazianzus dan Yohanes Krisostomus) dari tindakan skismatis Anti-Paus Yohanes Paulus II ini, yang keduanya menerima dogma Kepausan seperti semua orang Katolik, saya akan mengutip dua teks dari masing-masing yang menunjukkan bagaimana mereka berdua menerima bahwa St. Petrus adalah Paus pertama, Batu Karang di atas mana Gereja dibangun – yang merupakan kebenaran yang sama yang disangkal oleh para “Ortodoks” dan yang merupakan inti dari skisma mereka serta seluruh bidah mereka.

St. Gregorius dari Nazianzus (sekitar 329-289 M), Oration 26 [Doa 26]: “Anda melihat bahwa dari para murid Kristus, yang seluruhnya agung dan berhak atas pilihan tersebut, salah satu disebut Batu Karang, dan dipercayakan dengan fondasi Gereja…”

St. Gregorius dari Nazianzus (sekitar 329-289 M): “Tidak pun seorang manusia mengetahui, walaupun ia adalah orang tua dari seseorang yang fasik seperti Yudas, bilamana keturunannya akan disebut Paulus yang seperti Allah, atau bagaikan Petrus – Petrus yang menjadi batu karang yang tidak terpecahkan, dan yang memiliki kunci yang diberikan kepadanya.” (Carm. 2, di dalam Berington and Kirk, Faith of Catholics [Iman Orang Katolik], 2:21)

St. Yohanes Krisostomus, Kisah Para Rasul, Homili 33 (Komentar tentang Kisah Para Rasul 1): “Lihatlah bagaimana Paulus berbicara setelah Petrus, dan tidak seorang pun mencegahnya: Yakobus menunggu dan tidak memulai, sebab ialah [Petrus] yang telah dipercayakan pemerintahan (keutamaan).”

St. Yohanes Krisostomus, Kisah Para Rasul, Homili 3: “[Petrus] selalu yang pertama untuk memulai percakapan. Lihatlah, terdapat seratus dua puluh orang [Kisah Para Rasul 1:15]; dan ia meminta satu orang dari seluruh kumpulan orang itu. Dengan  pantas: ia memiliki otoritas pertama dalam hal ini, sebagaimana semua orang telah dipercayakan kepadanya. Sebab kepadanya Kristus berkata, dan ‘setelah engkau insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu’ [Lukas 22:31-32].”

Catatan kaki:

Gambar Yohanes Paulus II: Plinio Lepri | AP ; diperoleh dari nbcnews.com