Vatikan: paroki-paroki Misa Latin di dioses Virginia (AS) harus alih-alih rayakan Novus Ordo Latin sekali sebulan

“Ada udang di balik perpanjangan izin dua tahun dari Vatikan untuk merayakan Misa Tradisional berbahasa Latin di Dioses Arlington, Virginia; gereja-gereja paroki Misa Latin Tradisional diwajibkan merayakan Misa Novus Ordo dalam bahasa latin sekali seminggu, alih-alih Misa Latin Tradisional …

Dikasteri untuk Ibadat Ilahi dan Tata Tertib Sakramen ‘menyarankan agar sekali sebulan, sebagai ganti salah satu Misa yang biasanya dirayakan dengan usus antiquior, Misa dirayakan dalam bahasa Latin menggunakan Missale Romanum tahun 2008 (yakni, Novus Ordo Missae),’ seturut pengumuman dioses tersebut. ‘Uskup Burbidge telah menerima usulan ini, yang akan berlaku hanya bagi tiga gereja paroki yang terdaftar di atas’ …

Di 2022, Uskup Michael Burbidge mengeluarkan salah satu penindakan termasif atas Misa Latin Tradisional di AS menyusul Traditionis Custodes, menghapuskan Misa Latin Tradisional sejumlah 13 buah di diosesnya. Bahkan, Dioses Arlington telah menunjukkan pada pengumumannya yang terkini, bahwa ‘Dikasteri memuji dioses itu atas implementasi Traditionis Custodes-nya yang berlangsung sangat baik’.

Pada waktu itu, restriksi-restriksinya dicela oleh para hadirin Misa Latin di daerah itu, sebagai suatu tragedi dan penghinaan terhadap komunitas Misa Latin Tradisional.

‘Pengumuman pagi hari ini ibarat sembilu yang menikam jantung saya’, papar Doug Koupash kepada LifeSiteNews usai putusan 2022 itu. ‘Saya (beribadat di) Misa Latin sampai saya masuk universitas. Pada waktu itulah Novus Ordo mekar penuh. Dan saya ingat waktu saya pertama pergi ke gereja setempat di universitas saya di Iowa, mereka menggunakan bahasa Inggris, memainkan gitar dan banjo … Saya sangat amat jijik. Saya sungguh jijik. Saya tinggalkan gereja itu, dan tidak kembali lagi.’

‘Lalu, saya pergi ke gereja sambung putus. Saya menikah dan kembali lagi ke Gereja. Saya coba Misa Novus Ordo, dan di sana hampa belaka. Lama kemudian, hati saya serasa hampa belaka. Saya tak tahan lagi. Saya tak bisa kembali ke situ. Jadi, saya harus membuat beberapa keputusan’, ujar Koupash, yang kemudian sulit berbicara di tengah-tengah air mata yang berlinang.

Meski dirayakan dalam bahasa Latin, Novus Ordo Missae itu berbeda radikal dari Misa Latin Tradisional dalam doa-doa serta gestur-gesturnya, sedemikian rupa sehingga … orang lain telah berargumen bahwa ‘ritusnya berbeda’. Sudah ada banyak doa yang dihapus oleh Novus Ordo; doa-doa yang masih ada diencerkan, misalnya, dengan mempersingkat ungkapan-ungkapan dukacita atas dosa dan permohonan-permohonan belas kasih; dan juga telah sangat mengaburkan hakikat Misa sebagai kurban Kristus sendiri. Para imam dan teolog karena itu berargumen bahwa Misa-Misa ini secara kualitatif berbeda sehubungan ibadat yang dipersembahkannya kepada Allah, pembentukan iman para hadirinnya, dan kemungkinan juga rahmat-rahmat yang dihasilkannya.”