St. Petrus Kanisius tentang Manfaat Tanda Salib

PERTANYAAN XII.

Apakah manfaat dan buah yang dapat kita petik dari Tanda Salib?

“Praktik kuno ini dilakukan dalam Gereja di kalangan semua umat beriman saleh secara konstan dan sudah ada sejak permulaan agama Kristiani. Oleh sebab itulah praktik ini sangat dianjurkan demi rasa hormat dan kesalehan diri kita. Dan pertama-tama, Tanda Salib berguna membangkitkan rasa syukur dalam diri kita atas misteri yang sudah diselesaikan demi kita di Salib, dan atas segala rahmat yang tercurah bagi kita dari misteri tersebut.

Kedua, praktik ini mengobarkan semangat dalam diri kita untuk menempatkan segenap kemuliaan kita dan segala harapan keselamatan kita pada salib sang Juru Selamat.

Dan juga, Tanda Salib merupakan kesaksian senantiasa dari pihak kita, bahwa sama sekali tidak ada persamaan antara diri kita dengan orang Yahudi maupun orang pagan, mereka yang masing-masing adalah para musuh Salib Yesus Kristus, dan bahwa kendati penghinaan serta kebencian mereka, tiada tuan yang kita inginkan selain Yesus, dan Yesus yang disalib.

Tanda ini juga berguna menyemangati kita supaya mengamalkan kesabaran, dengan memperlihatkan kita sudut pandang kemuliaan kekal yang harus kita damba-dambakan, dan bagi kita merupakan peringatan bisu supaya diri kita merangkul, tanpa rasa enggan, salib serta jalan-jalan salib yang suci itu, dengan bimbingan Yesus Kristus, kepala kita yang Ilahi.

Pada saat itu juga, Tanda Salib menyediakan kita senjata yang ampuh melawan Setan. Kerajaan Setan telah diluluhlantakkan oleh kuasa Salib, dan kita secara umum dikuatkan oleh Tanda Salib dalam melawan semua musuh keselamatan kita.

Pada akhirnya, kita istilahnya menggenggam piala salib yang mulia demi memulai upaya-upaya kita dengan lebih bermaslahat dan demi menempuh upaya-upaya tersebut dengan keberhasilan yang lebih besar, dalam keyakinan bahwa kita akan menang dengan tanda ini, dan oleh karena semua alasan itulah kita begitu seringnya mengulangi: Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus.”

Catatan kaki:

St. Petrus Kanisius, Le grand catéchisme [Katekismus Besar], diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis oleh M. L’abbé A.-C. Peltier, Kanonik Honorer Reims, T. I, Ed. III, Paris, Louis Vivès, Libraire-Éditeur, 1865, hal. 45-46.