St. Petrus Kanisius: Pembaptisan Air dibutuhkan secara mutlak untuk keselamatan

Tentang Pembaptisan Air

“Sakramen ini, ujar kami, dibutuhkan bukan hanya oleh orang dewasa, tetapi juga oleh anak-anak kecil, dan pada waktu yang bersamaan adalah bagi mereka suatu cara yang mujarab untuk mendapatkan keselamatan kekal. Kita semua terlahir sebagai anak-anak yang patut dimurkai: maka, anak-anak kecil perlu, seperti orang-orang lain, dimurnikan dari dosa, yang tidak dapat terjadi tanpa sakramen ini, tidak pun oleh karena itu mereka dapat dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah. [in filios Dei regenerari]

Sebab itulah hukum umum yang telah ditetapkan oleh sang pembuat hukum ilahi: Jika seseorang tidak dilahirkan kembali dari air dan Roh Kudus, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Dan juga: Bapamu yang ada di Surga tidak ingin seorang pun dari anak-anak kecil ini binasa. Tetapi, anak-anak akan binasa jika mereka tidak dibaptis, sebagaimana pada zaman dahulu, anak-anak orang Ibrani yang tidak disunat akan dihukum mati”.[1]

“Sakramen ini dibutuhkan secara mutlak karena tanpa Pembaptisan, tiada keselamatan, tidak pun bagi anak-anak yang terlahir dari orang tua Kristiani. Yesus Kristus menyatakannya secara resmi, Ia tidak membuat pengecualian bagi seorang pun…”[2]

“Pembaptisan air… adalah sebuah sakramen…”[3]

“Seseorang tidak dapat mengulanginya. Sebab hanya ada satu Tuhan, satu iman, dan satu pembaptisan, Efesus bab 4, ayat 5, dan Gereja menyatakan di dalam syahadat Konstantinopel, bahwa ia hanya mengakui satu Pembaptisan”.[4]

Catatan kaki:

[1] St. Petrus Kanisius, Le grand catéchisme [Katekismus Besar], diterjemahkan oleh Romo A.-C. Peltier. T. II, Paris, 1856, hal. 184-185.

[2] St. Petrus Kanisius, Le petit catéchisme [Katekismus Kecil], hal. 155, Fribourg di Swiss, chez Fr. Louis Piller, Imprimeur, hal. 155.

[3] Ibid, hal. 155.

[4] Ibid, hal. 157.