^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
St. Ambrosius (340-397) dan “Pembaptisan Keinginan”
Dari antara ratusan bapa Gereja, satu-satunya bapa lain yang para pendukung pembaptisan keinginan bahkan coba kutip adalah St. Ambrosius. Mereka mengira bahwa pada pidato pemakaman sahabatnya (Kaisar Valentinianus), ia mengajarkan bahwa kaisar (yang pada waktu itu hanya seorang katekumen) selamat karena keinginannya akan pembaptisan.
Kaisar Romawi Valentinianus
Namun, pidato pemakaman St. Ambrosius untuk Valentinianus itu sangat ambigu dan bisa ditafsirkan dengan berbagai cara. Maka dari itu, mereka sungguh serampangan ketika menyatakan bahwa pidato tersebut jelas mengajarkan gagasan “pembaptisan keinginan”.
Coba kita renungkan sebentar yang baru dia katakan. Semua umat beriman yang berkumpul pada ibadat peringatan itu sedang berduka dan meratap. Mengapa mereka sedang berduka? Mereka sedang berduka karena tidak ada bukti bahwa Valentinianus, yang dikenal sebagai katekumen, sudah dibaptis. Namun seandainya “pembaptisan keinginan” adalah sesuatu yang termuat dalam Khazanah Iman dan bagian dari Tradisi apostolik, mengapa mereka harus berduka? Bukankah Valentinianus tulus menginginkan pembaptisan? Namun para umat ini berduka karena mereka semua sudah diajarkan, dan karena itu percaya, bahwa “jika seseorang tidak dilahirkan kembai dari air dan Roh Kudus, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah” (Yohanes 3:5). Mereka semua telah diajarkan bahwa tidak seorang pun selamat tanpa Sakramen Pembaptisan. Guru mereka adalah uskup mereka, St. Ambrosius.[2]
Terlebih, pidato pemakaman St. Ambrosius untuk Valentinianus sangatlah ambigu, seperti yang jelas bagi siapa saja yang membaca bacaan di atas itu. Pada pidato di atas, St. Ambrosius jelas berkata bahwa “para martir tidak dimahkotai [maksudnya tidak selamat] jika mereka adalah katekumen.” “Inisiasi” adalah istilah untuk pembaptisan. Lantas, St. Ambrosius sedang mengulangi kebenaran apostolik bahwa para katekumen yang menumpahkan darah mereka demi Kristus tidak selamat kalau mereka tidak dibaptis. St. Ambrosius lalu melanjutkan dengan berkata bahwa kalau mereka dibasuh dalam darah mereka sendiri, kesalehan dan keinginannya (Valentinianus) membasuh dirinya pula, yang tampak berlawanan sama sekali dengan yang baru saja dikatakannya dan kelihatan mengajarkan pembaptisan keinginan dan darah, meski tidak jelas, karena dia tidak berkata bahwa Valentinianus selamat tanpa pembaptisan. Tetapi, kalau itu yang dimaksud St. Ambrosius, lantas pidato pemakamannya ini tidak masuk akal, karena dia baru saja jelas-jelas menyangkal dua kali bahwa para martir bisa dimahkotai jika mereka adalah katekumen. Dan inilah “teks” terkuno yang dikutip untuk mendukung gagasan pembaptisan keinginan! Teks ini pertama-tama berkontradiksi; kedua, ambigu; dan ketiga, kalau ditafsirkan dengan arti bahwa seorang katekumen selamat tanpa pembaptisan air, teks ini berlawanan dengan setiap pernyataan lain yang resmi dibuat oleh St. Ambrosius pada perkara ini.
Tetapi mungkin ada suatu penjelasan lain. St. Ambrosius menjelaskan bahwa para umat sedang beriman berduka karena Valentinianus tidak menerima sakramen-sakramen pembaptisan. Mengapa ia menggunakan istilah “sakramen-sakramen” dan bukan “sakramen”? Apakah ia menyayangkan fakta bahwa Valentinianus tidak dapat menerima Penguatan dan Ekaristi, yang sering diberikan bersama-sama Pembaptisan di dalam Gereja Perdana? Ini akan berhubungan dengan pernyataannya tentang para hadirin yang terganggu karena misteri-misteri tersebut tidak diselenggarakan “secara khidmat”, dalam kata lain, bersama segala upacara resmi yang mendahului perayaan khidmat Pembaptisan. Maksud persis St. Ambosius dalam pidato ini, tidak akan pernah kita ketahui, namun kita boleh berasumsi bahwa dalam eulogi penuh emosi ini, dia tidak bermaksud menentang yang baru saja dia tulis dengan begitu berhati-hati dan saksama dalam De Mysteriis dan lain sebagainya.[3]
Gereja perdana memiliki kebiasaan untuk menyelenggarakan Pembaptisan, Ekaristi, dan Penguatan (Krisma) pada waktu yang bersamaan
Menarik bahwa Petrus Abelardus, teolog terkenal dari abad ke-12, yang keortodoksannya bagaimanapun dipertanyakan dalam poin-poin lain, menunjukkan bahwa umpamanya St. Ambrosius mengajarkan pembaptisan keinginan kapan pun, ia “menentang tradisi tentang hal ini,”[4] walaupun St. Ambrosius sendiri mengajarkan berulang kali perlunya Sakramen Pembaptisan, seperti yang akan kita lihat di bawah.
Dan berikut yang ditulis oleh St. Ambrosius dengan cermat dan saksama, yang meniadakan konsep pembaptisan keinginan sendiri dan menegaskan Tradisi universal semua bapa bahwa tidak seorang pun (termasuk katekumen) diselamatkan tanpa pembaptisan air.
Di sini kita melihat St. Ambrosius jelas-jelas menyangkal konsep pembaptisan keinginan. Tidak bisa lebih jelas lagi!
Bertentangan dengan St. Sirilus dari Yerusalem dan St. Fulgensius, yang pada suatu kali menyebutkan kepercayaan mereka bahwa ada pengecualian terhadap Yohanes 3:5 hanya pada kasus para martir, St. Ambrosius sama sekali tidak mengakui adanya pengecualian, karena itu memustahilkan pembaptisan keinginan dan pembaptisan darah.
Dan dengan itu kita telah sampai pada akhir dari ajaran para bapa tentang “pembaptisan keinginan”! Betul, hanya satu atau paling banyak dua orang dari ratusan bapa, St. Agustinus dan St. Ambrosius, yang bahkan dapat dikutip. St. Agustinus mengakui bahwa ia bergumul dengan perkara ini, menentang dirinya sendiri pada perkara tersebut, dan yang terpenting, sering menegaskan Tradisi universal bahwa tidak seorang pun – termasuk katekumen – masuk Surga tanpa pembaptisan air. Dan St. Ambrosius secara jelas serta berulang kali menyangkal konsep pembaptisan keinginan, dengan menyangkal bahwa siapa saja – termasuk katekumen – bisa selamat tanpa kelahiran kembali dari air dan Roh di dalam Sakramen Pembaptisan.
Dan sewaktu fakta-fakta ini diketahui, bisa dilihat betapa tertipu dan teperdaya banyak orang yang mengaku diri Katolik dan Katolik Tradisional di masa kini yang mendengarkan para guru pembohong, banyak dari antara mereka mengaku diri “imam” tradisional, yang menggali tanah dan mengarungi samudra demi mencoba menyesatkan Tradisi dan membuat orang masuk Surga tanpa pembaptisan. Para guru pendusta ini meyakinkan banyak orang tentang kebohongan konyol bahwa “para bapa semufakat mendukung pembaptisan keinginan”. Klaim semacam itu omong kosong sama sekali dan merupakan dosa berat pembejatan Tradisi Katolik. Seperti yang diutarakan secara benar oleh seorang penulis:
Tradisi universal para rasul tentang keperluan mutlak pembaptisan air untuk regenerasi dan keselamatan, yang ditegaskan oleh Hermas sejak abad pertama, dan diulangi oleh para bapa lainnya, termasuk St. Yustinus Martir, St. Teofilus, Origenes, Tertulianus, St. Basilius, St. Sirilus, St. Agustinus, St. Ambrosius, dst. dst., dirangkum oleh pernyataan yang telah dikutip dari Ambrosius.
Berikut ajaran semufakat para bapa Gereja tentang hal ini.
Catatan kaki:
[1] Dikutip oleh Romo Jean-Marc Rulleau, Baptism of Desire {Pembaptisan Keinginan}, hal. 30-31, juga oleh Romo François Laisney, Is Feeneyism Catholic? {Apakah Feeneyisme Katolik?}, hal. 61.
[2] Bruder Robert Mary, Father Feeney and The Truth About Salvation {Romo Feeney dan Kenyataan tentang Keselamatan}, hal. 132.
[3] Bruder Robert Mary, Father Feeney and The Truth About Salvation {Romo Feeney dan Kenyataan tentang Keselamatan}, hal. 133.
[4] Romo Jean-Marc Rulleau, Baptism of Desire {Pembaptisan Keinginan}, hal. 37.
[5] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 2:1330.
[6] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 2:1323.
[7] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 2:1323.
[8] Michael Malone, The Only-Begotten {Putra Tunggal}, hal. 404.
[9] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 2:1330.
[10] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-bapa Gereja Perdana}, Vol. 3, hal. 14-15 catatan kaki 31.
Terimakasih atas artikelnya, saya semakin mengerti perjalanan kerajaan raja salomo
Novriadi 3 mingguBaca lebih lanjut...Justru karena kami punya kasih Kristiani sejati kepada sesama kamilah, materi-materi kami ini kami terbitkan. St. Paulus mengajarkan, bahwa kita harus menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan (Ef. 5:11). Gereja Katolik, satu-satunya lembaga...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo – devosi kepada Santa Perawan Maria itu krusial untuk keselamatan dan pengudusan jiwa. Namun, dan juga yang terpenting, orang harus 1) punya iman Katolik sejati (yakni, iman Katolik tradisional),...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Since your comment is written in English, we are responding in English and including a translation in Indonesian. However, we would recommend that you write us in Indonesian instead, if...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo – memang benar bahwa orang hendaknya mengasihi orang lain dan menjaga ciptaan Allah. Namun, yang terutama, kita pertama-tama harus mengasihi/mencintai Allah. Sangat amat penting pula, terutama pada zaman kita,...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo – Misteri Terang itu datangnya dari Yohanes Paulus II. Dia ini seorang Anti-Paus dan pemurtad masif. Rosario orisinal yang diberikan oleh Santa Perawan Maria adalah 15 dekade dengan Misteri-Misterinya...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...peristiwa terang kenapa tidak ada dalam pembahasan artikel ini?
devie 4 bulanBaca lebih lanjut...Allah Maha Besar melalui Putranya Yesus Kristus dan Bundanya Maria ..Melakukan muzizat menunjukan Betapah Besarnya dan Baiknya Allah..Kita manusia harus berbuat baik satu dengan yang lain dan alam sekitar serta...
fidelis Budi Suryanto 4 bulanBaca lebih lanjut...Are the FSSP and SSPX right on the sacraments?
Petrus Fiter Panco 4 bulanBaca lebih lanjut...Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 6 bulanBaca lebih lanjut...