Skapulir Cokelat

PENOLAKAN- Bunda Maria berkata bahwa siapa pun yang meninggal dengan mengenakan Skapulir Cokelat tidak akan masuk Neraka. Hal ini berarti anda salah: para non-Katolk dan orang-orang yang tidak dibaptis dapat diselamatkan jika mereka meninggal dengan mengenakan Skapulir tersebut.

JAWABAN- Semua orang perlu mengenakan Skapulir Cokelat; itu adalah tanda devosi kepada Bunda Maria dan sebuah sakramental yang kuat. Dan kami pun pada awalnya percaya bahwa siapa pun yang mengenakan Skapulir Cokelat tidak dapat masuk Neraka. Kami tadinya yakin bahwa Allah akan memastikan bahwa hanya para Katolik yang telah dibaptis yang berada di dalam keadaan rahmat akan meninggal dengan mengenakannya. Tetapi, denganmempelajari sejarah dari janji Skapulir Cokelat, seseorang akan menemukan bahwa Gereja Katolik tidak pernah menyatakan bahwa Bunda Maria menjanjikan bahwa siapa pun yang meninggal dengan mengenakan Skapulir Cokelat tidak akan menderita api yang abadi. Para pembaca dapat melihat artikel di dalam The Catholic Encyclopedia {Ensiklopedia Katolik} (Volume 13) tentang “Scapular ” {“Skapular”}  dan “Sabbatine Privilege” {“Hak Istimewa Sabatin”}. The Catholic Encyclopedia {Ensiklopedia Katolik} menunjukkan bahwa janji yang telah dinyatakan oleh Gereja sehubungan dengan Skapulir Cokelat adalah Hak Istimewa Sabatin, yang mengandung berbagai persyaratan, salah satunya yaitu orang Katolik yang telah dibaptis yang meninggal di dalam keadaan rahmat. Para penulis dari The Catholic Encyclopedia {Ensiklopedia Katolik} mencatat bahwa tiada seorang Paus pun yang telah menyatakan secara otoritatif bahwa siapa pun yang meninggal dengan Skapulir tersebut akan diselamatkan.

Di dalam The Glories of Mary {Kemuliaan Maria}, St. Alfonsus menceritakan kepada kita tentang Skapulir tersebut.

St. Alfonsus, The Glories of Mary, hal. 272: “… skapular suci dari Karmel… Juga ditegaskan oleh Aleksander V, Klemens VII, Pius V, Gregorius XIII, dan Paulus V, yang, pada tahun 1612, di dalam sebuah surat bula berkata “Hendaknya orang-orang Kristian percaya dengan saleh bahwa sang Perawan suci akan senantiasa membantu oleh perantaraannya, oleh jasa-jasanya dan perlindungan khususnya, setelah kematian, dan terutama pada hari Sabtu, yang merupakan hari yang dikonsekrasikan Gereja kepada sang Perawan suci, jiwa-jiwa dari para anggota konfraternitas Maria dari Gunung Karmel, yang meninggalkan hidup ini di dalam keadaan rahmat, mengenakan skapular, menuruti kesucian, sesuai dengan keadaan hidup mereka, membaca doa-doa sang Perawan, dan jika mereka tidak dapat membaca doa-doa tersebut, telah menaati puasa-puasa Gereja, pantang daging setiap hari Rabu, kecuali pada hari Natal.”

Santo Alfonsus di sini menyebutkan janji-janji dari Hak Istimewa Sabatin; ia sama sekali tidak menyebutkan tentang janji yang disebut-sebut bahwa “siapa pun yang meninggal dengan mengenakan skapulir ini tidak akan menderita api yang kekal.” Ia menunjukkan bahwa seseorang harus berada di dalam keadaan rahmat (yang syarat sebelumnya adalah harus memegang Iman Katolik dan telah menerima Pembaptisan); seseorang harus menjadi anggota dari konfraternitas, dst. Jadi, adalah sesuatu yang mungkin bagi seseorang untuk meninggal dengan Skapulir Cokelat dan tetap masuk Neraka, jika orang tersebut adalah non-Katolik atau seorang Katolik yang meninggal di dalam keadaan dosa berat. Inilah ajaran Gereja Katolik. Mereka yang berkata sebaliknya sama sekali salah.