^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Sengsara Yesus di Taman Zaitun - Renungan St. Alfonsus
I.
Selepas memadahkan kidung pujian, mereka pergi ke Bukit Zaitun … Lalu Yesus datang bersama mereka ke tempat di pedesaan yang disebut Getsemani. [1] Segera setelah mereka mengucap syukur, Yesus meninggalkan ruang makan bersama para murid-Nya, pergi ke taman Getsemani dan mulai berdoa. Namun sayangnya, pada saat Ia mulai berdoa, Ia disiksa oleh rasa takut yang besar, ditindas oleh kelelahan dan kesedihan yang luar biasa. Ia mulai merasa takut dan berat, ujar St. Markus. St. Matius mengimbuhkan, Ia mulai berduka dan menjadi sedih.[2] Maka Juru Selamat kita, yang dilanda kesedihan, berkata bahwa jiwa-Nya yang terberkati berduka bahkan sampai kematian.[3] Lalu di hadapan-Nya tampak pemandangan kelabu dari segala siksaan dan penghinaan yang telah dipersiapkan untuk diri-Nya. Dalam Sengsara-Nya, setiap hal ini membuat-Nya menderita; namun di taman itu, gocohan, semburan ludah, deraan, duri, paku, dan cemoohan yang akan diderita-Nya datang bersamaan untuk menyiksa-Nya. Di sana Ia memeluk semuanya itu, tetapi dalam memeluknya, Ia gemetar, Ia gelisah dan berdoa: Dan karena Ia berada dalam sengsara, Ia berdoa lebih lama.[4] Namun Yesusku, siapakah yang mendorong diri-Mu sehingga menerima siksaan-siksaan semacam itu? Cinta, jawab-Nya, yang Kumiliki terhadap manusia mewajibkan-Ku untuk menanggungnya. Ah, betapa besarnya ketakjuban Surga saat melihat Kemahakuasaan menjadi lemah, sukacita Firdaus ditindas oleh kesedihan! Allah yang menderita! Dan mengapa demikian? Untuk menyelamatkan manusia, para ciptaan-Nya. Di taman itu, Ia mempersembahkan kurban yang pertama: Yesuslah kurbannya, cinta adalah imamnya, dan kasih sayang-Nya yang membara terhadap manusia adalah api yang terberkati yang menghanguskan kurban itu.
II.
Ya Bapaku, jikalau mungkin, hendaknya cawan ini berlalu dari pada-Ku.[5] Lalu Yesus berdoa. Bapa-Ku, ujar-Nya, jikalau mungkin, selamatkanlah Daku supaya tidak meminum dari cawan yang pahit ini. Tetapi Ia berdoa demikian bukan supaya dibebaskan dari siksaan-siksaan yang akan ditanggung-Nya, melainkan untuk membuat kita paham akan rasa sakit yang diderita-Nya dan dirangkul-Nya demi cinta akan diri kita. Ia berdoa demikian, juga untuk mengajarkan kita bahwa dalam cobaan, kita dapat meminta Allah untuk membebaskan kita dari cobaan itu, namun kita pada saat itu juga harus sepenuhnya menyelaraskan diri kepada kehendak ilahi-Nya, dan berkata bersama-Nya, Namun demikian, bukan seperti yang Kuhendaki, melainkan seperti yang Kauhendaki.[6] Dan di sepanjang waktu diri-Nya berdoa, Ia mengulangi permohonan yang sama. Jadilah kehendak-Mu … Dan Ia berdoa untuk ketiga kalinya, sambil mengucapkan kata-kata yang sama.[7]
Ya, Tuhanku, demi Engkau, kurangkul semua salib yang hendak Kauberikan kepadaku. Engkau, orang tak bersalah, telah menderita demi aku, dan apakah aku, seorang pendosa, yang telah sebegitu seringnya patut mendapatkan Neraka, menolak untuk menderita demi berkenan kepada-Mu, dan demi mendapatkan dari Engkau pengampunan atas dosa-dosaku serta rahmat-Mu? Bukan seperti yang kuhendaki, melainkan seperti yang Kauhendaki: bukanlah kehendakku, namun kehendak-Mu jadilah senantiasa.
III.
Ia jatuh tersungkur ke tanah.[8] Dalam doa-Nya di taman itu, Yesus jatuh tersungkur ke tanah, karena Ia melihat diri-Nya sendiri mengenakan jubah segala dosa kita yang hina, Ia seolah-olah merasa malu untuk menengadah ke Surga.
Ya Penebusku yang terkasih, takkan berani kumohon maaf atas begitu banyaknya penghinaan yang telah kulakukan kepada-Mu, seandainya penderitaan-Mu tak memberikanku rasa percaya diri. Bapa yang Kekal, pandanglah wajah Kristus-Mu:[9] janganlah Kaupandang dosa-dosaku, lihatlah Dia ini, Putra-Mu yang terkasih, gemetar, menderita dan berkeringat darah demi memperoleh ampun-Mu bagiku. Dan keringat-Nya menjadi seperti tetes darah, yang bercucuran ke tanah.[10] Tataplah daku, kasihanilah aku ini.
Namun Yesusku, di taman ini, tak ada algojo yang mendera-Mu, tidak pun ada duri atau paku yang menyiksa-Mu; lantas hal apakah yang memeras begitu banyak darah dari pada-Mu? Ah! Aku memahami Engkau: dukacita-Mu sedemikian beratnya bukan karena Engkau sudah tahu terlebih dahulu akan penderitaan-penderitaan yang akan segera datang, sebab Engkau rela menawarkan diri-Mu sendiri kepada kesakitan ini: Ia dipersembahkan karena itulah kehendak-Nya sendiri.[11] Engkau berduka karena Engkau melihat dosa-dosaku, yang menjadi alat perasan yang kejam yang memaksa keluar begitu banyak darah dari urat-Mu yang suci. Maka bukanlah para algojo, bukanlah paku, bukanlah duri, yang kejam dan barbar di mata-Mu: tidak, dosa-dosakulah, yang membuat-Mu begitu berduka di taman itu, yang telah merupakan kebarbaran dan kekejaman bagi-Mu, ya Penebusku yang manis. Maka dalam duka yang besar, aku pun telah memperbesar dukacita-Mu, dan telah sebegitu parahnya membuat-Mu menderita dengan beban dosaku. Seandainya lebih sedikit dosa-dosaku, lebih sedikitlah penderitaan yang seharusnya Kaurasakan. Oleh karena itu, lihatlah apa yang telah kubuat sebagai balasan cinta-Mu sewaktu Engkau sekarat untuk diriku. Aku telah menambahkan penderitaan-Mu yang besar! Ya Tuhanku yang terkasih, aku bertobat dan tidak lagi ingin menyakiti-Mu, kusesali dosa-dosaku, namun dukacitaku tidaklah besar ... Ah! Dengan sengsara yang getir yang telah Kauderita di taman itu, berikanlah aku bagian dari rasa jijik yang telah Kaurasakan pada waktu itu terhadap dosa-dosaku. Dan jika ketidakberterimakasihanku itu menjadi sebab-Mu menderita, perkenankanlah supaya aku sekarang dapat berkenan kepada-Mu dengan cintaku. Ya, Yesusku, kucinta Kau dengan segenap hatiku. Kucinta Kau lebih daripada diriku sendiri, dan demi cinta-Mu, aku menolak segala kenikmatan dan kebaikan dunia ini. Engkau sendirilah, sekarang dan selama-lamanya, satu-satunya kebaikan dan kasihku.
Catatan kaki:
Disadur dari sumber berbahasa Inggris.
The Complete Works of Saint Alphonsus de Liguori – The Passion and the Death of Jesus Christ [Karya Lengkap Santo Alfonsus de Liguori – Sengsara dan Wafat Yesus Kristus], disunting oleh Rev. Eugene Grimm, Vol. V, New York, Cincinnati, dan St. Louis, Benziger Brothers, 1887, hal. 174-177.
[1] Hymno dicto, exierunt in montem Oliveti … tunc venit Iesus cum illis in villam quae dicitur Gethsemani – Matius xxvi. 30, 36.
[2] Coepit pavere et taedere, - contristari et moestus esse – Markus xiv. 33. – Matius xxvi. 37.
[3] Tristis est anima mea usque ad mortem. – Markus xiv. 34.
[4] Factus in agonia, prlixius orabat. – Lukas xxii. 43.
[5] Pater mi! si possible est, transeat a me calix iste. – Matius xxvi. 39.
[6] Verumtamen, non sicut ego volo, sed sicut tu. – Ibid.
[7] Fiat voluntas tua … ; et oravit tertio, eundem sermonem dicens. – Ibid 44.
[8] Procidit super terram. – Markus xiv. 35.
[9] Respice in faciem Christi tui – Mazmur lxxxii. 10.
[10] Et factus etst sudor ejus sicut guttae sanguinis decurrentis in terram. Lukas xxii. 44.
[11] Oblatus est, quia ipse voluit. – Yesaya liii. 7.
Gereja Katolik mengajarkan bahwa iman Katolik diperlukan untuk keselataman, dan bahwa kalau ada orang yang mengalami ketidaktahuan, dan dia sungguh-sungguh menjalani hidup baik seturut hukum kodrat, maka Allah akan mencerahkan...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Tuhan Yesus jelas mewajibkan orang untuk mendengar Gereja (Mat. 18:17). Dan Ia telah mendirikan institusi Kepausan di atas St. Petrus (Mat 16:18-19), dan menyerahkan segenap kawanan domba-Nya kepada St. Petrus...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Konsili Vatikan II adalah konsili sesat yang memuat begitu banyak bidah dalam dokumen-dokumennya. Konsili tersebut dibuka oleh Anti-Paus Yohanes Paulus XXIII dan dokumen-dokumennya diratifikasi oleh Anti-Paus Paulus VI. Konsili itu...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Setuju, Tuhan Yesus Turun kebumi bukan membawa agama tapi mengajarkan kasih. Agama adalah buatan manusia.
Joe 3 bulanBaca lebih lanjut...Menurut anda KVII itu sesat atau tidak, dan apakah KVII tidak diperlukan oleh gereja katolik ?
Antony 3 bulanBaca lebih lanjut...Bagaimana dg orang2 yg bahkan selama hidupnya selalu menderita, mendapat tekanan dari sekitar, dan benar2 tidak pernah mendapatkan pertolongan atau mengenal Yesus? Apakah adil bagi mereka jika mereka langsung binasa?...
Anastasia 4 bulanBaca lebih lanjut...St. Louis de Montfort hidup & menulis buku ini sebelum Penampakan Fatima terjadi, karena itu tidak ada pembahasan tentang Doa Fatima. Namun Doa Fatima memang diikutsertakan dalam pendarasan Rosario. Panduan...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...Kok gk ada Doa Terpujilah sama Doa Fatima ? 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Iyus 5 bulanBaca lebih lanjut...Sdr. Petrus Berlian sangat brilian 💪😎☝️
Doulou Kurion 5 bulanBaca lebih lanjut...Saya sanngatsuka cerita ini
Monika Monika 5 bulanBaca lebih lanjut...