^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Santa Yadviga dari Silesia, Janda
Santa Yadviga dari Silesia, Adipati Wanita Polandia, Janda
Pesta: 17 Oktober
“Ayah Yadviga adalah Pangeran Bertoldus, Adipati Karintia, Markuis Moravia dan Comes Tirol, dan ibunya bernama Agnes, putri Markuis Rolechs. Masa kanak-kanak dilaluinya tanpa cela, dalam rasa takut akan Allah, dengan menjauhi kenikmatan-kenikmatan. Di usia dua belas tahun, ia menikah dengan Pangeran Henrikus, Adipati Silesia dan Polandia. Tidak lama setelahnya, Allah memberkati ikatan suci itu dengan lahirnya tiga orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan. Tiga anak laki-lakinya itu bernama: Henrikus, Boleslaus dan Konradus; tiga anak perempuannya bernama: Agnes, Sofia dan Gertrudis. Yadviga memberi inspirasi yang begitu besar kepada paduka Adipati, suaminya itu, tentang cinta akan tarak kesucian, sehingga suaminya menjaga tarak itu dengan teguh di sepanjang sisa hidupnya. Demi menjaga tarak itu, mereka mengambil kaul khidmat di hadapan bapak uskup.
Rumahnya adalah tempat belajar kesalehan, berkat peraturan indah yang ditetapkannya di sana. Hanya orang-orang yang hidup suci tak bercelalah yang diizinkannya sebagai pelayannya. Begitu besar kasihnya kepada kesucian, sehingga Yadviga membawa semua orang dengan segenap kemampuannya, supaya merangkul kesucian itu; dan berkat perbuatan serta keinginannya untuk menarik para mempelai suci datang kepada Yesus Kristus, ia meminta paduka Adipati, suaminya, membangun biara Trebnitza yang besar, tidak jauh dari Breslau, ibu kota Silesia. Di situ, ditempatkannya para biarawati ordo Sistersian. Putrinya yang bernama Gertrudis juga membaktikan dirinya di sana kepada Yesus Kristus, dan di kemudian hari, putri yang bajik dan patut mendapat ibunda yang seperti itu, menjadi kepala biara tersebut.
Keluarga St. Yadviga
Adipati wanita yang kudus itu juga penuh perhatian terutama kepada anak-anak yatim perempuan. Yadviga selalu didampingi beberapa orang janda; bersama mereka, ia melalui siang dan malam dalam puasa dan doa. Keinginannya untuk hidup dalam kerendahan hati, membuat dirinya meninggalkan istananya, untuk hidup bersama beberapa orang saja di dekat biara Trebnitza, tempat dirinya sering menyendiri supaya lebih bebas melakukan devosi. Yadviga juga mengenakan pakaian rohaniwati, namun tanpa membuat kaul sama sekali, supaya dia selalu bebas menolong kaum papa milik Yesus Kristus. Semangatnya begitu besar, sehingga Yadviga melampaui semua saudaranya dalam menaati peraturan keheningan, dengan mematuhi undang-undang serta konstitusi-konstitusi kaum reguler, dan dengan penitensinya yang keras.
Begitu besar cintanya bagi kaum rohaniwan, sehingga Yadviga melindungi semua biara. Rasa hormat Yadviga juga sama besarnya kepada kaum papa, sehubungan kemiskinan Tuhan kita: Yadviga selalu ingin ada beberapa orang miskin di dekatnya, terutama pada saat dirinya makan. Sebelum duduk dekat meja makan, ia memberi mereka makan dari tangannya sendiri; dan dengan kerendahan hati yang begitu besar, ia berlutut untuk melayani mereka.
Kasih yang bukan main besarnya itu kepada sesamanya, timbul dari persatuan mesra yang dimilikinya bersama Allah. Tak pernah ia melupakan sesamanya; malam hari penuh dilewatkannya dalam doa, saat dirinya sempat mencicipi kenikmatan tak terlukiskan yang dikecap oleh orang-orang terberkati di Surga; pada saat doa, ia begitu terbawa dalam renungannya tentang kebenaran-kebenaran Ilahi, sehingga tampak seperti kehilangan kemampuan pancaindranya. Air mata kelemahlembutannya tumpah berlinangan, sehingga matanya tampak merah seutuhnya dan seperti bengkak; orang pernah melhatnya melayang dari tanah, dan diselimuti cahaya. Yadviga tak pernah membiarkan orang berbicara kepadanya pada saat ofisi Ilahi, dengan berkata bahwa berbicara kepada makhluk ciptaan itu tidak pantas di hadapan kemegahan Ilahi, ketika orang sedang bercengkerama dengan sang Pencipta. Betapapun besar upayanya untuk menyembunyikan komunikasi batin dengan Mempelai Ilahinya itu, desahan dan air mata yang tak mampu ditahan oleh cinta kasihnya yang besar serta devosinya yang lembut hati sering menyingkapkannya.
Yadviga sering dianggap membuat beberapa mukjizat, yang merupakan tanda besar jasanya di mata Allah. Yadviga membangkitkan dua orang pria yang telah dihukum mati sebagai hukuman atas kejahatan-kejahatan mereka; dan keajaiban-keajaiban ini membuat paduka Adipati, suaminya, memberi perintah agar setiap kali Yadviga lewat di depan penjara, tahanan yang diminta Yadviga agar dibebaskan, menjadi dilepaskan. Yadviga mengembalikan penglihatan kepada seorang rohaniwati yang menjadi buta, akibat sering menangis, hanya dengan membuat sebuah tanda salib di mata rohaniwati itu.
Yadviga juga diberi karunia nubuat, dan ia memprediksikan beberapa hal yang sungguh-sungguh terjadi seperti yang dinubuatkannya.
Dengan semangat itu jugalah Yadviga menyambut dan merangkul waktu kematiannya. Menjelang saat itu, ia meminta sakramen Pengurapan Terakhir. Karena tidak kelihatan sakit, dirinya diberi tahu bahwa urapan suci itu hanya diselenggarakan bagi orang yang mengalami bahaya; namun setelah memberi tahu secara pribadi bahwa kesehatan yang dialaminya itu tak akan bertahan lama, dan bahwa biasanya, mudah bagi dirinya untuk menantikan dirinya dirundung penyakit sehingga dapat menyambut sakramen yang menuntut segenap pikiran kita, dan segenap rasa sayang hati kita, keinginannya pun itu harus dipenuhi; namun patut dicatat bahwa teladan ini lebih patut dikagumi daripada ditiru. Tidak lama kemudian, Yadviga jatuh sakit dan meninggal akibat penyakit itu. Dalam keadaan itu, Allah juga memberikan kepadanya beberapa hal yang tidak pernah diketahui ataupun didengar seorang pun; dan ia pun dihibur dengan kunjungan Santa Maria Magdalena, Santa Katarina, Santa Tekla, dan Santa Ursula. Pada akhirnya, setelah memilih tempat penguburannya dalam gereja Trebnitza, di depat altar St. Yohanes Penginjil, tempat dua orang anaknya yang meninggal dalam usia ketidakberdosaan sudah dikubur sebelumnya, Yadviga mengembuskan napasnya kepada Tuhan kita, untuk menyambut mahkota kemuliaan kekal. Itu terjadi pada tanggal 15 Oktober di tahun 1243.”
Catatan kaki:
Romo François Giry, Vies des saints [Riwayat Hidup Santo-Santa], Jilid ke-4, Delhomme et Briguet, Penyunting, Paris, 1887, hal. 223-225
Kami menerima semua dogma Gereja Katolik tanpa terkecuali, dan kami memandang mereka yang menerima semua dogma Gereja dan belum terpisah darinya, sebagai orang Katolik; itulah bagaimana kami bersekutu dengan Gereja...
Biara Keluarga Terkudus 7 hariBaca lebih lanjut...Maaf tapi saya tidak mempercayai artikel ini. Bagaimana Anda bisa tetap berada dalam persekutuan dengan Gereja Katolik jika Anda menolak untuk percaya Paus (setelah Vatikan II) & Magisterium? Jika Anda...
Novy Binarti 1 mingguBaca lebih lanjut...Gereja Katolik mengajarkan bahwa iman Katolik diperlukan untuk keselataman, dan bahwa kalau ada orang yang mengalami ketidaktahuan, dan dia sungguh-sungguh menjalani hidup baik seturut hukum kodrat, maka Allah akan mencerahkan...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Tuhan Yesus jelas mewajibkan orang untuk mendengar Gereja (Mat. 18:17). Dan Ia telah mendirikan institusi Kepausan di atas St. Petrus (Mat 16:18-19), dan menyerahkan segenap kawanan domba-Nya kepada St. Petrus...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Konsili Vatikan II adalah konsili sesat yang memuat begitu banyak bidah dalam dokumen-dokumennya. Konsili tersebut dibuka oleh Anti-Paus Yohanes Paulus XXIII dan dokumen-dokumennya diratifikasi oleh Anti-Paus Paulus VI. Konsili itu...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Setuju, Tuhan Yesus Turun kebumi bukan membawa agama tapi mengajarkan kasih. Agama adalah buatan manusia.
Joe 3 bulanBaca lebih lanjut...Menurut anda KVII itu sesat atau tidak, dan apakah KVII tidak diperlukan oleh gereja katolik ?
Antony 3 bulanBaca lebih lanjut...Bagaimana dg orang2 yg bahkan selama hidupnya selalu menderita, mendapat tekanan dari sekitar, dan benar2 tidak pernah mendapatkan pertolongan atau mengenal Yesus? Apakah adil bagi mereka jika mereka langsung binasa?...
Anastasia 5 bulanBaca lebih lanjut...St. Louis de Montfort hidup & menulis buku ini sebelum Penampakan Fatima terjadi, karena itu tidak ada pembahasan tentang Doa Fatima. Namun Doa Fatima memang diikutsertakan dalam pendarasan Rosario. Panduan...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Kok gk ada Doa Terpujilah sama Doa Fatima ? 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Iyus 5 bulanBaca lebih lanjut...