^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Riwayat Hidup Paus Santo Leo Agung
SANTO LEO, PAUS, YANG DIJULUKI AGUNG
Pesta: 11 April
Santo Leo – lebih agung karena kekudusannya yang tinggi dan kebajikan-kebajikannya yang jarang ditemui, daripada karena hal-hal besar yang dilakukannya bagi Gereja. Sri Paus lahir di dunia menjelang akhir abad IV, di bawah pemerintahan Kaisar Teodosius. Ia keturunan Romawi, putra Quintianus asal Toskana. Leo dididik di Seminari klerus Roma, tempat ditanamkannya ilmu pengetahuan dan budi pekerti bagi orang muda yang terpilih untuk pelayanan gerejawi. Di sana, namanya menjadi harum oleh karena ketangguhannya, kepintarannya serta kemurnian sikapnya. Leo segera menjadi teladan yang dikagumi oleh para klerus. Karya-karyanya yang tersisa bagi kita cukup menyanggupkan kita untuk menilai betapa dalamnya ia menggeluti karya sastra, dan terutama ilmu agama.
Allah, seturut perkataan sebuah Konsili umum, menakdirkannya untuk meraih kemenangan-kemenangan gemilang atas kesesatan dan menundukkan banyak jiwa yang memberontak terhadap Gereja, sehingga tunduk kepada iman sejati, dan Ia telah membekali Leo dengan senjata ilmu beserta kebenaran.
Baru menjadi putra altar, ia terpilih untuk membawakan surat-surat pengutukan para bidah Pelagius dan Selestius yang baru saja dibuat Paus Zosimus dan ditujukan kepada para uskup Afrika. Di sana, Leo menjalin persahabatan mesra dengan Santo Agustinus; dan tidak lama setelah pulang, ia dijadikan diakon Gereja Roma. Keluhuran pengetahuannya, kefasihannya, kebajikannya serta kecakapannya membuat Paus St. Selestinus menjadikan Leo sebagai sekretarisnya. Jabatan itu pun segera meniupkan harum reputasinya di provinsi-provinsi, bahkan yang paling terpencil sekalipun. Sebagai Perdana Menteri Takhta Suci, kepada Leolah Santo Sirilus, Patriark Aleksandria, menyampaikan pesan untuk memberitahukan Sri Paus tentang praktik-praktik ambisius yang dikerahkan Yuvenalis dari Yerusalem; dan diakon Leolah yang istilahnya mengemban tugas menangani perkara-perkara terpenting milik Gereja.
Nestorius, seorang bidah dari abad V
Bidah yang dianut Nestorius yang fasik mendesak Santo Leo untuk memperlihatkan semangatnya bagi pribadi Yesus Kristus yang patut disembah itu, dan demi harkat martabat Santa Perawan Maria, Ibunda-Nya. Leo mengambil bagian utama dalam segala sesuatu yang dilakukan Paus Selestinus pada perkara yang besar ini, dan dalam surat-surat yang ditulis Sri Paus yang suci itu kepada St. Sirilus dan kepada para Bapa Konsili umum Efesus. Santo Leolah yang merupakan sebab Kasianus, sahabat karibnya, menulis tentang misteri Penjelmaan untuk melawan Nestorius yang fasik itu.
Pada tahun 432, Paus Sikstus III menjadi penerus St. Selestinus. Santo Leo pada waktu itu masih memberi pelayanan-pelayanan penting kepada Gereja, berkat kepercayaan penuh yang dipunyai Sri Paus yang suci itu kepadanya.
Namun beberapa waktu kemudian. St. Sikstus meninggal di Roma, meninggalkan Gereja sehingga terpapar masalah-masalah yang ngeri, akibat murka para bidah yang makin hari makin menjadi-jadi, akibat kekejaman bangsa barbar yang menembus provinsi-provinsi kekaisaran dari segala penjuru, dan akibat melonggarnya anak-anak Gereja sendiri, yang akhlaknya tak menyamai kepercayaannya. Hanya St. Leolah yang didapati sanggup mengobati bencana yang begitu banyaknya itu. Ia terpilih Paus pada tanggal 28 Juli 440, dengan sorak sorai sejagat, walaupun ia sedang absen. Sia-sia menolak, mengesah, menunda kepulangannya, dan sia-sia pula ia memohon: ia harus taat. Tidak pernah ada kaisar yang masuk ke Roma dengan sorak sorai yang begitu menggegapgempitanya. Ia dinobatkan pada hari Minggu, tanggal 8 September, enam pekan setelah pemilihannya.
Tahu sepenuhnya tentang keadaan Gereja, tiada yang lebih diperjuangkannya, selain menyediakan segala kebutuhan Gereja. Mula-mula ia membenahi akhlak rakyat Romawi, yang menurut kepercayaannya, perlu dibentuk sebagai teladan bagi para umat semua Gereja lainnya. Tidak puas meningkatkan luhur budi pekerti mereka dengan teladan-teladannya, ia mengajar mereka dengan tutur katanya; sedikit hari yang dilewatkannya tanpa berkhotbah kepada umat. Buah yang dipetiknya selalu berbanding lurus dengan semangatnya: wajah Roma pun berubah; dan bagaikan bapa bersama bagi semua umat beriman, ia pun memetik buah yang sama pula di mana-mana, seperti yang dipetiknya di Roma dengan pengkhotbahan-pengkhotbahannya. Tiada negeri paling terpencil mana pun dalam Dunia Kristiani yang tak merasakan dampak-dampak berfaedah dari perhatian pastoralnya.
Di mana-mana ia mengembalikan disiplin gerejawi, sejak tahun-tahun pertama masa Kepausannya: ia memberi pedoman-pedoman berperilaku bagi semua umat beriman, pedoman-pedoman khusus bagi segala macam keadaan, dan menumbuhkembangkan kesalehan Kristiani dengan kemilau yang memukau di seluruh dunia.
Imam Manikhea
Tiada pernah sebelumnya Gereja punya musuh yang sebegitu banyaknya harus diperangi pada saat yang bersamaan, dan tak pernah pula sebelumnya Gereja meraih begitu banyak kemenangan dengan kewaspadaan, dengan kemurahan hati, dan dengan semangat penuh hikmat nan giat dan cakap dari Paus yang suci ini. Kaum Manikhea melarikan diri dari dominasi bangsa Vandal di Afrika. Para bidah ini telah datang menjangkiti Italia dengan kesalahan-kesalahan serta kebobrokan moral mereka: sejak tahun ketiga masa Kepausannya, Santo Leo memberantas sekte yang keji itu; dan Manikheisme pun diusir, tidak hanya dari seluruh Italia, namun juga bahkan dari seluruh dunia Kristiani.
Bisa Pelagianisme sama sekali tidak asing baginya, sehingga tidak mencegah dia untuk membebaskan Gereja dari bidah tersebut: ia bekerja keras demi tujuan itu dengan penuh semangat. Ia mendatangkan St. Prosper Aquitanus kepada dirinya, untuk menolongnya melawan para bidah yang kelancangannya semakin menjadi-jadi akibat keberhasilan mereka, dan yang telah menjadi kuat karena besar jumlahnya. Sri Paus menuliskan surat-surat, ia mengarang buku-buku, ia melangsungkan Konsili-Konsili, ia mengadakan perang yang mematikan terhadap para pengikut sekte itu, dan mendapat penghiburan karena dapat melihat berjayanya iman Gereja atas bidah yang sedemikian berbahayanya itu. Yulianus, salah seorang kepala mereka, dikutuk dan diusir dari takhtanya sebagai seorang bidah: ia mati dengan celaka di negeri asing. Para imam dari kota Marseille, atau kaum Semipelagian, menghadapi seorang pembela doktrin Katolik yang tak terkalahkan dalam diri Paus suci itu. Sri Paus menulis kepada para imam kota Provence, dan berupaya sekuat tenaga demi membasmi nama kaum Pelagian dari dunia.
Bidah kaum Prisilianis kembali bangkit di Spanyol. Baru-baru saja Sri Paus mendapat kabarnya: ia membantah para pemukanya kuat-kuat melalui surat-surat yang ditulisnya kepada para prelat Spanyol pada perkara ini. Kepada para uskup metropolitan, ia memerintahkan agar mereka menghimpun sinode-sinode dan berusaha serajin-rajinnya demi melenyapkan monster itu. Musuh itu pun dikalahkan hampir segera setelah ia muncul.
Karena Tuhan telah memilih Sri Paus demi membuat iman Gereja berjaya di seluruh alam semesta, Dia pun memperkenankannya bertarung melawan para musuh terbesar Gereja pada masa Kepausannya. Eutikes, kepala biara Konstantinopel, ingin memanfaatkan rasa ngeri masyarakat terhadap kejahatan Nestorius; karena itu, ia mengambil kubu yang berlawanan secara ekstrem, dengan mencampuradukkan kedua kodrat dalam diri Yesus Kristus. Santo Flavianus, patriark Konstantinopel, berupaya mencekik kejahatannya itu sejak lahirnya, dengan mengutuk bidah yang patut dibenci tersebut bersama penciptanya pada sebuah Konsili. Namun Eutikes tidak tunduk.
Eutikes, seorang bidah dari abad V
Licik dan cerdik seperti semua pemuka bidah lainnya, ialah yang mengambil Langkah pertama. Ia menulis kepada Santo Leo bahwa Nestorianisme bangkit kembali, bahwa dirinya ingin memerangi kesalahan itu, namun bahwa dirinya sendiri telah dikutuk dalam sebuah konsili palsu yang dihimpun oleh kaum Nestorian, dan bahwa ia menaikbandingkannya ke Takhta Suci. Siasatnya itu menyesatkan; namun begitu besar hikmat Sri Paus sehingga akalnya yang dicerahkan itu tidak membiarkan dirinya mudah tertipu. Kepada Flavianus, ia mengutus para legatusnya dan menulis surat yang mengagumkan mengenai Penjelamaan sang Sabda, yang kemudian menjadi kaidah bagi para Bapa Konsili Kalsedon, untuk menjabarkan iman akan misteri yang agung itu. Dan Sri Paus juga tidak mengabaikan sesuatu pun untuk membuat kebenaran berjaya.
Mengenal pendapat-pendapat Eutikes yang berbahaya, kemurnian iman Santo Flavianus, serta segala sesuatu yang telah terjadi pada konsili yang disebut Konsili Penyamun Efesus, orang boleh menceritakan upaya-upaya serta aktivitas-aktivitas yang dikerahkan oleh Sri Paus demi memadamkan kebakaran itu. Ia menghimpun sebuah Konsili di Roma; ia menulis kepada para kaisar Teodosius dan Valentinianus, serta kepada para permaisuri Plasidia dan Eudoksia, demi membuat mereka tertarik pada perkara agama. Dan karena Kaisar Teodosius sudah meninggal, Sri Paus tahu cara menuai manfaat dari kesalehan Permaisuri Pulkeria dan Kaisar Marsianus, yang dibuatnya melangsungkan Konsili umum Kalsedon. Konsili ini dipimpin oleh para legatus Sri Paus. Iman ortodoks berjaya di sana atas kesalahan: Eutikes dikutuk, dan Konsili itu diakhiri dengan syukur serta seruan-seruan “kepada Paus Leo yang amat agung dan amat suci.”
Konsili Kalsedon
Sementara iman Katolik berjaya di Timur berkat semangat Santo Leo yang tak kenal lelah, Gereja meratap di Barat karena invasi kaum barbar. Atila, raja orang Hun, menembus Panonia pada provinsi-provinsi kekaisaran, dan bersama para tentaranya yang tangguh itu menghancurkan pedesaan, membakar gereja-gereja, dan menghancurkan kota-kota. Aquileia, Pavia dan Milan telah merasakan murka dan kebarbaran si penakluk itu, si penakluk yang membuat orang menjulukinya tulah Allah. Si pezalim memangsa seluruh Italia. Karena tak ditemukannya seorang pun yang menghentikannya, ia telah menyeberangi sungai Pò, dan hendak pergi menaklukkan Kekaisaran Romawi untuk menjadikan dirinya penguasa ibu kotanya. Roma, dalam dukalaranya, mencari pertolongan gembala sucinya itu, dan penuh kepercayaan kepada kuasa yang telah diberikan kepadanya dari Tuhan, memohonnya dengan seru-seruan dan tangisan seluruh kawanan dombanya, supaya pergi secara pribadi untuk menghentikan para tentara kaum barbar yang ngeri itu.
Terharu oleh air mata dan seru-seruan para umatnya, Santo Leo menaruh segenap kepercayaannya kepada Ia yang empunya hati para raja di dalam genggaman tangan-Nya, melaksanakan tugas yang begitu berbahayanya itu. Atila memimpin para tentaranya di tepi sungai Menzo dekat kota Mantua. Sri Paus yang suci itu pun memperlihatkan dirinya, berbicara kepada Atila dengan penuh kuasa dan kemegahan, dan pada saat itu juga dengan kelemahlembutan yang mengalir, sehingga raja barbar itu, si tulah Allah dan kengerian umat manusia, lupa akan segala keangkuhannya, merendahkan dirinya di hadapan utusan Allah, berdamai dan kembali pada jejak kakinya menyeberangi Sungai Danube. Alam semesta mengakui keajaiban itu: Santo Leo tahu cara mensyukuri kemenangan itu kepada Allah, dengan mengambil kesempatan atas peristiwa yang berbahagia itu, waktu dirinya mendapati para umatnya kembali, dengan membuat mereka melakukan doa-doa publik untuk memanjatkan syukur, menghapuskan segala pertunjukkan profan, membarui adab di seluruh negeri, membangkitkan kesalehan dengan gemilang, menghidupkan kembali devosi umat kepada ratu para Kudus dan kepada relikui-relikui berharga dari begitu banyak martir, yang kepadanya disematkannya jasa atas pembebasan kota itu.
Paus St. Leo menemui Atila orang Hun
Pada tahun 455, Permaisuri Eudoksia hendak membalas dendam kematian Kaisar Valentinianus, suaminya dan mempertobatkan Maksimus dari kekejamannya. Demi itu, ia memanggil Geiserikus, raja bangsa Vandal, ke Italia, yang masuk kota Roma tanpa perlawanan dan membiarkannya menjarah kawanan dombanya selama empat belas hari. Santo Leo, dengan doa-doanya, membuat raja barbar itu sudi tidak membakar kota tersebut, menyayangkan nyawa para warganya, dan tidak menjamah gereja-gereja utamanya. Sang gembala suci tahu cara membuat peristiwa malang itu berguna bagi kawanan dombanya: ia memberi tahu warga Roma bahwa penyebab diri mereka dihujani begitu banyaknya petaka adalah kedurhakaan mereka terhadap Allah, kebencian beberapa dari antara mereka terhadap peringatan-peringatan-Nya, kemewahan, kebobrokan moral dan ketidakbertobatan mereka.
Geiserikus mengambil tawanan yang banyak jumlahnya, dan tidak mengizinkan mereka ditebus. Paus yang suci itu pun menghibur mereka dengan surat-suratnya, melegakan penderitaan mereka dengan sedekah-sedekahnya, dan menguatkan mereka baik-baik dalam iman di tengah-tengah penahanan diri mereka, sehingga ia menjadi terhibur ketika mendapat kabar bahwa orang-orang malang itu menjadi seperti misioner penuh semangat. Ada begitu banyak orang barbar yang berkonversi menganut iman, sehingga Santo Leo harus mengutus para pastor ke sana untuk mengatur kawanan domba yang ditebus Yesus Kristus untuk pelayanan mereka.
Geiserikus menginvasi kota Roma
Kewaspadaan dan semangat Sri Paus membuatnya tak lelah dalam karya-karyanya. Sulit dipahami, bagaimana satu orang pria saja mampu membuat begitu banyak keajaiban. Ia memberi makan para umatnya dengan sabdanya; ia menyingkap dan mengacaukan kesalahan dengan ajarannya; ialah jiwa seluruh Konsili; ia menyediakan kebutuhan-kebutuhan segenap Gereja dunia; dengan kehadirannya saja, ia menghentikan seluruh tentara orang barbar; dengan lidahnya yang fasih berbicara, ia melucuti senjata para penakluk yang paling garang di dunia; disiplin gerejawi dipulihkannya dengan ketabahan serta kewaspadaannya; kesalehan Kristiani kembali dimekarkannya di mana-mana, dan ia pun membuat buah-buah semangat apostoliknya terasa di seluruh penjuru dunia Kristiani.
Dia itulah yang pertama dari antara para Paus, yang karya-karyanya kita miliki: seratus sembilan puluh buah khotbah tentang pesta-pesta tahunan utama, dan seratus empat puluh satu surat dogmatis, yang menjabarkan dengan penuh ketepatan, kefasihan, dan keakuratan yang menakjubkan, misteri-misteri teragung dari agama Kristiani. Itu semua membuat karakter Paus yang agung ini cukup dikenal. Dengan besar keberaniannya, keagungannya, kecakapan akalnya, talentanya dalam segala hal, tak pernah ditemui orang yang lebih rendah hati. Orang hanya perlu membaca khotbah-khotbah yang dibuatnya setiap tahun pada hari penobatannya, untuk menilai apabila bisa ada lebih kekudusan serta jasa yang lebih besar, yang bisa digabungkan dengan kerendahan hati yang sedemikian besarnya.
Setelah terjadinya kerusakan oleh bangsa Vandal, Sri Paus mengembalikan perkakas perak di seluruh gereja Roma; ia memperbaiki basilika Santo Petrus dan Santo Paulus; ditetapkannya imam pengawas makam para Rasul Kudus; dihiasinya gereja-gereja kuno yang kembali dibangunnya. Pada akhirnya, setelah dua puluh satu tahun masa Kepausannya, Paus agung nan suci itu, lelah karena karya-karya dan keketatan dirinya, namun penuh jasa dan kemuliaan, berpulang ke Surga untuk mendapat imbalannya dari Bapa segala kerahiman, imbalan yang dipersiapkan atas akhlaknya yang luhur. Ia meninggal dunia di Roma, pada tanggal 11 April tahun 461, pada usia sekitar enam puluhan tahun, meninggalkan Gereja Yesus Kristus dalam keadaan yang amat gemilang.
RENUNGAN-RENUNGAN
Tidak pernah sebelumnya Gereja menghadapi begitu banyaknya musuh sekaligus, selain di bawah masa kepausan Santo Leo. Betapa banyaknya gumpalan awan bidah! Betapa banyaknya kaum barbar yang amat memusuhi agama Kristiani! Dan betapa bobroknya adab di kalangan umat beriman! Namun tak pernah sebelumnya Gereja memenangkan begitu banyak kejayaan, dan kesalehan mungkin tak pernah mekar di kalangan umat. Allahlah yang mengambil kendali atas perhatian kepada Gereja-Nya: siapakah yang perlu ditakuti? Yesus Kristus, yang Sri Paus-Nya adalah vikaris-Nya, merupakan batu penjuru yang di atasnya Gereja didirikan: segala alam maut bersama-sama pun tidak mampu menggoyahkannya. Petrus hidup dalam para penerusnya: dia itulah batu karang yang meremukkan segala sesuatu yang dihantamnya, dan melawannya, mereka semua yang datang menabraknya pun binasa; dan lihatlah ia, penyebab keresahan dan kebencian di kalangan para bidah terhadap Takhta Suci. Tiada suatu bidah pun yang tak mengamuk melawan vikaris Yesus Kristus. Santo Leo tidak hanya melenyapkan gumpalan awan bidah-bidah itu, namun dia juga menjadi tanggul melawan banjir bangsa barbar yang ditakuti seluruh Barat. Lucut senjata Atila hanya dengan menghadapi Paus yang agung itu. Tiada yang dapat melawan kekudusan kepala para gembala. Dengan benar orang terkagum-kagum, karena kepala para Rasul telah datang mendirikan takhtanya pada ibu kota alam semesta. Tidaklah kurang mengagumkan, bahwa sejak lebih dari seribu tujuh ratus tahun, lebih dari dua ratus delapan puluh bidah, bagaikan murka yang keluar dari Neraka dan diberdayakan oleh segala kuasa dunia, tidak pernah mampu menggoyahkan takhta itu, maupun menggelapkannya. Kemurnian iman Gereja Katolik yang tak berubah merupakan mukjizat yang amat kasatmata!
Catatan kaki:
Disadur dari sumber orisinal berikut:
Jean Croiset, Les vies des saints pour tous les jours [Riwayat Hidup Para Kudus Setiap Harinya], Ed. III, disetujui oleh Monsinyur Debelay, Uskup Agung Avignon, 12 Nov. 1851, Avignon, Seguin Frères Imprimeurs-Éditeurs, 1886, hal. 268-271.
Justru karena kami punya kasih Kristiani sejati kepada sesama kamilah, materi-materi kami ini kami terbitkan. St. Paulus mengajarkan, bahwa kita harus menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan (Ef. 5:11). Gereja Katolik, satu-satunya lembaga...
Biara Keluarga Terkudus 2 mingguBaca lebih lanjut...Halo – devosi kepada Santa Perawan Maria itu krusial untuk keselamatan dan pengudusan jiwa. Namun, dan juga yang terpenting, orang harus 1) punya iman Katolik sejati (yakni, iman Katolik tradisional),...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...Since your comment is written in English, we are responding in English and including a translation in Indonesian. However, we would recommend that you write us in Indonesian instead, if...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...Halo – memang benar bahwa orang hendaknya mengasihi orang lain dan menjaga ciptaan Allah. Namun, yang terutama, kita pertama-tama harus mengasihi/mencintai Allah. Sangat amat penting pula, terutama pada zaman kita,...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...Halo – Misteri Terang itu datangnya dari Yohanes Paulus II. Dia ini seorang Anti-Paus dan pemurtad masif. Rosario orisinal yang diberikan oleh Santa Perawan Maria adalah 15 dekade dengan Misteri-Misterinya...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...peristiwa terang kenapa tidak ada dalam pembahasan artikel ini?
devie 2 bulanBaca lebih lanjut...Allah Maha Besar melalui Putranya Yesus Kristus dan Bundanya Maria ..Melakukan muzizat menunjukan Betapah Besarnya dan Baiknya Allah..Kita manusia harus berbuat baik satu dengan yang lain dan alam sekitar serta...
fidelis Budi Suryanto 2 bulanBaca lebih lanjut...Are the FSSP and SSPX right on the sacraments?
Petrus Fiter Panco 2 bulanBaca lebih lanjut...Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...