^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Peran Yahudi dalam Revolusi Bolshevik dan Rezim Soviet Awal di Rusia
Mark Weber ihr.org/jhr
“Pada malam tanggal 16-17 Juli 1918, sekelompok polisi rahasia Bolshevik membunuh kaisar Rusia yang terakhir, yaitu Tsar Nikolas II, serta istrinya, Tsaritsa Aleksandra, putra mereka yang berusia 14 tahun, Tsarevich Aleksis, dan keempat putri mereka. Pembantaian mereka dilakukan dengan dihujani tembakan senapan dalam ruang semi-bawah tanah dari rumah yang berlokasi di Ekaterinburg, kota di wilayah pegunungan Ural, di mana mereka disekap sebagai tahanan. Para putri mereka dihabisi dengan tikaman bayonet. Agar badan Tsar yang meninggal itu tidak dihormati dalam ibadat, mereka berupaya membawa jasadnya ke pedesaan dan cepat-cepat mengebumikannya dalam kuburan rahasia. Para otoritas Bolshevik pertama-tama melaporkan bahwa kaisar Romanov itu [Tsar Nikolas II] telah ditembak sebelumnya setelah terkuaknya suatu rencana untuk membebaskannya. Selama beberapa waktu, kematian Permaisuri dan anak-anaknya dirahasiakan.
Para sejarawan Soviet mengklaim selama bertahun-tahun bahwa kaum Bolshevik setempat bertindak secara semena-mena dalam melakukan pembunuhan itu, dan bahwa Lenin, yang merupakan pendiri negara Soviet, sama sekali tidak ada hubungannya dengan tindak kriminal itu. Pada tahun 1990, penggubah sandiwara dan sejarawan yang bernama Edvard Radzinsky mengumumkan hasil investigasinya yang mendetail sehubungan pembunuhan tersebut. Ia menemukan adanya cerita kenangan dari pengawal Lenin yang bernama Aleksei Akimov, yang menuturkan bagaimana ia secara pribadi menyampaikan perintah eksekusi dari Lenin kepada kantor telegraf. Telegram itu juga ditandatangani oleh kepala pemerintahan Soviet yang bernama Yakov Sverdlov. Akimov telah menyimpan pita telegraf orisinalnya sebagai suatu catatan untuk perintah rahasia itu. Riset yang dilakukan Radzinsky menegaskan petunjuk yang telah diberikan oleh bukti yang sudah ada sebelumnya. Leon Trotsky, salah satu dari rekan Lenin yang terakrab, telah mengungkapkan beberapa tahun sebelumnya bahwa Lenin dan Sverdlov sudah bersama-sama membuat keputusan untuk mematikan Tsar dan keluarganya. Dalam mengenang suatu percakapan yang terjadi di tahun 1918, Trotsky menulis:
Trotsky (kiri), Sverdlov (kanan), keduanya Komunis dan Yahudi
Riset dan investigasi yang dilakukan oleh Radzinsky dan orang lain baru-baru ini juga mempertegas catatan yang diberikan beberapa tahun lalu oleh Robert Wilton, koresponden London Times di Rusia selama 17 tahun. Catatannya itu yang berjudul The Last Days of the Romanovs [Hari-Hari Terakhir Keluarga Romanov] – pada awalnya diterbitkan pada tahun 1920, dan diterbitkan ulang pada tahun 1993 oleh Institute of Historical Review, sebagian besar didasari oleh temuan-temuan dari investigasi yang mendetail yang dilakukan pada tahun 1919 oleh Nikolai Sokolov di bawah otoritas pemimpin “Pasukan Putih” (anti-Komunis) yang bernama Aleksander Kolchak. Buku milik Wilton itu tetap merupakan catatan yang terakurat dan terlengkap, yang membahas pembunuhan keluarga kaisar Rusia. Pemahaman sejarah yang kuat telah sejak lama menjadi pemandu yang terbaik untuk memahami masa kini dan untuk mengantisipasi masa depan. Dengan demikian, orang-orang paling tertarik akan pertanyaan-pertanyaan sejarah pada masa krisis, sewaktu masa depan tampak sangat tidak menentu.
Dengan runtuhnya pemerintahan Komunis di Uni Soviet, 1989-1991, dan seiring terjadinya kesulitan yang dialami warga Rusia dalam membangun tatanan baru di atas reruntuhan yang lama, pertanyaan-pertanyaan sejarah telah menjadi hangat. Sebagai contoh, banyak orang bertanya: Bagaimanakah kaum Bolshevik, suatu gerakan kecil yang dipandu oleh ajaran-ajaran filsuf sosial Jerman-Yahudi yang bernama Karl Marks, berhasil mengambil kendali atas Rusia dan memaksakan suatu rezim yang kejam dan bengis atas rakyatnya? Pada tahun-tahun belakangan, orang-orang Yahudi di seluruh dunia telah menyuarakan kekhawatiran dan keresahan terkait momok anti-Semitisme di negeri-negeri mantan Uni Soviet. Pada era yang baru dan tidak pasti ini, kita diberi tahu bahwa perasaan-perasaan kebencian dan amarah yang terpendam terhadap orang-orang Yahudi sekarang terwujud sekali lagi. Contohnya, menurut suatu jajak pendapat publik yang dilakukan di tahun 1991, kebanyakan orang Rusia menginginkan semua orang Yahudi meninggalkan negeri itu. Namun mengapakah sentimen anti-Semitisme itu begitu merebak di kalangan rakyat mantan negeri Uni Soviet? Mengapakah begitu banyak orang Rusia, Ukraina, Lituania dan lain-lain menyalahkan “orang Yahudi” atas begitu banyak kemalangan yang terjadi?
Topik yang Tabu
Meskipun orang Yahudi secara resmi tidak pernah berjumlah lebih dari lima persen dari total populasi negeri itu, mereka memainkan peran yang tidak seimbang dan mungkin peran penentu dalam masa awal rezim Bolshevik, di mana mereka pada dasarnya mendominasi pemerintahan Soviet pada masa belianya. Para sejarawan Soviet, bersama dengan rekan-rekan mereka di dunia Barat, selama berpuluh-puluh tahun memilih untuk mengabaikan topik ini. Namun fakta-faktanya tidak dapat disangkal. Lenin (Vladimir Ulyanov) merupakan pengecualian yang mencolok dalam hal ini: kebanyakan dari pemimpin Komunis yang mengambil kendali atas Rusia di tahun 1917-1920 adalah orang Yahudi.
Beberapa orang Yahudi lainnya yang terkemuka termasuk:
Lenin sendiri juga merupakan keturunan Rusia dan Kalmuk, namun ia juga seperempat keturunan Yahudi. Kakek dari garis ibunya, Israel (Aleksander) Blank, adalah orang Yahudi asal Ukraina yang di kemudian hari dibaptis ke dalam Gereja Ortodoks Rusia. Lenin, yang sepenuhnya seorang internasionalis, memandang kesetiaan terhadap etnik atau budaya dengan kebencian. Ia memandang rendah warga negaranya sendiri. ‘Orang Rusia yang cerdas’, ujarnya pada suatu ketika, ‘hampir selalu orang Yahudi atau seseorang yang berdarah Yahudi dalam uratnya.’
Vladimir Lenin, rupanya juga berdarah Yahudi
Pertemuan-Pertemuan Penting
Peran Yahudi kemungkinan besar penting dalam perenggutan kuasa oleh Komunis atas Rusia. Dua pekan sebelum ‘Revolusi Oktober’ Bolshevik di tahun 1917, Lenin menghimpun suatu rapat yang sangat dirahasiakan di Sankt-Peterburg (Petrograd) di mana para pemimpin Komite Sentral partai Bolshevik membuat keputusan penentu untuk mengambil kuasa melalui pengambilalihan dengan kekerasan. Dari antara kedua belas orang yang mengambil bagian dalam pertemuan yang menentukan ini, ada empat orang Rusia (termasuk Lenin), seorang Georgia (Stalin), seorang Polandia (Dzerzhinsky), dan enam orang Yahudi.
Untuk mengarahkan pengambilalihan itu, terpilih suatu ‘Biro Politik’ yang terdiri dari tujuh orang pria, yaitu dua orang Rusia (Lenin dan Bubnov), seorang Georgia (Stalin), dan empat orang Yahudi (Trotsky, Sokolnikov, Zinoviev dan Kamenev). Sementara itu, kelompok Soviet di Sankt-Petersburg (Petrograd) - yang ketuanya adalah Trotsky – mendirikan ‘Komite Militer Revolusioner’ yang terdiri dari 18 orang, untuk secara nyata melakukan perenggutan kuasa. Komite itu terdiri dari delapan (atau Sembilan) orang Rusia, seorang Ukraina, seorang Polandia, seorang Kaukasia dan enam orang Yahudi. Akhirnya, untuk mengawasi tata organisasi pemberontakan itu, Komite Pusat Bolshevik mendirikan ‘Pusat Militer Revolusioner’ yang terdiri dari lima orang sebagai komando operasi partai tersebut. Organisasi itu terdiri dari seorang Rusia (Bubnov), seorang Georgia (Stalin), seorang Polandia (Dzerzhinsky) dan dua orang Yahudi (Sverdlov dan Uritsky).
Suara Peringatan Kontemporer
Para pengamat yang terinformasi, baik dari dalam maupun luar Rusia, mencatat waktu adanya peran krusial Yahudi dalam Bolshevisme. Winston Churchill, terutama memperingatkan dalam sebuah artikel yang terbit pada tanggal 8 Februari 1920, yang dikeluarkan oleh Illustrated Sunday Herald dari London, bahwa Bolshevisme adalah ‘suatu konspirasi mendunia untuk menumbangkan peradaban dan untuk pembangunan kembali masyarakat atas dasar perkembangan yang datar [arrested development], iri dengki dan kesetaraan yang mustahil. Pemimpin politik dan sejarawan Inggris yang terkemuka itu lalu menulis:
David R. Francis, duta besar Amerika Serikat di Rusia, memperingatkan melalui suatu berita tertulis di bulan Januari 1918 kepada Washington:
Duta besar Belanda di Rusia, Oudendyke, membuat poin yang serupa beberapa bulan kemudian:
Untuk mengungkapkan sifat anti-nasionalisnya yang radikal, pemerintahan Soviet yang masih muda mengeluarkan sebuah dekret beberapa bulan setelah mengambil kuasa, yang menjadikan anti-Semitisme sebagai suatu kejahatan di Rusia. Rezim Komunis yang baru dengan demikian menjadi rezim pertama di dunia yang memberi hukuman berat kepada segala perwujudan sentimen anti-Yahudi. Para petugas Soviet tampaknya memandang kebijakan-kebijakan semacam itu sebagai esensial. Berdasarkan penelitian yang saksama pada waktu singgah yang panjang di Rusia, sarjana Yahudi asal Amerika yang bernama Frank Golder melaporkan pada tahun 1925 bahwa:
Pandangan Para Sejarawan
Untuk merangkum situasi pada waktu itu, sejarawan asal Israel yang bernama Louis Rapoport menulis:
Segera setelah Revolusi [Bolshevik] itu, banyak orang Yahudi merasa amat gembira oleh karena banyaknya perwakilan mereka di pemerintahan yang baru. Politburo Lenin yang pertama didominasi oleh pria keturunan Yahudi. Di bawah Lenin, orang Yahudi menjadi terlibat dalam segala aspek Revolusi itu, termasuk pekerjaan Revolusi yang terkasar. Kendati sumpah kaum Komunis untuk memberantas anti-Semitisme, paham itu cepat menyebar setelah Revolusi tersebut – sebagian dikarenakan menonjolnya begitu banyak orang Yahudi dalam administrasi Soviet, serta dalam semangat Sovietisasi yang tidak manusiawi dan traumatik setelahnya. Sejarawan Salo Baron telah mencatat bahwa jumlah orang Yahudi yang luar biasa tidak seimbangnya bergabung dalam polisi rahasia Bolshevik yang baru, Cheka, dan banyak orang yang bermasalah karena berkonflik dengan Cheka akan ditembak oleh para penyelidik Yahudi. Kepemimpinan kolektif yang muncul pada hari-hari menjelang kematian Lenin dikepalai oleh Zinoviev, orang Yahudi, seorang Adonis yang ringan mulut, berniat buruk, dan yang keangkuhannya tidak mengenal batasan.
(Bermula sebagai Cheka atau Vecheka), polisi rahasia Soviet itu kemudian dikenal sebagai GPU, OGPU, NKVD, MVD dan KGB. Menimbang semuanya ini, seharusnya tidak mengejutkan bahwa Yakov M. Yurovsky, pemimpin pasukan Bolshevik yang melakukan pembunuhan Tsar dan keluarganya, adalah orang Yahudi, dan juga Sverdlov, kepala Soviet yang juga menandatangani perintah eksekusi dari Lenin. Igor Shafarevich, seorang ahli matematika kelas dunia, telah dengan tajam mengkritik peran Yahudi dalam meruntuhkan monarki Romanov dan mendirikan pemerintahan Komunis di negaranya. Shafarevich merupakan pembangkang yang terutama pada dekade-dekade terakhir pemerintahan Soviet. Seorang aktivis hak asasi manusia yang terkemuka, ia dahulu merupakan anggota pendiri Komite Pembela Hak Asasi manusia di URSS. Di dalam Russophobia, sebuah buku yang ditulis sepuluh tahun sebelum runtuhnya pemerintahan Komunis, ia mencatat bahwa banyaknya orang Yahudi ‘menakjubkan’ di kalangan pegawai polisi rahasia Bolshevik.”
Baca selanjutnya di ihr.org/jhr
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 4 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 4 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 5 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 5 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 7 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 7 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 7 bulanBaca lebih lanjut...