^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Penyembahan Berhala dari Sekte Vatikan II dan Pembentukan dari Para ‘Imam’ untuk Kemusyrikannya di dalam Seminari-Seminari Vatikan II, Memiliki Hubungan dengan Homoseksualitasnya yang Merajalela
Kitab Suci mengajarkan bahwa homoseksualitas adalah akibat dari penyembahan berhala
Sekte Vatikan II menentang ajaran Kitab Suci ini dengan menyatakan bahwa sebab homoseksualitas tidak diketahui, dan bahwa ketertarikan sesama jenis tidaklah salah.
Tetapi Roma 1 jelas-jelas mengajarkan bahwa homoseksualitas ‘tidak wajar’, yang berarti bahwa ketertarikan ini adalah sesuatu yang asing kepada kodrat manusia; yaitu, TIDAK DITANAMKAN OLEH ALLAH. Akibat penyembahan berhala, kadangkala Allah mengizinkan iblis untuk menguasai orang-orang, merasuki mereka, dan mengubah ketertarika mereka, seperti yang digambarkan St. Paulus.
Pria dan wanita diserahkan kepada homoseksualitas karena mereka membanjiri diri mereka sendiri dengan dosa-dosa kenajisan – yang oleh karenanya, menyembah daging dan bukan Allah. Akibat dosa ini, mereka dapat dirasuki roh hawa nafsu, yang kemudian menguasai mereka dan membejatkan ketertarikan mereka seutuhnya. (Dan mereka dapat disembuhkan dari hal ini.) Orang-orang juga menjadi homoseksual karena mereka mengambil bagian di dalam penyembaan berhala dengan menyimpan ketertarikan yang bejat akan manusia di atas Allah – yang karena itu menyembah ciptaan dan bukan sang Pencipta – atau dengan menyembah sesuatu yang adalah ciptaan dari tangan seseorang. Fakta bahwa semua homoseksual dirasuki iblis didukung oleh fakta bahwa kebanyakan laki-laki homoseksual dapat dikenali lewat tingkah laku eksternal mereka yang sangat feminin. Apa yang menjelaskan hal ini? Jelaslah bahwa kehadiran iblis di dalam orang tersebut menunjukkan dirinya lewat tampak luarnya – tingkah laku eksternal yang tidak alamiah yang menyingkapkan kenajisan dalam jiwanya.
Kota Sodom dihancurkan Allah akibat tindak homoseksualitasnya
Perhatikan bahwa nabi Yesaya, saat ia berbicara tentang para homoseksual, berkata bawa “mereka mendatangkan malapetaka kepada dirinya sendiri.” Ini sangatlah mirip dengan Roma 1 di atas, di mana St. Paulus berkata bahwa para homoseksual telah ‘menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka’.
Penelitian akan budaya-budaya yang paling jahat di dalam sejarah mendukung ajaran Kitab Suci akan hubungan antara penyembahan berhala dengan homoseksualitas. Semua hal ini relevan karena homoseksualitas merajalela di antara para imam Vatikan II.
Budaya Aztek di Meksiko pada abad-abad ke-15 dan ke-16, yang digulingkan secara jasmani oleh para conquistador {angkatan bersenjata kerajaan Spanyol} Katolik – dan yang diremukkan secara rohani oleh penampakan Bunda Maria dari Guadalupe (1531) – merupakan salah satu budaya terjahat di dalam sejarah manusia.
Berikut adalah gambaran dari tahun 1487 pembaktian Aztek akan suatu kuil piramida baru untuk berhala mereka Huitzilopochtli:
Mungkin kupasan sejarah ini, lebih dari yang lain, menggambarkan kenyataan dari ajaran Kitab Suci bahwa allah-allah bangsa-bangsa sebenarnya adalah setan.
Hal ini juga menunjukkan hubungan antara penyembahan berhala dengan homoseksualitas, karena para conquistador Katolik, “Setelah menangkis serangan [para Aztek], melihat kuil-kuil kecil pertama mereka. ‘Terdapat berhala tanah liat yang terbuat dari tembikar,’ cerita Bernal Diaz, ‘dengan wajah iblis atau wanita atau tokoh-tokoh jahat lain yang menunjukkan para Indian yang melakukan tindakan sodomi satu sama lain.’”[4]
Hal tersebut merupakan masalah yang begitu besar sampai Cortes {salah satu pemimpin conquistador} berkata kepada para Aztek: “Saya ingin kalian tahu bahwa kami telah datang dari jauh... Berhentilah melakukan sodomi dan segala praktik kalian yang jahat, karena itulah yang diperintahkan Tuhan Allah kami, Yang kami percayai dan Yang kami sembah...”[5]
St. Fransiskus Xaverius (abad ke-16) menyaksikan hal yang sama sewaktu ia mengkhotbahkan iman di Jepang kafir. “Fucarandono lalu berbicara tentang hal-hal umum, dan setelah itu bertanya kepada Fransiskus Xaverius mengapa ia melarang nafsu yang tidak wajar yang begitu umum di Jepang.”[6] Nafsu yang tidak wajar itu begitu umum karena mereka menyembah sekitar 33.000 berhala di kuil di Kioto.[7] Seperti yang diajarkan Roma 1, hawa nafsu yang tidak wajar memiliki hubungan dengan penyembahan berhala.
Santo Fransiskus Xaverius
Itulah mengapa hawa nafsu yang tidak wajar begitu umum di kalangan imamat sekte Vatikan II: mereka terjerumus di dalam penyembahan berhala.
Catatan kaki:
[1] The Catechism of the Catholic Church {Katekismus Gereja Katolik}, oleh Yohanes Paulus II, St. Paul Books & Media, 1994, # 2357.
[2] Warren H. Carroll, Our Lady of Guadalupe and the Conquest of Darkness {Bunda Maria dari Guadalupe dan Ditaklukannya Kegelapan}, Front Royal, VA: Christendom Press, 1983, hal. 8-11.
[3] Warren H. Carroll, Our Lady of Guadalupe and the Conquest of Darkness {Bunda Maria dari Guadalupe dan Ditaklukannya Kegelapan}, hal. 8-11.
[4] Warren H. Carroll, Our Lady of Guadalupe and the Conquest of Darkness {Bunda Maria dari Guadalupe dan Ditaklukannya Kegelapan}, hal. 17.
[5] Warren H. Carroll, Our Lady of Guadalupe and the Conquest of Darkness {Bunda Maria dari Guadalupe dan Ditaklukannya Kegelapan}, hal. 33.
[6] The Life and Letters of St. Francis Xavier {Hidup dan Surat-surat St. Fransiskus Xaverius} oleh Henry James Coleridge, SJ. (Orisinal terbitan: London: Burns and Oates, 1874) Cetakan kedua, New Delhi: Asian Educational Services, 2004, Vol. 2, hal. 320.
[7] The Life and Letters of St. Francis Xavier {Hidup dan Surat-Surat St. Fransiskus Xaverius} oleh Henry James Coleridge, SJ., Vol. 2, hal. 350.
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 2 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 2 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...