^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Paus St. Leo Agung Mengakhiri Perdebatan
Kita telah melihat bagaimana Tradisi tidak mengajarkan pembaptisan keinginan dan bagaimana ajaran Gereja yang infalibel tentang Sakramen Pembaptisan dan Yohanes 3:5 meniadakan pembaptisan keinginan. Dan kita telah melihat bagaimana kesalahan ini disebarluaskan pada Abad Pertengahan melalui wacana-wacana yang bercacat yang ada di dalam berbagai karya tulis yang falibel dari para rohaniwan Gereja. Saya sekarang akan mendiskusikan pernyataan yang mungkin paling menarik tentang masalah ini, surat dogmatis Paus St. Leo Agung kepada Flavianus, yang secara saksama meniadakan konsep pembaptisan keinginan dan pembaptisan darah.
Sebelum saya membahas betapa pentingnya pernyataan ini, saya akan memberikan suatu latar belakang untuk surat dogmatis ini. Surat ini adalah surat dogmatis St. Leo Agung yang terkenal yang ditujukan kepada Flavianus. Surat ini pada awalnya ditulis pada tahun 449, dan kemudian diterima oleh Konsili Kalsedon, konsili umum keempat dari Gereja – pada tahun 451 (dikutip di dalam Decrees of Ecumenical Councils [Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis], Georgetown Press, Vol. 1, hal. 77-82). Surat ini adalah surat yang terkenal yang, sewaktu dibacakan dengan suara lantang pada Konsili Kalsedon yang dogmatis, membuat semua bapa dari konsili tersebut (lebih dari 600 orang jumlahnya) berdiri di atas kaki mereka dan menyatakan, “Inilah iman para Bapa, iman dari para rasul; Petrus telah berbicara melalui mulut Leo.” Surat yang sama ini sendiri mewujudkan istilah ex cathedra (berbicara dari Takhta Petrus), seperti yang dibuktikan oleh reaksi para bapa pada Konsili Kalsedon. Surat dogmatis dari Paus Leo ini diterima oleh Konsili Kalsedon di dalam definisi konsili tersebut tentang Iman, yang disetujui secara otoritatif oleh Paus Leo sendiri.
Dan seandainya kenyataan itu tidak cukup untuk membuktikan bahwa surat Paus Leo pastinya infalibel dan dogmatis, pertimbangkanlah fakta bahwa surat ini juga disetujui oleh Paus Vigilius pada Konsili Konstantinopel II (553)[2] dan Konsili Konstantinopel III (680-681).[3] Surat ini juga diteguhkan secara infalibel oleh bebarapa Paus yang lain, termasuk: Paus St. Gelasius, 495,[4] Paus Pelagius II, 553,[5] dan Paus Benediktus XIV, nuper ad nos, 1743.[6]
Karena Surat Paus Leo ini sedemikian pentingnya sehubungan dengan masalah yang sedang dibahas ini, saya akan mengutip suatu petikan dari Paus St. Gelasius yang menunjukkan bagaimana tidak seorang pun dapat menentang, bahkan sedikit pun, surat dogmatis dari Paus St. Leo kepada Flavianus.
Di sini kita melihat Paus St. Gelasius berbicara secara ex cathedra untuk mengutuk semua orang yang akan menyimpang, bahkan sehubungan dengan satu titik pun, dari teks surat dogmatis Paus Leo kepada Flavianus.
Sekarang, di dalam bagian dari surat dogmatis Paus Leo yang dikutip di atas, ia sedang membahas Pengudusan oleh Roh. “Pengudusan oleh Roh” adalah istilah untuk Pembenaran dari keadaan dosa. Pembenaran adalah keadaan rahmat. Tidak seorang pun dapat masuk Surga tanpa Pengudusan oleh Roh [Pembenaran], seperti yang diakui oleh semua orang yang mengaku diri Katolik. Paus St. Leo menegaskan, atas dasar otoritas dari para rasul agung Petrus dan Yohanes, bahwa Pengudusan oleh Roh ini dilaksanakan melalui pemercikan Darah Kristus. Paus Leo membuktikan bahwa hanya dengan menerima Darah Penebusanlah seseorang dapat diubah keadaannya dari keadaan Adam (dosa asal) kepada keadaan rahmat (pembenaran/pengudusan). Hanya melalui Darah inilah Pengudusan oleh Roh bekerja. Dogma ini juga didefinisikan oleh Konsili Trente.
Adalah suatu kebenaran yang diwahyukan bahwa tidak seorang pun dapat dibebaskan dari keadaan dosa dan disucikan jika Darah Penebusan tidak diterapkan kepadanya. Hal ini tidak boleh diragukan oleh seorang Katolik pun.
Para pendukung pembaptisan keinginan/darah, termasuk pula “St. Benedict Center”, karena mereka juga percaya akan pembenaran oleh keinginan – berargumentasi bahwa Darah Penebusan, yang membuat Pengudusan oleh Roh terlaksana, diterapkan kepada jiwa oleh keinginan akan pembaptisan atau oleh kemartiran dirinya, tanpa pembaptisan air. Ingatlah bahwa: para pembaptisan keinginan/darah berargumentasi bahwa Darah Penebusan, yang membuat Pengudusan oleh Roh terlaksana, diterapkan kepada jiwa tanpa pembaptisan air. Tetapi hal ini secara persis berlawanan dengan apa yang didefinisikan oleh Paus Leo Agung secara dogmatis! Saya akan mengutip bagian-bagian yang penting dari pernyataannya kembalii:
Paus St. Leo mendefinisikan bahwa di dalam Pengudusan, Roh Pengudusan dan Darah Penebusan tidak dapat dipisahkan dari air pembaptisan! Maka, tidak mungkin ada Pembenaran oleh Roh dan Darah tanpa Sakramen Pembaptisan.
Kenyataan ini secara infalibel menentang konsep pembaptisan keinginan dan pembaptisan darah sendiri, yaitu bahwa pengudusan oleh Roh dan Darah tanpa air mungkin terjadi.
Sehubungan dengan surat dogmatis ini, dan segala fakta lain yang telah diajukan, pembaptisan keinginan dan pembaptisan darah tidak dapat dipercayai; karena teori-teori ini memisahkan Roh dan Darah dari air di dalam pengudusan.
Dan agar seseorang tidak mencoba mencari-cari kesalahan di dalam definisi yang infalibel tersebut dengan berargumentasi bahwa Santa Perawan Maria adalah suatu pengecualian terhadap definisi tersebut, harus diakui bahwa Paus St. sedang Leo mendefinisikan pengudusan/pembenaran dari keadaan dosa.
Santa Perawan Maria tidak memiliki dosa. Saat ia dikandung, ia sudah berada di dalam keadaan pengudusan yang sempurna. Karena Paus Leo mendefinisikan pengudusan/pembenaran dari dosa, definisinya sama sekali tidak berlaku kepada Perawan Maria.
Oleh karena itu, Pembenaran seorang pendosa tidak mungkin terjadi tanpa pembaptisan air (de fide). Darah Penebusan Kristus tidak mungkin diterapkan kepada seorang pendosa tanpa (de fide). Tidak mungkin ada keselamatan tanpa pembaptisan air (de fide).
Untuk membuktikan lebih lanjut poin bahwa pernyataan dogmatis ini secara spesifik melenyapkan segala teori pembaptisan keinginan, perhatikan bagaimana St. Thomas Aquinas (sewaktu ia mengajarkan tentang pembaptisan keinginan) menyatakan hal yang sama sekali berlawanan dengan apa yang didefinisikan Paus St. Leo Agung.
St. Thomas berkata bahwa pembaptisan keinginan memberikan kepada seseorang pengudusan tanpa air pembaptisan. Paus St. Leo Agung berkata secara dogmatis dan infalibel bahwa seseorang tidak dapat mengalami pengudusan tanpa air pembaptisan! Seorang Katolik harus menerima ajaran Paus St. Leo Agung.
Pernyataan Paus St. Leo ini luar biasa pentingnya. Pernyataannya ini secara pasti menghancurkan segala gagasan tentang keselamatan bagi mereka yang diduga mengalami “ketidaktahuan yang tidak teratasi”. Jiwa-jiwa tidak dapat disucikan dan dimurnikan oleh Darah Kristus tanpa menerima air pembaptisan yang menyelamatkan, yang akan disediakan oleh Allah kepada semua orang yang berkehendak baik.
Dogma bahwa Darah Kristus diterapkan kepada seorang pendosa di dalam Sakramen Pembaptisan didefinisikan oleh Konsili Trente, tetapi, definisi tersebut tidak sespesifik definisi dari Paus Leo. Perbedaannya adalah bahwa sewaktu definisi Trente tentang Darah Kristus menetapkan prinsip bahwa Darah Kristus diterapkan kepada seorang pendosa di dalam Sakramen Pembaptisan, definisi Paus Leo menegaskan bahwa hal ini berarti bahwa Darah Kristus hanya dapat diterapkan kepada seorang pendosa oleh Sakramen Pembaptisan.
Pernyataan Paus St. Leo juga secara radikal menegaskan pemahaman Gereja yang konsisten terhadap kata-kata Yesus Kristus di dalam Yohanes 3:5 dengan makna yang sama sekali harfiah: Jika seseorang tidak dilahirkan kembali dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah.
Seseorang dapat melihat keharmonisan antara pernyataan dogmatis Paus St. Leo Agung dengan semua pernyataan lain yang di atas: tiada keselamatan tanpa air dan Roh sebab Darah Kristus sendiri – yang tanpanya tidak seorang pun dibenarkan –tidak dapat dipisahkan dari air dan Roh.
Mereka yang mengerti pernyataan dari Paus St. Leo ini harus menolak segala keyakinan akan teori pembaptisan keinginan dan darah. Mereka harus mengakui bahwa para teolog yang percaya akan pembaptisan keinginan dan darah membuat kesalahan. Mereka harus berhenti memercayai dan mengajarkan bahwa Pengudusan oleh Roh terjadi tanpa pembaptisan air. Mereka yang menolak untuk melakukan hal ini bersikeras menentang ajaran Gereja. Untuk bersikeras menentang ajaran Gereja adalah untuk jatuh ke dalam bidah. Untuk jatuh ke dalam bidah tanpa pertobatan adalah untuk kehilangan keselamatan diri sendiri.
Beberapa orang mungkin bertanya-tanya mengapa beberapa orang kudus dan teolog mengajarkan pembaptisan keinginan dan darah bahkan setelah masa di mana Paus Leo membuat pernyataannya. Jawabannya sederhana. Mereka tidak menyadari tentang pernyataan Paus Leo yang definitif tentang hal ini, mereka bersalah dalam itikad baik; mereka adalah manusia yang falibel; mereka tidak menyadari bahwa posisi mereka bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik yang infalibel ini.
Tetapi sekalinya seseorang menyadari bahwa posisi pembaptisan keinginan dan darah ini bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik yang infalibel – sebagaimana yang dibuktikan oleh pertimbangan yang cermat terhadap pernyataan yang infalibel dari Paus Leo – seseorang harus mengubah posisinya jika ia tetap ingin menjadi Katolik dan menyelamatkan jiwanya sendiri. St. Petrus telah berbicara melalui mulut Leo dan menegaskan bagi kita bahwa Roh Pengudusan dan Darah penebusan tidak dapat dipisahkan dari hubungan keduanya dengan pembaptisan air, maka kita harus menyelaraskan posisi kita dengan hal ini, jika tidak, kita tidak memiliki iman dari Petrus.
Catatan kaki:
[1] Decrees of Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-konsili Ekumenis}, Vol. 1, hal. 81.
[2] Decrees of Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-konsili Ekumenis}, Vol. 1, hal. 112.
[3] Decrees of Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-konsili Ekumenis}, Vol. 1, hal. 127.
[4] Denzinger 165.
[5] Denzinger 246.
[6] Denzinger 1463.
[7] Denzinger 165.
[8] Denzinger 790.
[9] Denzinger 795.
[10] Decrees of Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-konsili Ekumenis}, Vol. 1, hal. 81.
[11] Decrees of Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-konsili Ekumenis}, Vol. 1, hal. 81.
[12] Denzinger 790.
[13] Denzinger 696; Decrees of Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-konsili Ekumenis}, Vol. 1, hal. 542.
[14] Denzinger 791; Decrees of Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal. 666-667.
[15] Denzinger 858.
[16] Denzinger 861; Decrees of Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-konsili Ekumenis}, Vol. 2, hal.685.
Terimakasih atas artikelnya, saya semakin mengerti perjalanan kerajaan raja salomo
Novriadi 3 mingguBaca lebih lanjut...Justru karena kami punya kasih Kristiani sejati kepada sesama kamilah, materi-materi kami ini kami terbitkan. St. Paulus mengajarkan, bahwa kita harus menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan (Ef. 5:11). Gereja Katolik, satu-satunya lembaga...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo – devosi kepada Santa Perawan Maria itu krusial untuk keselamatan dan pengudusan jiwa. Namun, dan juga yang terpenting, orang harus 1) punya iman Katolik sejati (yakni, iman Katolik tradisional),...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Since your comment is written in English, we are responding in English and including a translation in Indonesian. However, we would recommend that you write us in Indonesian instead, if...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo – memang benar bahwa orang hendaknya mengasihi orang lain dan menjaga ciptaan Allah. Namun, yang terutama, kita pertama-tama harus mengasihi/mencintai Allah. Sangat amat penting pula, terutama pada zaman kita,...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo – Misteri Terang itu datangnya dari Yohanes Paulus II. Dia ini seorang Anti-Paus dan pemurtad masif. Rosario orisinal yang diberikan oleh Santa Perawan Maria adalah 15 dekade dengan Misteri-Misterinya...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...peristiwa terang kenapa tidak ada dalam pembahasan artikel ini?
devie 4 bulanBaca lebih lanjut...Allah Maha Besar melalui Putranya Yesus Kristus dan Bundanya Maria ..Melakukan muzizat menunjukan Betapah Besarnya dan Baiknya Allah..Kita manusia harus berbuat baik satu dengan yang lain dan alam sekitar serta...
fidelis Budi Suryanto 4 bulanBaca lebih lanjut...Are the FSSP and SSPX right on the sacraments?
Petrus Fiter Panco 4 bulanBaca lebih lanjut...Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 6 bulanBaca lebih lanjut...