^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Padre Pio tentang Perlunya Iman Katolik, Perlunya untuk Bekerja dengan Iman, dan tentang Agama-Agama dan Sekte-Sekte Lain
Surat-surat dari Padre Pio dengan jelas membuktikan bahwa ia tidak menghormati agama-agama sesat dan bahwa ia dengan teguh percaya kepada dogma bahwa seseorang perlu menjadi Katolik untuk dapat diselamatkan.
Inilah apa yang dikatakan Monsinyur George Pogany (yang mengenal Padre Pio secara pribadi) tentang pandangan Padre Pio terhadap agama-agama lain. “...Padre Pio berkeras bahwa iman Katolik adalah satu-satunya agama yang didirikan oleh Yesus Kristus. Ia menerima semua orang sebagai manusia, tetapi ia yakin bahwa agama-agama lain didirikan oleh manusia-manusia lain, seperti oleh Luther, Calvin, atau oleh Zwingli...”[1]
Sewaktu ia berbicara tentang dosa-dosa umat manusia, Padre Pio berkata: “Ia (Yesus) melihat semua keburukan dan kejahatan para makhluk sewaktu mereka melakukannya. Ia mengetahui betapa besarnya penghinaan dan kenistaan dosa-dosa terhadap Kerajaan Allah. Ia melihat segala keburukan, ketidaksenonohan, kenistaan yang keluar dari bibir makhluk-makhluk disertai kejahatan dari hati mereka, yang hati dan bibirnya telah diciptakan untuk membawa lagu-lagu pujian dan berkat kepada sang Pencipta. Ia melihat penistaan yang dilakukan para imam dan umat kepada diri mereka sendiri, karena mereka tidak peduli akan sakramen-sakramen yang ditetapkan untuk keselamatan kita sebagai jalan yang diperlukan untuknya, malah menjadikan batu sandungan kepada dosa dan kutukan bagi jiwa-jiwa.”[3]
Seorang pria yang buta yang bernama Pietruccio bertanya kepada Padre Pio apa yang harus seseorang lakukan untuk menyelamatkan jiwanya. Padre Pio menjawab: “Cukup jika anda menjaga perintah-perintah Allah dan Gereja.”[4]
Padre Pio sekalinya didengar berkata tentang seorang dokter yang baik, “Sayang sekali ia seorang Yahudi.”[5]
Pada suratnya yang bertanggal 7 April 1913, Padre Pio berkata: “Betapa banyaknya saudara-saudara kita yang malang yang membalas cinta kasih Yesus dengan melemparkan diri mereka sendiri ke dalam tangan yang terbuka lebar dari sekte Freemasonry yang terkenal kejahatannya!”[6]
Di zaman Padre Pio, berbagai sekte non-Katolik secara aktif mencoba untuk mengonversikan orang-orang Italia. Salah satu sekte ini membuka taman kanak-kanak di dekat Padre Pio. Padre Pio mengetahui bahwa para anak-anak terpapar kritik tentang iman Katolik. Padre Pio sangatlah marah; ia berkata kepada atasanna: “Cepat, lakukan sesuatu! Pergilah di dalam nama saya kepada uskup agung untuk meminta izin membuka sebuah taman kanak-kanak di dekat mereka...” Sebuah taman kanak-kanak dibuka, dan tidak lama kemudian, sekte tersebut harus menutup taman kanak-kanak mereka dan berpindah.[7] Padre Pio melawan kejahatan tidak hanya dengan doa, tetapi juga dengan tindakan.
Catatan kaki:
[1] C. Bernard Ruffin, Padre Pio: The True Story {Padre Pio: Kisah Sejati}, Our Sunday Visitor, Huntington, IN. hal. 417.
[2] Padre Pio of Pietrelcina, Letters Vol. III {Padre Pio dari Pietrelcina, Surat-surat Vol. III}, National Centre for Padre Pio, Barto, PA. hal. 943.
[3] Radio Replies Press, Inc. The Agony of Jesus {Sengsara Yesus}, TAN Books, Rockford, IL. hal. 24.
[4] Romo John A. Schug, Padre Pio, National Centre for Padre Pio, Barto, PA. hal. 156.
[5] C. Bernard Ruffin, Padre Pio: The True Story {Padre Pio: Kisah Sejati}, Our Sunday Visitor, Huntington, IN. hal. 300.
[6] Padre Pio of Pietrelcina, Letters Vol. I {Padre Pio dari Pietrelcina, Surat-surat Vol. I}, National Centre for Padre Pio, Barto, PA. hal. 396.
[7] Gennaro Preziuso, The Life of Padre Pio {Hidup Padre Pio}, Society of St. Pauls, Staten Island, NY. hal. 178.
Artikel-Artikel Terkait
Ya. Bunuh diri adalah dosa berat, dan orang-orang yang mati dalam keadaan dosa berat langsung masuk Neraka. https://vatikankatolik.id/dosa-asal-dosa-berat-neraka/ Menarik pula bahwa Kitab Hukum Kanonik tahun 1917, kanon 1240 §1 no....
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Sayang sekali mayoritas orang Nusantara mengikut agama diabolis itu. Semoga Roh Kudus mencerahkan hati para umat muslim dan mengeluarkan mereka dari kegelapan.
Ray 3 bulanBaca lebih lanjut...apakah benar bahwa orang yang bunuh diri tidak akan diampuni dosanya dan akan selamanya berada di neraka?
Maria Melanie Aryanti 3 bulanBaca lebih lanjut...Anda sebetulnya perlu menonton dan menyimak video ini (yang tampaknya belum/tidak anda simak dengan baik). Kelihatannya, nenurut anda gelar santo/santa itu tidak penting. Tetapi gelar ini begitu pentingnya karena di...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...Sibuk semua dengan liturgis masing masing... hakim yang punya otoritas yaitu Yesus... terserah pada mau sibuk apaan soal santa santo... apa yang dilakukan di dunia akan dihakimi secara pribadi oleh...
ngatno 4 bulanBaca lebih lanjut...terima kasih min penjelasannya terima kasih juga kalendernya, sangat bermanfaat
Yulius Kristian 5 bulanBaca lebih lanjut...Halo – Kongregasi Suci bagi Ritus (Sacra Rituum Congregatio) melarang warna biru dalam pakaian ibadat dan menyatakan penggunaan warna tersebut sebagai suatu penyelewengan.[a] “Prefek Kongregasi Abdi Santa Perawan Maria dari...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...Orang yang tidak jujur seperti anda ini adalah yang sesat. Membantah poin video ini anda tidak bisa. Poin-poin yang kami ajukan di dalam artikel dan video ini berasal dari buku...
Biara Keluarga Terkudus 7 bulanBaca lebih lanjut...yang sesat kayaknya anda si penulis
CanonMR 7 bulanBaca lebih lanjut...permisi boleh tanya klo warna liturgi biru itu apa ya? apakah dulu gereja mewajibkan/mengharuskan biru menjadi warna liturgi trimakasih
Yulius Kristian 10 bulanBaca lebih lanjut...