^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Hari Minggu, Bukan Sabtu, Harinya Tuhan
Membantah Para Adventis Hari Ketujuh dan Para Baptis Hari Ketujuh dari Kitab Suci
Di dalam Keluaran 20, kita melihat perintah untuk menguduskan hari Sabat. Di dalam Perjanjian Lama, Sabat berarti “istirahat” atau “pemberhentian” pada hari ketujuh dari minggu Yahudi – yaitu hari Sabtu. Tidak sedikit jumlah orang Protestan yang berargumentasi bahwa orang-orang tetap terikat oleh perintah untuk mengkhususkan hari Sabtu untuk Allah. Mereka percaya bahwa orang-orang Katolik melanggar perintah ini dengan mengakui, sesuai dengan Tradisi Gereja dan ajaran dari Perjanjian Baru, bahwa hak-hak istimewa dari hari Sabat telah dialihkan kepada hari Minggu di dalam Perjanjian Baru. Pertimbangan-pertimbangan berikut seharusnya menunjukkan kepada semua orang yang tulus hati mengapa para Adventis Hari Ketujuh dan para Baptis Hari Ketujuh salah. Allah sendiri, oleh Gereja yang didirikan-Nya, telah mengalihkan hak-hak istimewa dari hari Sabat kepada hari Minggu, atas penghormatan untuk hari di mana Yesus bangkit.
PERINTAH UNTUK MENGUDUSKAN HARI SABAT BERBEDA SIFATNYA DARI PERINTAH-PERINTAH YANG LAIN
Dari antara 10 perintah Allah, perintah yang berkenaan dengan pengudusan hari Sabat berbeda dari yang lain. Poin ini sangat penting. Perintah tersebut berbeda sebab itulah satu-satunya perintah dari kesepuluh Perintah Allah yang berkenaan dengan ritual, dan bukan hukum alam. Contohnya, manusia mengetahui di dalam hatinya bahwa ia tidak boleh membunuh, bahwa ia tidak boleh mencuri, dsb. Tetapi, hukum alam sendiri tidak mengajarkan kepadanya bahwa ia harus menyembah Allah pada suatu hari tertentu, dan bukan pada hari lain. Pengetahuan ini haruslah berasal dari wahyu serta aturan eksterior.
Kenyataannya, pengudusan hari Sabat atau Hari Ketujuh hanyalah bermula setelah Keluaran, dan tidak dilakukan sebelumnya ataupun sejak permulaan. Pengudusan hari Sabat adalah bagian dari ritual dan bukan hukum alam. Karena pengudusan hari Sabat adalah perintah yang berkenaan dengan hukum ritual, dan bukan hukum alam, Allah dapat mengubah hari di mana Ia harus dihormati secara khusus. Para Protestan yang berpendapat bahwa hukum Sabat hari Sabtu tetap berlaku tidak mengikuti aspek-aspek lain dari hukum ritual Perjanjian Lama. Mereka tidak lagi menganggap penyunatan atau kurban ritual sebagai hal yang mengikat, tetapi mereka menganggap hukum ritual Sabat sebagai hal yang mengikat. Hal ini tidak alkitabiah dan tidak masuk akal.
Sama seperti penyunatan, kurban-kurban ritual, serta bagian-bagian lain dari hukum ritual telah berhenti dengan kedatangan Kristus, kewajiban ritual untuk mengkhususkan hari Sabtu untuk Allah telah dihapuskan. Kewajiban tersebut telah digantikan oleh Allah dan Gereja-Nya dengan kewajiban khusus untuk menguduskan hari Minggu.
PARA RASUL DAN GEREJA PERDANA MENGUDUSKAN MINGGU, DAN BUKAN SABTU
Para Rasul dengan jelas menguduskan hari Minggu dan bukan Sabtu. Kita membaca bahwa mereka bertemu untuk Ekaristi dan pemecahan roti pada hari pertama di dalam minggu, yaitu pada hari Minggu, hari Kebangkitan Tuhan.
Kita melihat bahwa orang-orang Kristiani berkumpul untuk beribadat pada hari Minggu. Hari ini dikhususkan oleh para Rasul.
Ayat berikut sangatlah penting.
Di sini kita melihat bahwa St. Paulus mengajarkan secara khusus bahwa hukum-hukum tentang hari raya dan ritual (termasuk ketaatan terhadap Sabat!) berkenaan dengan masa Perjanjian Lama dan tidak lagi mengikat setelah kedatangan Kristus. Hal ini tidak bisa lebih jelas lagi!
ALLAH MEMBERIKAN GEREJANYA KUASA UNTUK MEMINDAHKAN HARI SABAT KEPADA HARI MINGGU UNTUK MEMPERINGATI KEBANGKITANNYA
Itulah mengapa orang-orang Kristiani awal bertemu pada hari Minggu (Harinya Tuhan) untuk merayakan Ekaristi. Itulah mengapa para Bapa terkuno, seperti St. Ignatius dari Antiokhia, yang menulis sekitar tahun 110 M, mengakui bahwa hari Minggu adalah hari Tuhan, dan bukan hari Sabtu.
Ini adalah bukti yang jelas bahwa para Adventis Hari Ketujuh dan para Baptis Hari Ketujuh mengikuti penyesatan yang dibuat manusia akan Kitab Suci yang bukan hanya tidak dikenal oleh para Rasul, tetapi juga tidak dikenal oleh para Kristiani terkuno. Banyak Bapa lain juga dapat dikutip.
TETAPI ADA LAGI: HARI ISTIRAHAT ALLAH BERHUBUNGAN DENGAN CIPTAANNYA; IA BERISTIRAHAT SETELAH KARYA PENCIPTAANNYA SELESAI
KEBANGKITAN DIARTIKAN SEBAGAI SELESAINYA CIPTAAN BARU, DAN OLEH KARENA ITU MENANDAI HARI ISTIRAHATNYA YANG BARU
Kita melihat bahwa hari istirahat Allah berhubungan dengan selesainya pekerjaan-Nya. Allah menyelesaikan pekerjaan-Nya, lalu ia beristirahat pada hari ketujuh. Tetapi, segenap ciptaan telah terlukai oleh dosa Adam.
Itulah mengapa Roma 8 mengajarkan bahwa seluruh ciptaan menantikan Penebusan oleh Kristus. Penebusan-Nya akan membenahi ciptaan yang telah terluka.
Oleh karena itu, Penebusan oleh Kristus, adalah penciptaan yang baru. Itulah mengapa kita membaca:
Karya ciptaan baru Kristus – yang membenahi ciptaan yang telah terluka oleh Adam – terpenuhi di Kayu Salib dan mencapai puncaknya pada saat Kebangkitan-Nya. Itulah mengapa kita menemukan bahwa Yesus disamakan secara halus dengan penjaga taman. Kejadian yang nyata ini juga dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Yesus berada di dalam taman yang baru – Taman Eden yang telah dipulihkan (Firdaus) yang sebelumnya telah dirampas oleh dosa Adam.
Penebusan dan Kebangkitan Yesus memulihkan Firdaus dan membenahi taman yang telah ternodai; karena ia adalah Adam yang baru dan yang lebih besar.
Maka, sangatlah masuk akal bahwa Harinya Tuhan (Minggu, yaitu hari Kebangkitan-Nya) yang menandakan akhir dari karya penciptaan-Nya yang baru – menjadi hari istirahat yang baru.
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 2 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 2 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...