Meditasi V St. Alfonsus untuk Masa Adven

I. Dilexit me, et tradidit semetipsum pro me. Yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. (Gal. II. 20.) Bisa kubilang, ya Yesusku, bahwa wafat-Mu, penderitaan-Mu, jasa-jasa-Mu, dan diri-Mu seutuhnya adalah milikku, sebab demi aku, Engkau telah merangkul hidup yang susah, wafat yang penuh kepahitan, dan derita yang sebegitu kejamnya. Oh! Ya Yesusku, yang lebih menyusahkanku, adalah berpikir bahwa dulu Engkau milikku, dan aku sudah kehilangan diri-Mu begitu seringnya karena dosa-dosaku secara sengajar. Ampunilah aku, dan ikatlah aku begitu eratnya dengan-Mu, supaya takkan pernah bisa lagi aku kehilangan Engkau.

Kau kucinta dengan segenap jiwaku. Engkau ingin menjadi milikku seutuhnya, dan aku ingin menjadi milik-Mu seutuhnya.

II. Karena Putra Allah adalah Allah benar, Ia mengalami kebahagiaan tak terbatas. Namun demikian, ujar St. Thomas, Ia telah berbuat begitu banyak dan menderita begitu banyak untuk manusia, sehingga orang berkata diri-Nya tak bisa Bahagia tanpa manusia. Quasi sine ipso beatus esse non posset. Seandainya Yesus Kristus dulu harus membeli kebahagiaan-Nya di atas bumi, apa lagi yang mungkin bisa dilakukan-Nya selain memikul kelemahan kita, dan memanggul segenap kerapuhan kita, demi pada akhirnya mengakhiri hayat-Nya dengan kematian yang sebegitu kejam dan hina yang dialami-Nya itu?

Namun tidak, Dia tak berdosa, Dia itu kudus, dan Dia itu berbahagia dari kodrat-Nya sendiri: Ketika Ia berbuat begitu banyak, ketika Ia menderita begitu banyak, itu dilakukan-Nya demi memperolehkan kita rahmat ilahi serta Firdaus yang telah kita hilangkan. Celakalah orang yang tidak mengasihi-Mu, ya Yesusku, dan yang tidak mencintai kebaikan yang sebegitu besarnya.

III. Seandainya Yesus Kristus telah mengizinkan kita meminta bukti-bukti terbesar cinta kasih-Nya, yang manakah yang berani meminta kepada-Nya untuk menjadi manusia seperti kita, memeluk seluruh penderitaan kita, dan bahkan menjadi miskin papa, teramat hina, teramat menderita dari antara semua, sampai wafat karena begitu banyak siksaan, pada kayu yang hina, dikutuk dan ditinggalkan oleh semua orang, dan bahkan oleh Bapa-Nya yang Kekal?

Namun yang tidak pernah kita berani pikirkan, sudah dipikirkan-Nya dan dilakukan-Nya. Ya Penebusku yang terkasih, perolehkanlah aku oleh karena itu rahmat yang telah pantas Kaudapatkan dengan wafat-Mu. Kucinta Kau, dan kubertobat karena telah menghina-Mu. Ambillah jiwaku, aku tak mau lagi jiwaku berada di bawah kuasa Iblis. Aku ingin jiwaku menjadi milik-Mu seutuhnya, sebab Engkau telah menebusnya dengan harga darah-Mu. Engkau seorang yang mengasihiku, dan aku ingin mengasihi-Mu seorang. Lepaskanlah aku dari hukuman hidup tanpa mengasihi-Mu, dan hukumlah aku kemudian seperti yang berkenan kepada-Mu. Ya Maria, ya suakaku, wafat Yesus dan perantaraanmu adalah segala pengharapanku.

Catatan kaki:

Œuvres complètes du Bienheureux Alphonse-Marie de Liguori [Karya Lengkap Beato Alfonsus Maria Liguori], T. III, Paris, Parent-Desbarres, Éditeurs, 1835, Huit Méditations sur le grand mystère de l’incarnation du Verbe éternel, pour les huit premiers jours de l’Avent, en commençant au premier dimanche [Delapan Meditasi Misteri Agung Penjelmaan Sang Sabda Kekal, untuk delapan hari pertama masa Adven, bermula dengan Minggu Pertama], hal. 229-230.