| Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
| Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
St. Yohanes Krisostomus (sekitar tahun 380): “Doa adalah sumber, akar, dan ibunda dari hal-hal yang baik yang tidak terhitung jumlahnya. Kuasa doa memadamkan kekuatan api, mengekang singa-singa yang mengamuk, menghentikan peperangan dan pertikaian, bertahan melawan badai, meloloskan [seseorang] dari iblis, membuka pintu Surga, memutuskan ikatan maut, menyembuhkan penyakit, mencegah luka-luka, dan menguatkan kota-kota yang runtuh.” (Hom. 15)
St. Agustinus: “Dosa adalah segala sesuatu yang diucapkan, dikatakan atau dikehendaki, yang berlawanan dengan hukum Allah.”
St. Gregorius dari Nazianzus: “Banyak jalan yang menyimpang dari jalan yang lurus dan yang telah ditetapkan, semuanya itu menuntun ke dalam jurang kehancuran.”
Konsili Efesus, 431 M: “Tidak seorang pun yang berani melawan Penciptanya sendiri telah lolos dari pembalasan ilahi, tetapi segera, sejauh mata manusia dapat melihat, ia telah dihukum secara sebagian, sebab hukuman yang lebih penuh yang dijatuhkan atas dirinya dipersiapkan untuk waktu Penghakiman.”
St. Hilarius (sekitar tahun 360): “Tubuh-tubuh yang tercemarkan oleh hawa nafsu adalah tempat tinggal iblis.”
“ ... saya menolak sepenuhnya gagasan yang bidah tentang suatu evolusi dogma-dogma yang menyatakan bahwa dogma-dogma berubah dari satu makna menjadi suatu makna yang lainnya, yang dengannya makna yang baru ini berbeda dari apa yang telah dipercayai oleh Gereja sebelumnya ....” (Paus Pius X, Sumpah Melawan Modernisme, 1910 M)
Paus St. Leo Agung: “Kehendak untuk mencelakai kita memang senantiasa giat adanya dalam diri sang penggoda, tetapi ia akan terlucuti dari senjatanya dan tidak akan berdaya, jika ia tidak menemukan tempat yang menguntungkan dalam diri kita di mana ia dapat menyerang diri kita.” (Khotbah 78)
St. Alfonsus (sekitar 1760): “Lihatlah pula cinta kasih yang istimewa yang telah dipertunjukkan oleh Allah kepada diri anda dengan membuat anda terlahir di dalam suatu negeri Kristiani, dan di pangkuan Gereja Katolik atau Gereja yang sejati. Betapa banyaknya orang yang terlahir dari antara orang-orang pagan, dari antara orang-orang Yahudi, dari antara orang-orang Mahometan [Muslim] serta para bidah, dan mereka semua binasa.”
St. Gregorius dari Nazianzus: “Karena banyak orang … membuang-buang begitu banyak waktu untuk upaya-upaya mereka yang untuknya tiada upah yang menanti – atau hanya ocehan belaka ….”
Paus St. Gregorius I (sekitar tahun 590): “ … jika kamu sekalian milik Kristus, maka kalian adalah benih Abraham (Gal. 3:29). Jika kita, oleh karena iman kita dalam Kristus, dianggap sebagai anak-anak Abraham, maka orang-orang Yahudi akibat kedurhakaan mereka telah berhenti menjadi benihnya.”
Bunda Maria kepada St. Dominikus (1214): “’Dominikus yang terkasih, tahukah engkau senjata yang hendak digunakan oleh Allah Tritunggal Mahakudus untuk memperbarui dunia?’ ‘Oh, Ratuku”, jawab Santo Dominikus, ‘engkau tahu hal itu jauh lebih baik daripada diriku ...’ Lalu, Bunda Maria menjawab, ‘Aku ingin agar engkau tahu bahwa, di dalam peperangan semacam ini, senjata utamanya selalu merupakan Buku Mazmur Malaikat (Rosario), yang merupakan batu penjuru dari Perjanjian Baru. Maka, jika engkau ingin menjangkau jiwa-jiwa yang keras hati ini dan memenangkan mereka kepada Allah, khotbahkanlah Buku Mazmurku (Rosario).” (Rahasia Rosario, hal. 18)
St. Afrahat (336): “Dan Yesus menyerahkan kuncinya kepada Simon, dan naik [ke Surga] dan kembali kepada Ia yang telah mengutus-Nya.”
St. Louis De Montfort (1706): “ … para iblis, yang adalah pencuri yang ahli, hendak mengejutkan kita saat kita tidak menyadarinya, dan merampok diri kita. Mereka menantikan siang dan malam datangnya kesempatan yang menguntungkan. Untuk mencapai tujuan itu, mereka tidak henti-hentinya mengepung diri kita untuk memangsa diri kita serta merenggut dari diri kita pada suatu saat, melalui suatu dosa, segenap rahmat dan jasa-jasa yang telah kita peroleh selama bertahun-tahun.” (Devosi Sejati kepada Maria #87)
Paus Gregorius XI, Mirari Vos, 15 Agustus 1832: “Oleh karena itu, adalah keabsurdan dan penghinaan yang tertinggi terhadap Gereja untuk menyatakan bahwa suatu pemulihan dan regenerasi tertentu diperlukan untuk menjamin keberadaan dan perkembangan Gereja, seakan-akan kita dapat percaya bahwa Gereja dapat mengalami kecacatan atau pengaburan, atau perubahan semacam itu.”
^