^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Keluarga Berencana Alami adalah Pengendalian Kelahiran yang Penuh Dosa
Di dalam Artikel ini:
Apa itu Keluarga Berencana Alami (KBA)?
Keluarga Berencana Alami (KBA) adalah praktik di mana seseorang dengan sengaja membatasi hubungan perkawinan hanya pada waktu-waktu di mana sang istri infertil dengan tujuan menghindari dikandungnya seorang anak. KBA digunakan untuk alasan-alasan yang sama bahwa orang-orang menggunakan kontrasepsi artifisial: untuk secara sengaja menghindari dikandungnya anak sewaktu melakukan hubungan perkawinan.
Anti-Paus Paulus VI secara benar menjelaskan bahwa KBA adalah pengendalian kelahiran sewaktu ia mempromosikannya di dalam ensikliknya Humanae Vitae.
Di dalam ensikliknya, Humanae Vitae, Paulus VI menyetujui penggunaan KBA
Mengapa KBA adalah sebuah dosa?
KBA adalah sebuah dosa karena hal tersebut adalah pengendalian kelahiran; hal itu berlawanan dengan pengandungan. Hal tersebut adalah penolakan dari penggunanya untuk membuka diri kepada anak-anak yang Allah telah rencanakan untuk diberikan kepada mereka. Tujuan hal ini sama sekali tidak berbeda dari kontrasepsi artifisial, dan oleh karena itu, hal tersebut adalah suatu kejahatan moral sama seperti kontrasepsi artifisial.
Ajaran dari Magisterium Paus Katolik
Paus Pius XI berbicara dari Takhta Petrus di dalam ensikliknya di tahun 1931 Casti Connubii tentang pernikahan Kristiani. Ajarannya menunjukkan bahwa segala bentuk pencegahan kelahiran adalah jahat. Kami mengutip suatu kutipan yang panjang dari ensikliknya yang merangkum masalah ini.
Paus Pius XI mengutuk kontrasepsi di dalam ensiklik Casti Conubii
Seseorang dapat melihat bahwa Paus Pius XI mengutuk segala bentuk kontrasepsi sebagai hal yang menghasilkan dosa berat karena hal tersebut menghalangi tindakan perkawinan. Apakah hal ini mengutuk KBA? Ya, tetapi para pembela Keluarga Berencana Alami berkata ‘tidak’. Mereka beralasan bahwa dalam menggunakan Keluarga Berencana Alami untuk menghindari kandungan, mereka tidak dengan sengaja menghalangi tindakan perkawinan atau dengan sengaja menghapuskan kekuatan alaminya untuk menghasilkan kehidupan, seperti kontrasepsi-kontrasepsi artifisial. Mereka berargumentasi bahwa KBA itu ‘alami’.
Akal sehat seharusnya berkata kepada mereka yang sungguh-sungguh mempertimbangkan hal ini bahwa argumen-argumen ini munafik karena segala tujuan dari KBA adalah untuk menghindari kandungan. Tetapi, upaya pembenaran KBA – klaim bahwa hal itu tidak mengganggu tindakan perkawinan sendiri dan oleh karenanya diizinkan – harus dibantah secara khusus. Klaim ini dibantah secara khusus dengan melihat secara hati-hati ajaran Gereja Katolik tentang pernikahan TUJUAN UTAMANYA. Menurut ajaran Katolik, tujuan utama pernikahan (dan tujuan utama tindakan perkawinan) mengutuk KBA.
Dogma Katolik mengajarkan kita bahwa tujuan utama pernikahan (dan tindakan perkawinan) adalah prokreasi dan pendidikan anak-anak.
Di samping tujuan utama ini, terdapat pula tujuan-tujuan sekunder dari pernikahan, seperti tujuan saling membantu, menenangkan nafsu, dan pertumbuhan rasa saling cinta. Tetapi tujuan-tujuan sekunder ini harus selalu dikemudiankan oleh tujuan utama dari pernikahan (yaitu prokreasi dan pendidikan anak-anak). Ini adalah kunci utama yang harus diingat di dalam diskusi tentang KBA.
Oleh karena itu, walaupun KBA tidak secara langsung mengganggu tindakan perkawinan sendiri, seperti yang gemar ditekankan oleh para pembelanya, tidak ada bedanya. KBA adalah suatu dosa karena praktiknya mengemudiankan tujuan utama perkawinan dan tindakan perkawinan (yaitu prokreasi dan pendidikan anak-anak) daripada tujuan-tujuan sekundernya.
KBA mengemudiankan tujuan utama perkawinan daripada hal-hal lain dengan cara mengupayakan dengan sengaja untuk menghindari anak-anak (yaitu, untuk menghindari tujuan utamanya) sewaktu tindakan perkawinan dilakukan. KBA oleh karena itu memutarbalikkan aturan yang dikehendaki oleh Allah. Hal tersebut melakukan hal yang diajarkan oleh Paus Pius XI secara khidmat tidak dapat dilakukan secara sah. Dan poin ini membantah segala argumen yang dibuat oleh mereka yang membela KBA; karena segala argumen-argumen yang dibuat oleh mereka yang membela KBA berpusat kepada tindakan perkawinan itu sendiri, sedangkan mereka tidak menghiraukan fakta bahwa tidak ada bedanya jika satu pasangan tidak mengganggu tindakan itu sendiri jika mereka mengemudiankan atau menghalangi TUJUAN utama pernikahan.
Sebagai rangkuman: satu-satunya perbedaan antara kontrasepsi artifisial dan KBA adalah bahwa kontrasepsi artifisial menghalangi kekuatan dari tindakan perkawinan sendiri, sedangkan KBA menghalangi tujuan utamanya (dengan cara mengemudiankan prokreasi anak-anak daripada hal-hal yang lain).
Sabda Allah
Bukanlah suatu hal yang rumit untuk mengerti bahwa penggunaan KBA untuk menghindari kehamilan adalah dosa. Hal ini dituliskan di dalam hati manusia bahwa tindakan tersebut adalah dosa.
Kita semua tahu bahwa Allah adalah Ia yang membuka kandungan, Ia yang mematikan dan menghidupkan
Lalu mengapakah seorang wanita yang ingin memenuhi kehendak Allah membuat suatu upaya yang sistematis untuk menghindari hidup baru yang diberikan Allah kepadanya? Alasan apakah yang orang tersebut dapat gunakan untuk mencari cara bagaimana dapat melakukan tindakan-tindakan perkawinan tanpa menjadi hamil dengan anak yang akan dikirimkan oleh Allah? Mengapakah seorang wanita (atau seorang pria) yang percaya bahwa Allah membuka kandungan mencoba untuk menghindari-Nya untuk membuka kandungan lewat upaya yang berhati-hati dan terorganisir, yang melibatkan grafik, siklus, dan termometer? Jawabannya adalah mereka yang melakukan tindakan semacam itu seperti KBA membalikkan badan terhadap Allah (yang pada dasarnya adalah dosa) dan menolak untuk membuka diri kepada kehendak-Nya.
Sewaktu pasangan berusaha sedemikian rupa untuk menghindari anak-anak, di mana mereka dengan sengaja menghindari waktu-waktu fertil dan membatasi tindakan perkawinan hanya pada waktu infertil, mereka berdosa melawan hukum alam – mereka berdosa kepada Allah yang mereka tahu, menciptakan kehidupan. KBA, oleh karena itu, adalah dosa melawan hukum alam, karena Allah adalah pencipta kehidupan dan KBA menghalangi rancangan-Nya.
Orang-orang Mengetahui bahwa KBA adalah sebuah Dosa
Berikut adalah beberapa kesaksian yang sangat menarik dari orang-orang yang telah menggunakan KBA atau telah diajarkan tentang KBA. Komentar-komentar mereka diambil dari bagian ‘the letters to the editor’ {‘surat-surat kepada penyunting’} dari suatu publikasi yang menulis artikel tentang KBA[6] (Nama-nama mereka terdapat di surat orisinalnya). Surat-surat mereka menunjukkan bahwa para wanita yang menggunakan KBA, dan juga para pria yang mentolerir atau bekerja sama dengannya, berdosa melawan hukum alam yang terukir di hati mereka. Mereka yang menggunakan KBA mengetahui bahwa mereka menghalangi kehendak Allah dan mempraktikkan kontrasepsi.
Planned Parenthood dan KBA
Apakah anda pernah melihat persamaan antara Planned Parenthood (penyedia aborsi terbesar di dunia) dan Keluarga Berencana Alami? Kontrasepsi artifisial dan obat-obatan aborsi ditemukan di bawah rak-rak toko yang dilabeli ‘Keluarga Berencana’. Layaknya aborsionis, para perencana keluarga menganggap anak-anak sebagai sesuatu yang tidak diinginkan, setidaknya untuk sementara; sedangkan para orang beriman sejati selalu menganggap mereka sebagai berkat yang tidak dapat dipungkiri dari Allah Sendiri, yang direncanakan oleh penyelenggaraan-Nya sepanjang masa. “Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah... Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu...” (Mazmur 126:3,5).
Di dalam publikasi-publikasi yang mempromosikan KBA, jangka waktu fertil seorang istri kadang-kadang disebut ‘tidak aman’ dan ‘berbahaya’, bagaikan penciptaan hidup baru adalah suatu pelanggaran keamanan nasional dan bagaikan seorang anak kecil adalah suatu kejahatan yang berbahaya! Ini benar-benar menjijikkan.
Bukankah hal ini jelas sudah, bahwa mereka yang mengikuti perilaku semacam ini dan cara tersebut mengasingkan Allah dan anak-anak serta menggantikan mereka dengan rencana mereka yang egois?
Sang pemuda suci Tobit berhubungan dengan mempelainya Sara setelah berdoa selama tiga hari, bukan untuk hawa nafsu birahi tetapi hanya untuk cinta akan keturunan. Ia diajarkan oleh Malaikat Agung Santo Rafael bahwa untuk dapat melakukan tindakan perkawinan, ia harus digerakkan oleh cinta akan anak-anak dan bukan oleh nafsu birahi.
Kata matrimony berarti ‘jabatan keibuan’. Mereka yang menggunakan KBA mencoba untuk menghindari matrimony (jabatan keibuan) dan untuk mengasingkan Tuhan daripada diri mereka sendiri.
KBA memiliki dampak-dampak yang kekal dan tidak terbatas
Fakta-fakta berikut mungkin adalah yang paling mempersalahkan praktik ‘Keluarga Berencana Alami’. Jika para perencana keluarga dapat melakukan kehendaknya, tidak akan ada St. Bernadette dari Lourdes, yang terlahir di dalam ruangan penjara bawah tanah; tidak pun ada St. Theresia dari Lisieux, yang terlahir dari seorang ibunda yang sakit-sakitan yang kehilangan tiga anak berturut-turut; tidak pun ada St. Ignatius Loyola, anak ketiga belas dari tiga belas anak;[9] dan tentunya tidak akan ada St. Katarina dari Siena yang adalah anak kedua puluh tiga di dalam keluarga yang memiliki dua puluh lima anak![10]
Dari kiri ke kanan: St. Bernadette Soubirous; St. Theresia dari Lisieux; St. Ignatius Loyola; St. Katarina dari Sienna
Contoh-contoh santo-santa yang merupakan anak bungsu dari banyak anak mungkin dapat didaftar dalam begitu banyak halaman. St. Katarina dari Siena dan santo-santa lain yang akan dilenyapkan sama sekali oleh KBA akan bangkit mengadili generasi KBA. Para Perencana Keluarga Alami tentunya akan memberi tahu ibunda St. Katarina bahwa tidak perlu ia memiliki lima anak (apalagi dua puluh lima!), dan bahwa ia membuang-buang waktu sewaktu ia mengandung anak-anaknya.
Hanya di dalam alam bakalah kita akan mengenal jiwa-jiwa abadi yang telah dirampas kesempatannya untuk masuk Surga akibat perilaku yang egois ini. Satu-satunya hal yang dapat menggagalkan kehendak Allah Yang Mahakuasa adalah kehendak mahkluk ciptaan-Nya yang fana; karena Ia tidak akan memaksakan seorang pun untuk memiliki anak-anak, seperti halnya Ia tidak akan melanggar kehendak bebas seorang pun. KBA adalah kejahatan yang tidak terbayangkan besarnya. (Renungkan saja dalam waktu singkat pikiran berikut, yaitu bila ibunda anda memutuskan untuk tidak memiliki anda.)
Jika para perencana keluarga mendapatkan apa yang mereka inginkan, penampakan-penampakan Bunda Maria dari Fatima tidak akan terjadi, karena ia menampakkan diri kepada Lucia (anak ketujuh dari tujuh bersaudara), Francisco (anak kedelapan dari sembilan bersaudara) dan Jacinta (anak kesembilan dari sembilan bersaudara). Para perencana keluarga, yang dengan egois menghalangi kehendak Allah, akan menghapuskan semua pesan Fatima dari sejarah manusia, serta mukjizat matahari, kehidupan yang luar biasa dari ketiga anak gembala ini, dan semua rahmat konversi yang didapatkan dari pengorbanan mereka yang mulia.
Berapa banyak santo-santa, konversi, dan mukjizat akan terhapuskan oleh praktik pengendalian kelahiran yang keji ini? Hanya Allah yang tahu.
Anak-anak Fatima
Seorang ibu yang memiliki banyak anak, yang sedang mengandung, datang ke Ars (tempat di mana St. Yohanes Vianney tinggal) untuk mencari dukungan moral darinya. Ia berkata kepadanya, “Oh Romo, usia saya sudah begitu lanjut!” St. Yohanes Vianney membalas: “Hendaknya engkau merasa lega, anakku; jika saja engkau mengetahui wanita-wanita yang akan masuk Neraka karena mereka tidak melahirkan kepada dunia ini anak-anak yang seharusnya mereka lahirkan!”
Kitab Suci mengajarkan bahwa seorang wanita dapat diselamatkan karena melahirkan anak (jika ia Katolik dan berada di dalam keadaan rahmat). Tetapi para pendukung KBA akan membuat kita percaya bahwa seorang wanita dapat diselamatkan karena menghindari anak. Terlebih lagi, layaknya seorang wanita yang memenuhi kehendak Allah dan menjaga keadaan rahmat di dalam pernikahan diselamatkan karena melahirkan anak, juga tidak terhitung jumlahnya para wanita yang akan terkutuk karena tidak melahirkan anak-anak yang Allah inginkan untuk mereka.
“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6:33)
Bantahan-bantahan
Bantahan 1) Keluarga Berencana Alami adalah suatu praktik pengendalian kelahiran yang dapat dibenarkan karena hal itu sama sekali tidak menghalangi kekuatan alami prokreasi.
Jawaban: Kami telah menjawab bantahan ini di atas. Kami tidak akan mengulangi seluruh hal itu kembali. Kami hanya akan meringkas kembali bahwa KBA terkutuk karena hal ini mengemudiankan TUJUAN utama pernikahan dan tindakan perkawinan daripada hal-hal lain. Hal ini membuat fakta bahwa KBA sama sekali menghalangi tindakan perkawinan itu sendiri tidak relevan, karena tujuan utamanya terhalangi.
Bantahan 2) Paus Pius XII mengajarkan bahwa KBA sah untuk paling tidak beberapa alasan. Maka anda tidak memiliki hak untuk mengutuknya, karena ia adalah seorang Paus.
Jawaban: Benar bahwa Paus Pius XII mengajarkan bahwa Keluarga Berencana sah untuk beberapa alasan di dalam rentetan khotbah yang falibel pada tahun 1950-an. Tetapi, hal ini tidak membenarkan KBA. Khotbah-khotbah Pius XII falibel, dan oleh karena itu rentan terhadap kesalahan.
Sewaktu mempelajari kesalahan-kesalahan Paus di sepanjang sejarah untuk mempersiapkan deklarasi tentang infalibilitas Kepausan, para teolog di Vatikan I menemukan bahwa lebih dari 40 Paus percaya akan pandangan-pandangan teologis yang salah. Suatu kasus kesalahan Paus yang terkenal keburukannya, Paus Yohanes XXII menganut pandangan yang salah bahwa jiwa-jiwa dari orang-orang yang baik di dalam Perjanjian Lama tidak menerima Visiun Beatifis {berkomunikasi langsung dengan Allah} sampai setelah Pengadilan Terakhir. Paus Honorius I, seorang Paus Roma yang terpilih secara valid, mendukung bidah monotelitisme (bahwa Tuhan kita Yesus Kristus hanya memiliki satu kehendak), yang untuknya ia dikutuk oleh Konsili Konstantinopel III. Tetapi tidak satu pun dari kesalahan-kesalahan ini diajarkan oleh para Paus dari Takhta St. Petrus, sama seperti khotbah Pius XII kepada bidan-bidan Italia bukanlah suatu deklarasi dari Takhta St. Petrus.
Salah satu kasus yang paling terkenal keburukannya mengenai kesalahan Paus di dalam sejarah Gereja adalah “Sinode Jenazah” di tahun 897. Di sini, jenazah Paus Formosus yang telah meninggal – yang adalah seorang Paus yang suci dan berbakti – dikutuk setelah kematiannya oleh Paus Stefanus VII untuk sejumlah tuduhan akan pelanggaran hukum kanon.[11] Paus Sergius III juga mendukung penghakiman tersebut, sedangkan Paus-Paus yang berikutnya, Theodorus II dan Yohanes IX menentangnya. Hal ini menunjukkan kepada kita dengan sangat jelas bahwa tidak semua keputusan, khotbah, pendapat atau penghakiman seorang Paus infalibel.
Seseorang dapat berargumentasi bahwa Pius XII adalah salah satu Paus terlemah di dalam sejarah Gereja. (Kami tidak mengikutsertakan para Anti-Paus Vatikan II, karena mereka bukanlah Paus). Pius XII membiarkan bidah dan modernisme berkembang; ia memodernisasikan liturgi pekan suci; ia mengajarkan bahwa evolusi teistik dapat dipercayai dan diajarkan oleh para imam dan teolog Katolik; dan ia membiarkan penolakan dogma Di Luar Gereja Tidak Terdapat Keselamatan merajalela, antara lain. Ia adalah seorang Paus yang sah, tetapi ia benar-benar merupakan jembatan kepada Konsili Vatikan II yang murtad dan para Anti-Paus yang melaksanakannya. Mereka yang berpikir bahwa mereka aman-aman saja untuk mengikuti sesuatu hanya karena hal tersebut didukung oleh para teolog sebelum Vatikan II atau oleh Paus Pius XII di dalam kapasitasnya yang falibel tidaklah benar. Walaupun ledakan dari Kemurtadan Besar terjadi di Vatikan II, momentumnya yang diakibatkan oleh ditinggalkannya Iman sudah berakar jauh sebelum Vatikan II, seperti yang terbukti dari banyak buku-buku sebelum Vatikan II yang mempromosikan bidah dan modernisme yang terkutuk. Kebanyakan imam sudah jatuh ke dalam bidah pada tahun 1950-an, seperti yang dibuktikan oleh fakta bahwa hampir semuanya menerima dan memeluk agama Vatikan II sewaktu Vatikan II dilaksanakan.
Intinya tetap bahwa adalah suatu ajaran yang infalibel dari Gereja Katolik bahwa tujuan utama pernikahan (dan tindakan perkawinan) adalah prokreasi dan pendidikan anak-anak. Keluarga Berencana Alami mengemudiankan tujuan utama pernikahan dan tindakan perkawinan daripada hal-hal lain dan oleh karena itu merupakan dosa berat.
Bantahan 3) Saya tahu bahwa KBA itu selalu salah, kecuali untuk alasan-alasan tertentu, dan di dalam kasus-kasus tersebut, hal itu diperbolehkan.
Jawaban: Kami akan mengutip kembali Paus Pius XI untuk menjawab bantahan ini.
Tidak ada alasan, bagaimanapun seriusnya, yang dapat membuat sesuatu yang secara intrinsik buruk menjadi baik. KBA mengemudiankan tujuan utama dari tindakan perkawinan (prokreasi dan pendidikan anak-anak) daripada hal-hal lain dan oleh karena itu terlarang.
Dan hal ini membawa kita ke suatu poin yang lain. Jika KBA bukanlah suatu dosa – jika hal itu hanyalah ‘alami’ , seperti yang mereka katakan – lalu mengapakah para pasangan yang telah menikah tidak dapat menggunakan KBA sepanjang pernikahan mereka dan tidak memiliki anak-anak sama sekali? Jika KBA bukanlah sebuah dosa, lalu semua wanita bebas sama sekali untuk menggunakan metode pengendalian kelahiran ini untuk mencegah dikandungnya semua anak supaya tidak satu pun dilahirkan. Tetapi, pada dasarnya semua pembela KBA akan mengakui bahwa hal tersebut imoral dan adalah dosa berat untuk menggunakan KBA untuk menghindari semua kehidupan baru. Tetapi sewaktu mereka membuat pengakuan ini mereka mengakui bahwa KBA adalah sebuah dosa; jika tidak, biarkan mereka mengakui bahwa hal tersebut dapat digunakan oleh semua pasangan untuk alasan apa pun untuk menghindari semua anak-anak.
Bantahan 4) Di dalam Casti Connubii sendiri, Paus Pius XI mengajarkan bahwa para pasangan suami istri dapat menggunakan periode-periode di mana sang istri tidak dapat mengandung.
Jawaban: Ya, Paus Pius XI mengajarkan bahwa para pasangan suami istri dapat menggunakan hak-hak pernikahan mereka pada masa-masa infertil sang istri (atau sewaktu terdapat kecacatan alami atau umur yang mencegah dikandungnya kehidupan baru). Tetapi ia tidak mengajarkan bahwa mereka dapat merencanakan untuk membatasi tindakan perkawinan hanya pada masa-masa infertil untuk menghindari kehamilan, seperti di dalam Keluarga Berencana Alami.
Inilah mengapa, di dalam kutipan di atas, Paus Pius XI mengulangi bahwa semua penggunaan hak-hak pernikahan – termasuk sewaktu kehidupan baru tidak dapat dihasilkan akibat waktu atau alam – harus tetap mengemudiankan tujuan-tujuan sekunder dari pernikahan daripada tujuan utamanya! Ajaran ini mematikan KBA, karena KBA sendiri mengemudiankan tujuan utama pernikahan (prokreasi dan pendidikan anak-anak) daripada hal-hal lain. Maka, secara pendek, kutipan di atas tidak mengajarkan KBA, tetapi hanya semata-mata mengucapkan prinsip bahwa pasangan suami istri dapat menggunakan hak-hak pernikahan mereka kapan pun. Terlebih lagi, di dalam paragraf yang sama, paragraf yang diputarbalikkan oleh para pembela KBA untuk membenarkan praktik pengendalian kelahiran mereka yang penuh dosa, Paus Pius XI mengutuk KBA dengan mengulangi ajaran tentang tujuan utama pernikahan, yang dikemudiankan KBA daripada hal-hal lain.
Bantahan 5) Semua orang mengakui bahwa ‘Keluarga Berencana Alami' dapat digunakan untuk membantu seorang wanita untuk mengandung. Oleh karena itu, metode yang sama dapat digunakan untuk menghindari kehamilan.
Jawaban: Jika pasangan menggunakan Keluarga Berencana Alami untuk mencapai kehamilan, hal tersebut sah karena di dalam kasus ini, mereka melakukan apa yang mereka dapat lakukan untuk memenuhi tujuan utama pernikahan (prokreasi dan pendidikan anak-anak). Jika pasangan suami istri menggunakan Keluarga Berencana Alami untuk menghindari kehamilan, hal tersebut adalah dosa karena di dalam kasus ini, mereka melakukan apa yang mereka dapat lakukan untuk menghindari tujuan utama pernikahan (prokreasi dan pendidikan anak-anak).
Bantahan 6) Tetapi imam tradisional saya mengajarkan saya KBA.
Jawaban: Sewaktu orang buta menuntun orang buta, keduanya jatuh ke dalam lubang (Matius 15:14). Pasangan-pasangan yang menggunakan KBA mengetahui bahwa mereka melakukan suatu dosa. Hal tersebut tertulis di dalam hati mereka. Mereka tidak memerlukan seorang imam untuk memberi tahu mereka bahwa hal tersebut adalah dosa. Ya, para imam yang bersikeras mengajarkan orang-orang bahwa KBA diperbolehkan dan membela metode pengendalian kelahiran ini juga bersalah, tetapi hal ini tidak menghapuskan tanggung jawab para pasangan yang mengikuti ajaran mereka yang buruk.
Inilah mengapa kami harus menekankan bahwa mereka yang memberikan uang kepada imam-imam ‘tradisionalis’ yang mempromosikan atau menerima KBA harus segera berhenti jika mereka tidak ingin berbagi di dalam dosa mereka dan mengikuti mereka ke Neraka, karena para imam tersebut menuntun jiwa-jiwa ke Neraka.
Imam-imam tersebut termasuk imam-imam Serikat St. Pius X, Serikat St. Pius V, CMRI {Congregation of Mary Immaculate Queen} dan hampir semua imam independen di dalam waktu Kemurtadan Besar ini.
Kesimpulan
Pasangan-pasangan yang telah menggunakan KBA, tetapi bertekad untuk berubah, tidak boleh berputus asa. KBA adalah suatu kejahatan, tetapi Allah pengasih dan akan mengampuni mereka yang bertekad secara teguh untuk mengubah hidup mereka dan mengakui dosa mereka. Mereka yang telah menggunakan KBA harus menyesali dosa mereka dan mengakui dosa mereka kepada seorang imam yang ditahbiskan secara valid bahwa mereka telah melakukan pengendalian kelahiran (selama hal tersebut telah dilakukan). Sang istri dan suami yang setuju dengan penggunaan KBA harus mengaku dosa. Mereka lalu harus terbuka kepada semua anak-anak yang Allah harapkan untuk berikan kepada mereka – tanpa khawatir atau mengetahui grafik, siklus, fertil atau infertil, mencari terlebih dahulu kerajaan Allah dan keadilan-Nya, dan membiarkan Allah merencanakan keluarga mereka.
Catatan kaki:
[1] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, oleh Claudia Carlen, Raleigh: The Pierian Press, Vol. 5, hal. 227.
[2] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 399-400.
[3] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 394.
[4] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 399.
[5] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 394.
[6] http://www.seattlecatholic.com
[7] Jurgens, The Faith of the Early Fathers {Iman Bapa-Bapa Gereja Perdana}, Collegeville, MN, The Liturgical Press, 1970, Vol. 3:2233.
[8] Denzinger, The Sources of Catholic Dogma {Sumber-Sumber Dogma Katolik}, B. Herder Book. Co., Edisi Ketiga puluh, 1957, no. 1159.
[9] John J. Delaney, Pocket Dictionary of Saints {Kamus Saku Santo-santa} (edisi pendek), New York: Double Day, 1980, hal. 251.
[10] John J. Delaney, Pocket Dictionary of Saints {Kamus Saku Santo-santa} (edisi pendek), 110.
[11] Warren H. Carroll, A History of Christendom {Sejarah Kekristenan}, Vol. 2 (The Building of Christendom) {Pembangunan Kekristenan}, Front Royal, VA: Christendom Press, 1987, hal. 387.
[12] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 399.
[13] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 394.
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 2 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 2 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...