^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Kehidupan Awal Dominikus Savio dan Tanda-Tanda Karunia Luar Biasa
BAB I.
Kehidupan Awal Dominikus Savio dan Tanda-Tanda Karunia Luar Biasa.
Sekitar 10 mil dari kota Torino (Turin), pada bagian utara Italia, terletak desa Castelnuovo d’Asti. Dan di sana, pada tahun 1841, hidup sepasang suami-istri yang baik dan rajin bekerja, Karolus dan Brigidia Savio. Namun, sekitar waktu itu, terjadi kekurangan tenaga kerja di lingkungan tersebut. Oleh sebab itu, mereka pindah ke Chieri, sekitar 9 mil arah tenggara dari Torino. Kemudian, usai menetap di daerah pemukiman kecil Riva, Karolus Savio mendaftarkan diri untuk bekerja sesuai keahliannya sebagai pekerja barang besi. Tanggal 2 April di tahun berikutnya, 1842, terlahir seorang anak. Terbukti anak itu menjadi berkat dan penghiburan bagi orang tuanya. Ia diberi nama Dominikus ketika dibaptis, dan meski tiada nilai khusus yang tersemat pada nama tersebut pada waktu itu, si anak laki-laki kelak memandang luhur namanya itu, seperti yang akan kita lihat.
Ketika si anak laki-laki baru saja menginjak usia dua tahun, orang tuanya memutuskan kembali ke lingkungan asal mereka, dan mereka menetap di Murialdo, agak dekat dengan rumah mereka yang sebelumnya di Castelnuovo. Layaknya para orang tua berbakti, perhatian mereka yang terutama tertuju pada membesarkan anak laki-laki mereka itu dengan penuh kehati-hatian. Mengingat masa asuhannya sejak kecil, Dominikus segera memperlihatkan sikap sangat baik. Kesalehan pun tampak seperti sifat bawaannya. Doa-doa pagi dan sore segera berbekas pada benak kanak-kanaknya, dan pada usia empat tahun, ia sudah mampu mendaraskan semua doa itu. Dominikus selalu perhatian dengan keinginan-keinginan ibunya dan hanya meninggalkan ibunya itu untuk mendaraskan doa-doanya di pojok ruangan sunyi, tempat dia tak mengalami gangguan.
Tanpa banyak pikir, seperti lazimnya, anak-anak pada umumnya menyebabkan kekhawatiran dan gangguan pada ibu mereka. Pada usia itulah mereka harus menyentuh dan memeriksa dan sering kali mengecap segala sesuatu yang mereka jumpai. Namun orang tua Dominikus bersaksi, bahwa ia sama sekali tidak pernah menyebabkan masalah sedikit dalam hal ini. Dominikus tidak hanya taat sampai dengan hal yang paling sepele sekalipun, namun ia siap menunaikan segala keinginan yang diungkapkan orang tuanya, dan mencoba mencari kesempatan untuk melayani mereka sekecil apa pun. Penghargaan Dominikus atas kebaikan orang tuanya sungguh lebih dari cukup, dan ia punya caranya sendiri untuk mengungkapkan penghargaan itu, terutama ketika bapaknya kembali dari pekerjaannya sehari-hari. Dominikus selalu berlari keluar untuk menyambut bapaknya, berharap bapaknya tidak terlalu lelah, dan berjanji akan mendoakan bapaknya sebagai balasan atas jerih payahnya. Usai berkata demikian, Dominikus lalu masuk rumah, menyiapkan kursi bagi ayahnya dan memenuhi semua keinginannya. “Penghargaan dan perhatian anak-anak”, ujar bapaknya, “tentunya sangat saya sukai, dan seiring datangnya malam hari, saya mulai merasa rindu pulang ke rumah, untuk menyambut dan memberi tanda-tanda sayang ini; sebab anak laki-laki itu adalah segala-galanya bagi saya.”
Hari demi hari, kesalehan si anak bertambah, dan sejak waktu menginjak usia empat tahun, ia tidak perlu diingatkan supaya berdoa, baik pada pagi atau sore hari maupun untuk bersantap, ataupun pada waktu doa Angelus (Malaikat Tuhan). Bahkan, Dominikus sering kali mengingatkan orang lain, kalau sampai mereka tampak lupa berdoa. Pada suatu hari, ada gangguan yang terjadi ketika mereka sedang duduk untuk makan malam, dan doa sebelum makan pun terlupakan. Namun Dominikus cilik itu terlalu perhatian: “Pak”, ujarnya, “Kita belum meminta berkat Allah atas makanan kita”, dan dia langsung membuat Tanda Salib dan memulai doa seperti biasa.
Di waktu lain, ada orang asing yang sedang menginap di rumah, dan ia duduk menyantap makanannya tanpa berdoa sama sekali. Dominikus tidak suka berbicara tentang itu secara terbuka, namun hatinya terlalu haru sehingga dia tak duduk di meja, dan pergi ke salah satu pojok ruangannya yang sunyi. Ketika ditanya tentang perilaku tidak biasa ini oleh orang tuanya, Dominikus menjawab: “Aku tak bisa tetap berada di meja bersama orang yang makan seperti binatang buas, tanpa memikirkan Allah.”
Catatan kaki:
Disadur dari sumber berbahasa Inggris:
The Life of Dominic Savio [Riwayat Hidup Dominikus Savio], yang diterjemahkan dari karya orisinal Santo Yohanes Don Bosko, Salesian Press, Surrey Lane, Battersea, London, S. W.; Nihil Obstat: F. Thomas Bergh, OSB (Censor Deputatus); Imprimatur: PETRUS, Episcopus Southwarcensis; 1915, hal. 1-3.
Terimakasih atas artikelnya, saya semakin mengerti perjalanan kerajaan raja salomo
Novriadi 1 bulanBaca lebih lanjut...Justru karena kami punya kasih Kristiani sejati kepada sesama kamilah, materi-materi kami ini kami terbitkan. St. Paulus mengajarkan, bahwa kita harus menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan (Ef. 5:11). Gereja Katolik, satu-satunya lembaga...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo – devosi kepada Santa Perawan Maria itu krusial untuk keselamatan dan pengudusan jiwa. Namun, dan juga yang terpenting, orang harus 1) punya iman Katolik sejati (yakni, iman Katolik tradisional),...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Since your comment is written in English, we are responding in English and including a translation in Indonesian. However, we would recommend that you write us in Indonesian instead, if...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo – memang benar bahwa orang hendaknya mengasihi orang lain dan menjaga ciptaan Allah. Namun, yang terutama, kita pertama-tama harus mengasihi/mencintai Allah. Sangat amat penting pula, terutama pada zaman kita,...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo – Misteri Terang itu datangnya dari Yohanes Paulus II. Dia ini seorang Anti-Paus dan pemurtad masif. Rosario orisinal yang diberikan oleh Santa Perawan Maria adalah 15 dekade dengan Misteri-Misterinya...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...peristiwa terang kenapa tidak ada dalam pembahasan artikel ini?
devie 5 bulanBaca lebih lanjut...Allah Maha Besar melalui Putranya Yesus Kristus dan Bundanya Maria ..Melakukan muzizat menunjukan Betapah Besarnya dan Baiknya Allah..Kita manusia harus berbuat baik satu dengan yang lain dan alam sekitar serta...
fidelis Budi Suryanto 5 bulanBaca lebih lanjut...Are the FSSP and SSPX right on the sacraments?
Petrus Fiter Panco 5 bulanBaca lebih lanjut...Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 6 bulanBaca lebih lanjut...