Fransiskus “yakin” bahwa orang-orang yang berzina dengan satu orang untuk suatu kurun waktu memiliki “pernikahan yang sejati”

Jawaban Fransiskus, 16 Juni 2016 kepada suatu pertanyaan tentang pendidikan orang-orang muda tentang pernikahan:

“Suatu fakta sosial di Buenos Aires: I forba tentang pelaksanaan pernikahan religius di Buenos Aires, dalam kasus-kasus yang kita sebut sebagai ‘matrimonius de apuro’, kawin ‘tembak’ [terburu-buru], sewaktu seorang anak akan segera dilahirkan. Sekarang, hal-hal sedang berubah, tetapi terdapat hal ini: secara sosial, segala hal haruslah teratur, seorang bayi akan datang, marilah menikah. Saya melarang hal ini, sebab mereka tidak bebas, mereka tidak bebas! Mungkin mereka mencintai satu sama lain. Dan saya telah melihat kasus-kasus yang indah, di mana, setelah dua atau tiga tahun, mereka menikah, dan saya melihat mereka memasuki gereja, ayah, ibu dan bayi, sambil bergandengan tangan... Salah satu dari pengalaman-pengalaman saya di Buenos Aires: para pastor, sewaktu mereka melangsungkan kursus persiapan, selalu terdapat 12 atau 13 pasangan, tidak lebih, mereka tidak sampai 30 orang. Pertanyaan pertama yang mereka ajukan: ‘Berapa dari anda sekalian hidup bersama?’ Kebanyakan mengangkat tangan mereka. Mereka lebih suka hidup bersama, dan ini adalah suatu tantangan, yang memerlukan upaya. Bukan untuk berkata secara langsung: ‘Mengapa anda tidak menikah di Gereja?’. Tidak. Dampingilah mereka: tunggulah dan kembangkanlah. Dan kembangkan kesetiaan. Di pedesaan Argentina, di daerah Timur Laut, terdapat suatu takhayul ini: bahwa para pasangan yang mempunyai seorang anak, mereka harus tinggal bersama. Lalu, sewaktu sang anak harus pergi ke sekolah, mereka melakukan pernikahan sipil. Dan lalu, sebagai kakek dan nenek, mereka melakukan pernikahan religius. Itu adalah takhayul, karena mereka berkata bahwa untuk langsung melakukan pernikahan religius akan menakuti sang suami! Kita juga harus memerangi takhayul ini. Tetapi sesungguhnya, saya berkata bahwa saya telah melihat kesetiaan yang besar di antara pasangan yang hidup bersama ini, kesetiaan yang amat besar; dan saya yakin bahwa ini adalah suatu pernikahan sejati”.[1]

Fransiskus berkata agar para pasangan baru tidak menikah. Mereka menyemangati mereka untuk melakukan dosa-dosa berat dengan berbuat zina untuk suatu kurun waktu sambil ‘mengembangkan kesetiaan’. Menurut Fransiskus, setelah para pasangan berbuat zina untuk waktu yang cukup untuk ‘mengembangkan kesetiaan’, mereka lalu dapat berpikir untuk menikah. Fransiskus mengungkapkan sukacita yang besar sewaktu ia menggambarkan para pasangan yang berzina memasuki gereja dengan bayi mereka yang lahir di luar nikah. Fransiskus menyebut situasi-situasi ini “kasus-kasus yang indah”. Fransiskus juga dengan jelas mengajarkan bahwa para pasangan yang tidak menikah ini yang secara konsisten dan “setia” berbuat zina memiliki pernikahan sejati! Fransiskus berkata, ‘saya yakin bahwa ini adalah suatu pernikahan sejati’! Ini adalah bidah yang mencengangkan! Fransiskus adalah seorang bidah yang keji.

Bidah-bidah terkini Fransiskus

Catatan kaki:

[1] L’Osservatore Romano, 24 Juni 2016, hal. 8. Versi Bahasa Inggris.