Fransiskus Minta Maaf karena Menyinggung Kaum Homoseksual

Baru-baru ini, ada laporan bahwa Anti-Paus Fransiskus menghina kaum homoseksual dalam suatu percakapan pribadi. Anti-Paus Fransiskus mengeluhkan segala “kebencongan” (bahasa Italia: frociaggine) di dalam seminari-seminari Italia. Para pembela Anti-Paus Fransiskus yang teperdaya (yang mengaku-ngaku konservatif) menyanjung-nyanjung komentar-komentar Fransiskus, seolah-olah komentar-komentarnya itu membuktikan bahwa Anti-Paus Fransiskus baik atau Katolik.

Tentu saja, usaha mereka mencitrakan Fransiskus sebagai seorang Katolik atas dasar komentar-komentar ini pun absurd. Anti-Paus Fransiskus adalah seorang pemurtad seutuhnya dan seorang penganut paham indiferentisme religius yang mengajarkan serangkaian bidah. Bidah-bidah ini mencakup kesetujuannya secara publik terhadap sodomi dalam ajaran resminya. Bahkan, seandainya pun Anti-Paus Fransiskus mengekskomunikasi setiap pendukung homoseksualitas dalam Sekte Vatikan II, Fransiskus tetap akan merupakan seorang bidah notorius pada banyak perkara.

Ketika para pembela Sekte Vatikan II yang teperdaya itu sedang menyanjung-nyanjung komentar-komentarnya, kami berdiskusi tentang hal ini di kalangan kami sendiri. Kami berpendapat pada waktu itu, bahwa kemungkinan dalam jangka waktu satu pekan, Fransiskus akan meminta maaf atau menuturkan suatu bidah masif lainnya. Hanya butuh waktu beberapa hari saja. Anti-Paus Fransiskus telah meminta maaf atas komentar-komentar tentang “kebencongan” tersebut, yang membuat para pembelanya sekali lagi tampak begitu bodoh. Anti-Paus Fransiskus menyatakan:

“Paus Fransiskus tahu tentang artikel-artikel terkini yang membahas percakapan di balik pintu bersama para uskup Konferensi Waligereja Italia. Seperti yang telah dinyatakannya pada banyak kesempaan, ‘Tersedia ruang bagi siapa saja di dalam Gereja, bagi siapa saja! Tidak ada orang yang tak berguna; tidak ada yang tak berharga; ada ruang bagi siapa saja. Seadanya diri kita, siapa saja.’ Sri Paus tidak pernah bermaksud menyinggung atau mengungkapkan dirinya dengan istilah-istilah homofob, dan beliau meminta maaf kepada mereka yang merasa tersinggung oleh penggunaan istilah tertentu, seperti yang dilaporkan oleh pihak-pihak lain.” (Vatican News, 28 Mei 2024).

Karena Sekte Vatikan II bidah dan miskin rahmat, ia tak sanggup berjuang melawan dunia.