Ibadat Doa Liturgis Anglikan Dilaksanakan di Basilika St. Petrus Pertama Kalinya (2017)

“Pada hari ini, untuk pertama kalinya, Anglican Choral Evensong dirayakan di altar dari Takhta St. Petrus di Basilika St. Petrus di Vatikan.

Uskup Agung Anglikan David Moxon, direktur dari pusat Anglikan di Roma, memimpin ibadat pada pukul 3 sore itu, dengan musik yang dinyanyikan oleh Koor Merton College, Oxford. Uskup Agung Arthur Roche, Sekretaris Vatikan untuk Kongregasi Ibadat Ilahi dan Disiplin Sakramen-Sakramen, mengkhotbahkan sebuah homili. Paus Fransiskus tidak hadir.

Izin untuk kesempatan ini diberikan oleh Kardinal Angelo Comastri, Imam Agung Basilika Santo Petrus, pada saat pertemuan baru-baru ini dengan Uskup Agung Moxon.

Acara ini diadakan hanya lima bulan setelah Paus Fransiskus dan Uskup Agung Justin Welby, Uskup Agung Anglikan dari Canterbury, merayakan ibadat Vesper bersama di Basilika San Gregorio al Celio di Roma.

Acara itu juga berlangsung setelah kunjungan bersejarah Paus Fransiskus kepada Persekutuan Anglikan di gereja All Saints di Roma bulan lalu, untuk menandai ulang tahun ke-200 pendiriannya..." (http://aleteia.org/2017/03/13/first-time-ever-anglican-evensong-sung-in-st-peters-basilica/)

Evensong didefinisikan sebagai “suatu ibadat doa, mazmur, dan kidung sore hari yang dilaksanakan sesuai dengan formula yang tetap.” Ibadat itu dilaksanakan sesuai dengan Buku Doa Umum Anglikan. Ibadat doa Anglikan ini diizinkan untuk dilaksanakan di Basilika St. Petrus untuk pertama kalinya (sebab seorang Paus Katolik sejati tentunya tidak akan pernah mengizinkan acara semacam itu). Ini adalah suatu penistaan, suatu hal yang tercela, dan ejekan terhadap para kudus dan martir Katolik. Ini adalah suatu contoh lain bagaimana sang Pelacur Babel, sekte Vatikan II, mabuk dengan darah para kudus dan para martir (Wahyu 17:6). Acara ini adalah suatu dukungan terang-terangan terhadap sekte Anglikan dan ibadat sesat yang adalah suatu dosa berat. Hal ini membuktikan lebih lanjut bahwa Anti-Paus Fransiskus dan “hierarki”-nya yang murtad mengakui persekutuan dengan sekte-sekte non-Katolik, bahwa ia adalah seorang Anti-Paus non-Katolik yang bidah, dan bahwa sekte Vatikan II bukanlah Gereja Katolik, melainkan Kontra-Gereja akhir zaman.