Bidah & Kemurtadan Signifikan Anti-Paus Fransiskus dari Mei-Juli 2017

Bidah Terkini Fransiskus

Pesan Fransiskus, 10 Mei 2017, kepada “Paduka Suci” Tawadros II “Paus dari Aleksandria dan Patriark dari Takhta Santo Markus”:

“Saudara yang Terkasih, Setelah kunjungan saya ke Mesir dan pertemuan yang terberkati dengan Paduka Suci di Kairo, dan mengenang ulang tahun keempat puluh pertemuan persaudaraan kita di Roma pada tanggal 10 Mei 2013, saya mengambil kesempatan ini untuk mempersembahkan harapan-harapan terbaik saya demi damai dan kesehatan anda, serta rasa sukacita dan syukur saya atas ikatan-ikatan rohani yang menyatukan Takhta Petrus dan Takhta Markus. Saya sekali lagi mengungkapkan penghargaan saya yang mendalam atas keramahtamahan anda dan pertemuan kita yang menggerakkan serta doa kita bersama sebagai saudara-saudara dalam Kristus. Saya terutama bersyukur bahwa kita telah memperkuat kesatuan pembaptisan kita dalam tubuh Kristus… Di sepanjang jalan ini kita ditopang oleh perantaraan yang kuat serta teladan dari para martir... Dengan Paduka Suci, saya bertukar pelukan persaudaraan dari damai dalam Kristus Tuhan kita.”[1]

Fransiskus menyebut pemimpin skismatis itu “saudara yang terkasih” dan “Paduka Suci”. Fransiskus berkata bahwa pertemuan dengan sang pemimpin non-Katolik yang bidah dan skismatis itu adalah suatu “pertemuan yang terberkati”. Fransiskus berkata bahwa terdapat “ikatan-ikatan rohani” yang telah “mempersatukan” sekte Vatikan II-nya dengan gereja skismatis. Sang pemurtad Fransiskus berkata bahwa pemimpin skismatis itu adalah kepala dari “Takhta Markus”. Fransiskus adalah seorang bidah terang-terangan.

Konferensi Pers Fransiskus, 13 Mei 2017, pada penerbangan berpulang dari Fatima ke Roma:

Claudio Lavagna dari NBC: “Anda berharap bahwa ia [Trump] akan memperhalus keputusan-keputusannya…”

Fransiskus: “Ini adalah suatu perhitungan politis yang tidak saya izinkan bagi diri saya sendiri untuk perbuat. Bahkan dalam ruang lingkup religius, saya bukan juru proselitisasi. Terima kasih.”

Komentar: Fransiskus mengakui (sekali lagi) bahwa ia tidak mencoba untuk mengonversikan orang-orang non-Katolik ke dalam iman Katolik.

Nicholas Senèze: “Terima kasih, Bapa Suci. Semoga kita pergi kembali ke Fatima, yang untuknya Serikat Santo Pius X memiliki devosi yang besar. Kami mendengar banyak hal yang dikatakan tentang suatu persetujuan yang akan memberikan status resmi di dalam Gereja kepada Serikat itu…”

Fransiskus: “Hubungan-hubungannya bersifat persaudaraan. Saya memiliki suatu hubungan baik dengan Monsinyur Fellay; Saya telah berbicara [dengannya] beberapa kali… Saya tidak suka bergerak terburu-buru. Berjalan, berjalan, berjalan, dan kita akan lihat. Bagi saya, ini bukan perkara siapa yang menang dan yang kalah, bukan. Ini adalah suatu perkara saudara-saudara yang harus berjalan bersama, yang mencari jalan untuk melangkah maju.”

Komentar: Sang pemurtad Fransiskus berkata bahwa ia memiliki suatu hubungan baik dengan pemimpin SSPX yang bidah. Tidak seorang Katolik sejati pun akan pernah memiliki suatu “hubungan baik” dengan seorang bidah publik yang tercela yang secara konstan menyerang ajaran-ajaran Katolik tradisional. Ini adalah suatu contoh lain bagaimana Fellay adalah seorang bidah yang satanik.

Tassilo Forchheimer: “Bapa Suci, pada hari ulang tahun Reformasi, dapatkah umat Evangelikal dan Kristen Katolik kembali menapaki selangkah jalan bersama? Akankah ada kemungkinan untuk berpartisipasi pada Meja Ekaristi yang sama? Beberapa bulan lalu, Kardinal Kasper berkata bahwa akan mungkin adanya untuk  mengambil langkah maju yang lebih jauh di sepanjang tahun ini…”

Fransiskus: “Langkah-langkah maju yang besar telah diambil! Kita dapat berpikir tentang Deklarasi Pembenaran yang pertama: sejak dari saat itu, perjalanannya belum berhenti. Kunjungan ke Swedia sangatlah bermakna, sebab kunjungan itu adalah permulaan [dari komemorasi-komemorasi] serta suatu komemorasi bersama Swedia. Di sana pula, [kunjungan itu] bermakna untuk ekumenisme perjalanan, perjalanan bersama dalam doa, dalam kemartiran… Berdoa bersama, memberi kesaksian bersama…”[2]

Komentar: Fransiskus mengakui bahwa sektenya, Vatikan II, setuju dengan para Protestan tentang Pembenaran dan bahwa ia percaya bahwa terdapat martir-martir Protesan. Fransiskus mempromosikan praktik penuh dosa yakni umat Katolik dan bidah “berdoa bersama” dan ia berkata bahwa umat Katolik dan bidah memberi kesaksian bersama.

Sambutan Fransiskus, 12 Mei 2017, kepada “Para partisipan pada konferensi yang diorganisir oleh Observatorium Vatikan”:

“Perkara-perkara yang telah anda bahas pada hari-hari ini di Castel Gandolfo memiliki kepentingan yang khusus bagi Gereja, sebab perkara-perkara ini berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut diri kita secara mendalam, seperti permulaan alam semesta serta evolusinya yang berkelanjutan…”[3]

Di sini Fransiskus mempromosikan teori evolusi, suatu teori yang salah dan tidak ilmiah.

Renungan Fransiskus, 3 Juni 2017, pada saat kehadirannya di suatu “ibadat doa bersama yang diorganisir oleh Pelayanan Pembaruan Karismatik Internasional”:

“Apakah kita, sebagai umat beriman dari 120 negara di dunia, berkumpul di sini untuk merayakan karya yang teragung dari Roh Kudus di dalam Gereja, yang bermula 50 tahun lalu dan melahirkan… suatu institusi? Tidak. Suatu organisasi? Tidak. Suatu gelombang rahmat, gelombang rahmat dari Pembaruan Katolik Karismatik. Suatu karya yang terlahir dari Katolisisme? Tidak. Karya ini terlahir dari ekumenisme! Karya ini terlahir dari ekumenisme karena Roh Kuduslah yang menciptakan kesatuan dan Roh Kudus inilah yang memberikan ilham agar terjadi demikian!... Pada hari ini kita telah memilih untuk berkumpul di sini, di tempat ini – seperti yang dikatakan oleh Pastor Traettino – karena di sini, pada saat penganiayaan terjadi, orang-orang Kristiani dimartirkan demi menghibur orang-orang yang menontonnya terjadi. Pada hari ini terdapat lebih banyak martir Kristiani. Mereka yang membunuh umat Kristiani, sebelum membunuh mereka,  mereka tidak bertanya: ‘Apakah kamu Ortodoks? Apakah kamu Katolik? Apakah kamu Evangelikal? Apakah kamu Lutheran? Apakah kamu Kalvinis?’ Tidak. ‘Apakah kamu orang Kristen’ – [Jika mereka menjawab] ‘Ya’, tenggorokan mereka digorok segera. Pada hari ini terdapat lebih banyak martir daripada di zaman awal. Inilah ekumenisme darah: Ekumenisme ini mempersatukan kesaksian dari para martir kita pada hari ini. Di berbagai tempat di dunia, darah Kristiani dicucurkan!... Lima puluh tahun Pembaruan Katolik Karismatik. Suatu gelombang rahmat dari Roh Kudus! Mengapakah ini adalah suatu gelombang rahmat? Karena gelombang ini tidak memiliki seorang pendiri, ataupun patung, ataupun badan yang mengatur.”[4]

Fransiskus menyebut pemimpin Protestan pada pertemuan ini “Pastor” Traettino. Orang awam yang bidah ini adalah seorang pastor sejati, menurut Anti-Paus Fransiskus. Siapa pun yang mengklaim diri sebagai seorang Kristen dan dibunuh karena mengklaim diri sebagai orang Kristen adalah seorang “martir” menurut sang bidah Anti-Paus Fransiskus. Bidah ini telah secara khidmat dikutuk oleh Gereja Katolik. Fransiskus menyebut para Kalvinis sebagai kelompok orang Protestan yang dianggapnya sebagai para martir. Orang-orang Kalvinis percaya bahwa Allah mempredestinasikan orang-orang ke dalam Neraka dan bahwa Ia menghendaki setiap tindak pedofilia, pemerkosaan, dan pembunuhan yang telah terjadi di dalam sejarah. Ini adalah suatu kefasikan yang tercela dan bidah yang dipromosikan oleh Anti-Paus Fransiskus yang satanik.

Renungan Fransiskus 29 Juni 2017:

“Saya menyambut dengan rasa sayang para Anggota dari Delegasi yang datang ke Roma dalam nama Patriark Ekumenis, saudara saya yang amat terkasih Bartolomeus. Kehadiran ini juga adalah suatu tanda akan ikatan-ikatan persaudaraan yang ada antara Gereja-Gereja kita.”[5]

Fransiskus berkata bahwa “ikatan-ikatan persaudaraan” ada di antara gereja “Ortodoks” dan sektenya, sekte Vatikan II.

Homili Fransiskus 29 Juni 2017:

“Semoga Tuhan yang sama, yang menantikan untuk melihat kawanan domba-Nya berhimpun bersama, juga memberkati dan melindungi Delegasi dari Patriarkat Ekumenis, bersama dengan saudara saya yang terkasih Bartolomeus, yang telah mengutus mereka di sini sebagai suatu tanda dari persekutuan apostolik kita.”[6]

Fransiskus meminta Allah untuk “memberkati dan melindungi” para pemuka yang bidah dan skismatis. Fransiskus juga mengakui (sekali lagi) bahwa ia berada di dalam persekutuan dengan gereja skismatis.

Sambutan Fransiskus, 27 Juni, kepada delegasi yang diutus oleh “Patriark Ekumenis Ortodoks”:

“Saya amat bersyukur kepada Paduka Suci Patriark Ekumenis Bartolomeus dan kepada Sinode Suci karena mereka telah mengutus anda sekalian, saudara-saudara yang terkasih, sebagai perwakilan mereka, untuk berbagi bersama kita sukacita dari pesta ini… Kehadiran anda memberikan saya kesempatan yang baik ini untuk mengingat bahwa tahun ini menandai dirgahayu kelima puluh dari kunjungan Beato Paulus VI ke Fener pada bulan Juli 1967, dan kunjungan dari Patriark Athenagoras, dari kenangan yang terhormat, ke Roma di bulan Oktober dari tahun yang sama. Teladan dari para pastor yang berani dan bijak itu, yang tergerak hanya oleh cinta akan Kristus dan Gereja-Nya… Saya sungguh bersyukur kepada Tuhan karena Ia terus mengaruniakan kepada saya kesempatan-kesempatan untuk bertemu dengan saudara saya yang tercinta, Bartolomeus… marilah berdoa satu untuk yang lainnya dan meminta kepada Tuhan agar Ia menjadikan kita alat untuk persekutuan dan perdamaian. Dan saya meminta kepada anda, semoga anda terus berdoa untuk diri saya.”[7]

Fransiskus (seperti biasa) menyebut sang pemimpin skismatis Bartolomeus “Paduka Suci” dan sebagai “saudara”-nya “yang tercinta”. Fransiskus lalu berbicara tentang seorang pemimpin skismatis yang lain (Athenagoras) dan berkata bahwa ia “dari kenangan yang terhormat” dan seorang “pastor yang bijak”. Fransiskus menutup sambutannya dengan meminta doa-doa dari delegasi yang bidah dan skismatis itu.

Sambutan Fransiskus, 27 Juni 2017, kepada delegasi yang diutus oleh “Patriark Ekumenis Ortodoks”:

“Misi Gereja, oleh karena itu, bukanlah untuk menyebarkan suatu ideologi religius, apalagi untuk mengajukan suatu ajaran etika yang luhur.”[8]

Gereja Katolik mengajarkan hal yang persis bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh Fransiskus di sini. Misi Gereja adalah untuk menyebarkan suatu ideologi religius dan suatu ajaran etika yang luhur.

Bidah Terkini Fransiskus

Catatan kaki:

[1] L’ Osservatore Romano, 12 Mei 2017, hal. 3,10. Versi Bahasa Inggris.

[2] L’ Osservatore Romano, 19 Mei 2017, hal. 4-5. Versi Bahasa Inggris.

[3] L’ Osservatore Romano, 2 Juni 2017, hal. 4. Versi Bahasa Inggris.

[4] L’ Osservatore Romano, 9 Juni 2017, hal. 6-7. Versi Bahasa Inggris.

[5] L’ Osservatore Romano, 7 Juli 2017, hal. 4. Versi Bahasa Inggris.

[6] L’ Osservatore Romano, 7 Juli 2017, hal. 5. Versi Bahasa Inggris.

[7] L’ Osservatore Romano, 7 Juli 2017, hal. 6-7. Versi Bahasa Inggris.

[8] L’ Osservatore Romano, 21 Juli 2017, hal. 5. Versi Bahasa Inggris.