Bagaimana Orang Protestan Salah Mendefinisikan Harapan, Menurut Bellarminus

St. Robertus Bellarminus, De Iustificatione, Buku 3, Bab 11: “Kepastian lipat ganda dalam harapan dapat dipertimbangkan. Yang satu, dari pihak kehendak; yang lain, dari pihak akal. Dari pihak kehendak, kepastian harapan adalah adhesi teguh dari kehendak kepada hal yang diharapkan … meskipun dari pihak akal, manusia tidak yakin bahwa dirinya akan mencapai hal itu. Bahwasanya tampak bahwa harapan tidak hanya tidak membutuhkan, namun juga tidak dapat menyandang kepastian mutlak dari pihak akal. Sebab kita tidak mengharapkan hal yang kita ketahui secara pasti akan kita miliki, namun kita menantikannya secara mutlak … Maka kaum bidah dari zaman kita, yang membutuhkan kepastian mutlak dari pihak akal, sama sekali tidak menyisakan tempat bagi harapan yang dinyatakan secara benar.

Tetapi meskipun (seperti yang kami katakan) harapan tidak membutuhkan kepastian mutlak dari pihak akal, namun harapan memiliki kepastian lipat ganda bahkan dari pihak akal. Yang pertama timbul terutama dari landasan harapan, yang adalah janji Allah. Sebab kita yakin bahwa Allah tidak dapat ditipu. Dan sekiranya pun tidak ada apa-apa yang dibutuhkan untuk pembenaran atau keselamatan selain janji Allah, tentang hal-hal ini kita juga akan memiliki kepastian yang mutlak dan infalibel. Namun demikian, karena ada hal-hal lain yang dibutuhkan, yang keadaannya tidak pasti bagi kita, harapan tidak mengusir segala ketakutan … Kepastian harapan yang lain dari pihak akal timbul dari kasih, dan karena itu kepastian ini hanya berlaku bagi orang benar saja.”