^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Kode Sang Antikristus: Kenyataan yang Mengejutkan bahwa Yohanes Paulus II Mengkhotbahkan bahwa Manusia Adalah Allah - Doktrin Antikristus - Persis di dalam Vatikan
Yohanes Paulus II di Israel, terduduk di atas takhta dengan salib terbalik di atas kepalanya. Untuk mereka yang mencoba membenarkan tindakan yang memalukan dan sangat membuka pikiran ini, yang berkata bahwa St. Petrus disalibkan dengan kepaka di bawah, kami membalas bahwa itu adalah upaya yang sia-sia untuk membela apa yang tidak bisa dibela. Sewaktu Yohanes Paulus II melakukannya, hal tersebut tidak terjadi pada pesta St. Petrus, dan sama sekali tidak berlangsung perayaan St. Petrus. Salib terbalik adalah salah satu lambang terbesar dari satanisme, seperti yang ditunjukkan oleh penggunaannya di kalangan okultis, kelompok-kelompok musik rock satanis, dan pembunuhan-pembunuhan ritual. Itulah mengapa Yohanes Paulus II terduduk dengan lambang semacam itu di atas kepalanya.
Yohanes Paulus II di Detroit, sebelum ia menjadi seorang Anti-Paus, mengenakan pakaian bersalib terbalik
Di dalam bab ini
Anti-Paus Yohanes Paulus II mengajarkan bahwa:
Seperti yang kita telah lihat, pada tanggal 19 September 1846, Perawan Maria yang Terberkati menampakkan diri di La Salette, Prancis, dan menubuatkan bahwa:
Bunda Maria secara khusus memprediksikan bahwa Roma akan kehilangan iman Katolik, jatuh ke dalam kemurtadan dari Gereja Kristus yang sejati dan menjadi Takhta sang Antikristus. Tetapi apa itu Antikristus?
Di dalam Kitab Suci, kata antikristus hanya disebutkan empat kali. Kata antikristus tidak disebutkan sama sekali di dalam Kitab Wahyu dan tidak disebutkan oleh St. Paulus (yang hanya menggunakan istilah-istilah ‘manusia durhaka’ {Kitab Suci Terjemahan Baru – 2 Tesalonika 2:3} dan ‘anak kebinasaan’ {Kitab Suci MILT 2008 – 2 Tesalonika 2:3}. Kata antikristus hanya disebutkan oleh St. Yohanes di dalam surat-suratnya.
Oleh karena itu, untuk mencari definisi Antikristus, kita harus pertama-tama mencari di dalam surat-surat St. Yohanes, dan bukan di dalam Kitab Wahyu; karena St. Yohanes menggunakan dan mendefinisikan kata Antikristus dan Kitab Wahyu tidak mendefinisikannya. Dari keempat kali St. Yohanes menggunakan kata Antikristus, ia hanya mendefinisikannya dua kali. Kedua definisi dari St. Yohanes tentang Antikristus adalah bukti-bukti yang paling penting yang ada untuk menunjukkan siapakah Antikristus itu sebenarnya, karena Kitab Suci adalah Sabda Allah yang terilhami, yang infalibel, dan yang tidak mungkin salah. Oleh karena itu, definisi Kitab Suci akan Antikristus pastilah benar.
*{Penulis menggunakan Kitab Suci Katolik Douay-Rheims, terjemahan ke dalam bahasa Inggris dari Kitab Suci Latin Vulgata. Tidak ada terjemahan bahasa Indonesia yang menggunakan kata-kata yang persis seperti yang digunakan Douay-Rheims di ayat 3 ini: “And every spirit that dissolveth Jesus...”, yang di dalam bahasa Latin adalah: “et omnis spiritus qui solvit Jesum...” Kata ‘dissolveth’ yang di dalam bahasa Latin adalah ‘solvit’. Dalam bahasa Indonesia, kata ini secara harfiah berarti ‘melarutkan’. Kitab Suci Terjemahan Baru (bahasa Indonesia) mengungkapannya sebagai berikut: “dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus...” Kata ‘melarutkan’ ini penting di dalam bab ini seperti yang anda akan lihat kemudian.}
Kedua definisi Antikristus berhubungan dengan penolakan tentang kebenaran akan siapakah Yesus Kristus itu. Kebenaran tentang Tuhan kita Yesus Kristus dan kebenaran tentang Allah Tritunggal Mahakudus adalah fondasi yang paling mendasar dari agama Kristiani. Kebenaran tersebut adalah kebenaran yang paling penting di dunia.
St. Yohanes berkata di suratnya bahwa sang Antikristus adalah ia yang menolak kebenaran tentang Yesus Kristus
Inilah mengapa konsili-konsili awal Gereja Katolik mengutuk sepenuhnya bahkan penyimpangan terkecil pun akan kebenaran tentang Yesus Kristus atau Allah Tritunggal. Dan inilah mengapa musuh-musuh terbesar dari Yesus Kristus di dalam sejarah bukanlah orang-orang yang membahayakan pengikut Kristus secara jasmani, melainkan mereka yang paling efektif dan paling nista dalam menyerang kebenaran tentang Yesus Kristus – yang merupakan fondasi mendasar dari keselamatan kekal seseorang.
Oleh karena itu, untuk mendefinisikan ‘Antikristus’, Kitab Suci merujuk kepada suatu serangan yang khusus terhadap kebenaran tentang Yesus Kristus, suatu serangan khusus terhadap kebenaran tentang sang manusia-Allah. Kitab Suci merujuk secara khusus kepada pelarutan Yesus (1 Yohanes 4:2-3) dan penolakan bahwa Yesus adalah Kristus (1 Yohanes 2:22). Kedua hal ini adalah ciri khas Antikristus, menurut Kitab Suci, dan kedua hal ini merujuk secara jelas kepada suatu serangan terhadap kebenaran tentang Penjelmaan Putra Allah.
Salah salah satu pria pertama yang paling terkenal di dalam sejarah Gereja yang menyesatkan doktrin tentang Penjelmaan adalah seorang bidah dari abad ke-5, Nestorius, yang dikutuk oleh Konsili Efesus pada tahun 431. Kasus bidah Nestorius sangatlah penting untuk mengidentifikasikan sang Antikristus dan bagaimana bidah ini telah menguasai Vatikan, dan seperti yang kita akan lihat, karena bidah Nestorius adalah bidah yang secara khusus bertepatan dengan definisi Kitab Suci tentang Antikristus.
Nestorius adalah bidah yang mencoba untuk melarutkan Yesus (1 Yohanes 4:2-3), dan ia melakukannya dengan menyesatkan kebenaran tentang Penjelmaan.
Paus Pius XI di sini menegaskan bahwa bidah Nestorius adalah doktrin khas dari Antikristus – hal tersebut adalah suatu upaya untuk melarutkan Pribadi Yesus Kristus, yang merupakan tanda dari Antikristus, menurut Kitab Suci. Ingatlah akan hal ini baik-baik (bahwa doktrin Nestorius yang ‘melarutkan Kristus’ adalah doktrin khas Antikristus sebagaimana yang digambarkan oleh Kitab Suci), karena hal ini akan segera menjadi relevan.
Nestorius, bidah abad ke-5
Tetapi apakah doktrin Nestorius ini? Bagaimana Nestorius ‘MELARUTKAN’ Yesus dan dengan melakukan hal tersebut, ia menjadi apa yang didefinisikan St. Yohanes sebagai ‘Antikristus’? Untuk mengerti doktrin Nestorius, kita harus mengulangi secara singkat kebenaran Katolik tentang Penjelmaan.
Gereja Katolik mengajarkan bahwa Sabda yang kekal – Putra Allah – Pribadi Kedua dari Allah Tritunggal Mahakudus – mengambil kodrat manusiawi dan benar-benar menjadi seorang manusia. St. Yohanes 1:14: “Dan Firman itu sudah menjadi daging dan berdiam di antara kita.... {Kitab Suci MILT 2008}”
Tuhan kita Yesus Kristus adalah Firman kekal yang telah menjadi daging. Ia benar-benar Allah dan juga benar-benar manusia. Ia adalah Kristus yang satu – Satu Pribadi Ilahi dengan dua kodrat.
Di Konsili Kalsedon, Paus St. Leo Agung mendogmakan bahwa Yesus Kristus hanya memiliki satu pribadi
Tetapi Nestorius menolak bahwa Tuhan kita Yesus Kristus adalah satu pribadi. Nestorius dengan nista melarutkan Kristus menjadi dua pribadi. Secara nista, Nestorius percaya bahwa Putra Allah tidak menjadi manusia lewat Penjelmaan-Nya, melainkan bahwa Putra Allah menyapatukan diri-Nya sendiri di dalam suatu cara tertentu dengan seorang pria yang bernama Yesus.
KAMI ULANGI, NESTORIUS TIDAK PERCAYA BAHWA PUTRA ALLAH MENJADI MANUSIA LEWAT PENJELMAAN-NYA, MELAINKAN BAHWA PUTRA ALLAH MENYATUKAN DIRI-NYA SENDIRI DI DALAM SUATU CARA TERTENTU DENGAN SEORANG PRIA YANG BERNAMA YESUS. Apakah hal ini akrab di telinga?
Dan dengan memercayai bahwa Putra Allah tidak menjadi manusia, melainkan menyatukan diri-Nya sendiri dengan seorang manusia yang bernama Yesus di dalam Penjelmaan-Nya, Nestorius melarutkan atau membagi Tuhan kita Yesus Kristus menjadi dua pribadi.
Dan dengan melarutkan atau membagi Tuhan kita Yesus Kristus menjadi dua pribadi, doktrin Antikristus Nestorius secara logis menghasilkan pemujaan dua Kristus, dan memperkenalkan, oleh karena itu, PENYEMBAHAN TERHADAP MANUSIA!
Di dalam kutipan yang mengejutkan ini, Konsili Konstantinopel II mengajarkan bahwa pelarutan yang nista akan Yesus menjadi dua pribadi oleh pandangan Nestorius tentang Penjelmaan menghasilkan penyembahan dua putra, dan akibatnya memperkenalkan PENYEMBAHAN TERHADAP MANUSIA. Kami ulangi, PANDANGAN NESTORIUS YANG SESAT TENTANG PENJELMAAN MENGHASILKAN PENYEMBAHAN TERHADAP DUA PUTRA DAN AKIBATNYA MEMPERKENALKAN PENYEMBAHAN TERHADAP MANUSIA. Ini adalah doktrin yang sama yang digambarkan oleh St. Yohanes sebagai doktrin Antikristus. Tidakkah ini terdengar akrab?
Ya, Anti-Paus Yohanes Paulus II mengkhotbahkan bidah Nestorius – doktrin Antikristus yang sama. Ia mengkhotbahkan pelarutan Yesus di dalam Penjelmaan, yang menghasilkan penyembahan terhadap beberapa Kristus dan penyembahan terhadap manusia!
Di sini, di dalam ensikliknya yang paling pertama, Redemptor Hominis, Anti-Paus Yohanes Paulus II secara terang-terangan mendefinisikan Injil, Kabar Baik dan Kekristenan sebagai kekaguman akan manusia. Injil adalah Hidup Yesus Kristus! Dengan mengatakan bahwa kekaguman yang dalam terhadap setiap manusia adalah Injil, Kabar Baik, dan Kekristenan, Anti-Paus Yohanes Paulus II menunjukkan bahwa setiap manusia adalah Yesus Kristus yang disembah orang-orang Kristiani. Dan penyembahan kepada setiap manusia sebagai Kristus ini bermula dari ajaran Anti-Paus Yohanes Paulus II bahwa Putra Allah menyatukan diri-Nya sendiri dengan setiap manusia di dalam Penjelmaan!
Terlebih lagi, walaupun kemiripan antara Nestorius dan Anti-Paus Yohanes Paulus II tidak terpungkiri, terdapat perbedaan yang penting antara keduanya. Terdapat suatu perbedaan yang penting antara sang Antikristus pertama, Nestorius, dan Anti-Paus Yohanes Paulus II, yang doktrinnya melambangkan pemenuhan nubuat Bunda Maria bahwa Roma akan menjadi Takhta sang Antikristus. Perbedaannya adalah bahwa Anti-Paus Yohanes Paulus II mengkhotbahkan suatu hal yang enam miliar kali lipat lebih buruk. Nestorius melarutkan Yesus menjadi dua (yang menghasilkan penyembahan terhadap dua Kristus), sedangkan Anti-Paus Yohanes Paulus II melarutkan Yesus menjadi enam miliar, yang menghasilkan penyembahan terhadap enam miliar Kristus.
Di sini, Anti-Paus Yohanes Paulus II menggambarkan pelarutan Yesus yang dilakukannya (doktrin Antikristusnya) dan penyembahannya terhadap manusia dengan saksama. Ia mengatakan kepada kita bahwa karena Putra Allah bersatu dengan setiap orang lewat Penjelmaan-Nya, yaitu, karena Putra Allah dilarutkan ke dalam setiap orang lewat Penjelmaan, nama untuk Kekristenan adalah kekaguman yang dalam akan setiap manusia; karena lewat peristiwa tersebut, setiap manusia adalah Yesus Kristus. Setiap manusia benar-benar adalah Putra Allah dan benar-benar manusia. Kami akan membuktikan di dalam artikel ini bahwa doktrin Antikristus ini, bahwa setiap manusia menjadi Putra Allah di dalam Penjelmaan dan oleh karena itu menjadi Yesus Kristus, adalah apa yang dikhotbahkan oleh Anti-Paus Yohanes Paulus II kepada dunia.
Tidak lama sebelum mendefinisikan Kekristenan sebagai kekaguman yang dalam akan manusia di dalam ensiklik pertamanya, Redemptor Hominis, Anti-Paus Yohanes Paulus II menuliskan hal berikut:
Versi bahasa Inggris ensiklik ini menggunakan kata ‘to appropriate’ yang diterjemahkan sebagai ‘mengambil sebagai miliknya sendiri’.[14] Untuk mengasimilasikan sesuatu adalah untuk menyerapnya. Oleh karena itu, Anti-Paus Yohanes Paulus II berkata di sini bahwa manusia harus mengambil Penjelmaan sebagai miliknya sendiri (yaitu, ia harus mengambil sebagai kepunyaannya sendiri fakta bahwa Allah telah menjadi manusia) untuk menemukan dirinya sendiri. Hal ini berarti bahwa manusia harus mengerti bahwa ia adalah Allah dan manusia pada waktu yang bersamaan untuk menemukan dirinya sendiri.
Sewaktu hal ini terjadi di dalam diri manusia, menurut Anti-Paus Yohanes Paulus II, manusia bukan hanya akan memiliki penyembahan terhadap Allah, ‘tetapi juga kekaguman yang dalam akan dirinya sendiri’, karena ia akan menyadari bahwa ia pula adalah Kristus, Putra Allah yang telah menjadi manusia. Inilah mengapa Anti-Paus Yohanes Paulus II mendefinisikan Kekristenan sebagai kekaguman yang dalam terhadap setiap manusia di dalam paragraf berikutnya di dalam ensiklik ini (yang sudah kami kutip).
Terlebih lagi, Anti-Paus Yohanes Paulus II mengulangi pesannya yang penting (tentang mengambil sebagai milik sendiri Penjelmaan untuk menemukan manusia) berkali-kali di dalam tulisan-tulisannya (Catechesi Tradendae #61; Veritatis Splendor #8) karena, seperti yang kami telah tunjukkan, hal tersebut adalah fondasi dari seluruh Injil Antikristus.
Maka paling tidak tiga kali di dalam tulisan-tulisannya, Anti-Paus Yohanes Paulus II mengajarkan bahwa manusia harus mengambil Penjelmaan sebagai miliknya sendiri untuk menemukan dirinya sendiri. Dan segera setelah ia mengatakan hal tersebut untuk pertama kalinya di dalam Redemptor Hominis, Anti-Paus Yohanes Paulus II menegaskan maksudnya yang sesungguhnya dengan mendefinisikan Kekristenan sebagai suatu kekaguman yang dalam akan setiap manusia, yang menegaskan bahwa penyembahan terhadap setiap manusia ini mengalir secara langsung dari Penjelmaan.
Anti-Paus Yohanes Paulus II mendefinisikan Injil sebagai kekaguman yang dalam akan manusia di dalam ensiklik pertamanya dan berulang-ulang kali. Tetapi Anti-Paus Yohanes Paulus II juga mendefinisikan Injil sebagai Kabar Baik tentang Yesus Kristus. Ia mendefinisikannya dalam kedua arti karena pesannya adalah bahwa setiap manusia adalah Yesus Kristus.
Anti-Paus Yohanes Paulus II, Homili, 1 Juni 1980:
“Bukan hanya pesan Injil ditujukan kepada manusia, tetapi hal tersebut adalah pesan Mesianik yang besar tentang manusia; Injil adalah wahyu kepada manusia tentang kenyataan yang lengkap akan dirinya sendiri...”[17]
Anti-Paus Yohanes Paulus II mengkhotbahkan kepada dunia bahwa manusia dan Yesus adalah satu dan sama, dan bahwa Injil adalah kenyataan tentang Yesus dan juga kebenaran tentang setiap manusia. Faktanya, kutipan berikut, begitu membuka pikiran.
Pertama-tama, perhatikan rujukan kepada Redemptor Hominis #10 yang dibuat oleh Anti-Paus Yohanes Paulus II. Redemptor Hominis #10 adalah di mana Anti-Paus Yohanes Paulus II pertama-tama mendefinisikan Injil dan Kekristenan sebagai kekaguman yang dalam akan manusia.
Kedua, tepat sebelum membuat rujukan tersebut, Anti-Paus Yohanes Paulus II berkata bahwa untuk melihat kenyataan tentang Kristus adalah untuk mengalami kekaguman yang dalam akan nilai dan martabat setiap manusia. Dalam kata lain, UNTUK MELIHAT KENYATAAN TENTANG KRISTUS ADALAH UNTUK MENGALAMI SETIAP ORANG, menurut Anti-Paus Yohanes Paulus II, dan inilah Kabar Baik dari Injil. Hal ini berarti bahwa setiap manusia adalah Yesus Kristus.
Di dalam Bab ke-16 dari Injil St. Matius, terjadi salah satu peristiwa yang paling penting di dalam sejarah Kekristenan.
Di dalam peristiwa yang dramatis di dalam sejarah keselamatan, St. Petrus mengakui kebenaran yang terletak di dalam hati Injil. Ia mengakui dengan benar bahwa Yesus adalah Kristus, Putra Allah yang hidup.
Di dalam homilinya yang pertama, Anti-Paus Yohanes Paulus II membahas kata-kata tersebut yang diucapkan oleh St, Petrus tentang Tuhan kita Yesus Kristus.
Di dalam homilinya yang pertama sebagai Anti-Paus di tahun 1978, di dalam pidato yang sama yang akan selamanya menandai permulaan pelayanan penggembalaannya, Minggu, 22 Oktober 1978, Anti-Paus Yohanes Paulus II menyatakan kepada dunia bahwa MANUSIA adalah Kristus, Putra Allah yang hidup! Ia bahkan berkata bahwa hal ini adalah ‘kebenaran yang baru’ – suatu kebenaran yang baru yang ia ingin singkapkan di sini. “Engkau adalah Kristus, Putra Allah yang hidup”, yang diucapkan oleh St. Petrus tentang Tuhan kita Yesus Kristus adalah kata-kata yang menggambarkan kebenaran tentang manusia, menurut Anti-Paus Yohanes Paulus II.
Dan bukanlah suatu kebetulan bahwa Anti-Paus Yohanes Paulus II membuat pernyataan ini di dalam homilinya yang pertama sebagai Anti-Paus. Ia berada di sini untuk mengotbakan manusia yang menggantikan/menempatkan diri di tempat Kristus, oleh karena itu ia menetapkan doktrin Antikristusnya sejak permulaan. Orang-orang tidak dapat mengerti pentingnya pidato ini.
Tanda yang khas milik Antikristus, manusia di tempat Allah, adalah tanda yang khas milik Yohanes Paulus II. Ia berada di sini untuk menggantikan Injil tentang Yesus Kristus dengan injil tentang manusia sebagai Kristus. Ia berada di sini untuk menggantikan kebenaran tentang Yesus Kristus dengan kebenaran tentang manusia.
Paus St. Pius X menyatakan di dalam ensikliknya, bahwa tanda sang Antikristus adalah manusia yang menempatkan dirinya sendiri di tempat Allah
Di dalam tulisan-tulisan Anti-Paus Yohanes Paulus II, seseorang akan menemukan rujukan-rujukan yang tidak terhitung kepada manusia. Tetapi di dalam tulisan-tulisannya seseorang juga akan menemukan rujukan-rujukan yang tidak terhitung tentang ‘kebenaran tentang manusia’ dan ‘seluruh kebenaran tentang manusia’. Kita sekarang mengetahui apa yang dimaksudkan oleh Anti-Paus Yohanes Paulus II sewaktu ia merujuk kepada ‘kebenaran tentang manusia’ ini. Hal ini adalah bahwa kebenaran tentang manusia itu adalah bahwa manusia adalah Yesus Kristus.
Di sini, Anti-Paus Yohanes Paulus II secara terang-terangan berkata kepada kita bahwa Kristus adalah Kebenaran akan manusia. Hal ini berarti bahwa kebenaran tentang manusia adalah bahwa ia adalah Yesus Kristus.
Di dalam terbitan #5 dari majalah kami, kami mengutip banyak dari naskah-naskah lain di mana Yohanes Paulus II menunjukkan – kadangkala dengan cara yang sangat lihai – bahwa ‘kebenaran akan manusia’ adalah bahwa ia adalah Kristus. Kami merujuk kepada naskah-naskah tersebut dan videonya di situs internet kami (www.mostholyfamilymonastery.com), karena kami harus berpindah haluan.
Di dalam Yohanes 1:14, kita membaca tentang Penjelmaan Putra Allah, “Dan Firman itu sudah menjadi daging dan berdiam di antara kita.” Berikut adalah apa yang dikatakan Anti-Paus Yohanes Paulus II tentang kata-kata tersebut.
Di sini Anti-Paus Yohanes Paulus II mengutip kata-kata dari Yohanes 1:14 dan berkata bahwa Firman yang menjadi daging berarti persatuan dengan seluruh daging, seluruh kemanusiaan. Hal ini secara harfiah berarti bahwa Putra Allah menjadi seluruh daging, seluruh kemanusiaan. Dan inilah mengapa Anti-Paus Yohanes Paulus II mengatakan hal berikut:
Di sini Anti-Paus Yohanes Paulus menegaskan doktrinnya sebagaimana yang ia telah tetapkan di dalam Ensiklik tentang Roh Kudus #50. Karena Sabda telah menjadi daging di dalam seluruh kemanusiaan, di dalam daging SETIAP MANUSIALAH Kristus mewahyukan diri-Nya sendiri. Setiap manusia adalah Sabda yang telah menjadi daging, menurut Anti-Paus Yohanes Paulus II. Perhatikan bagaimana ia pun menaruh kata ‘daging’ di dalam tanda kutip, yang menunjukkan secara khusus bahwa setiap manusia adalah ‘Sabda yang telah menjadi daging’ dari Yohanes 1:14.
Anti-Paus Yohanes Paulus II, Homili di St. Louis, 27 Januari 1999:
“Di dalam Penjelmaan, Allah mewahyukan diri-Nya sepenuhnya di dalam Putra-Nya... Penjelmaan juga mewahyukan kebenaran tentang manusia.”[30]
Hal ini berarti bahwa manusia adalah Sabda yang telah menjadi daging.
Hal ini berarti bahwa setiap manusia menemukan bahwa dirinya adalah Allah di dalam tubuh manusia.
Di sini, Anti-Paus Yohanes Paulus II secara terang-terangan menyatakan bahwa dengan menatap kepada Allah yang menjelma menjadi manusia, manusia menemukan dirinya sendiri.
Anti-Paus Yohanes Paulus II membuat pernyataan ini ratusan kali. Ia mengatakan kepada kita bahwa hanya di dalam MISTERI sang Sabda yang menjadi daginglah – yaitu, hanya di dalam misteri Allah yang menjadi manusialah – misteri setiap manusia menjadi jelas, karena setiap manusia adalah Allah yang menjadi manusia, menurut doktrin Antikristus yang dikhotbahkannya. Perhatikan bahwa Anti-Paus Yohanes Paulus II tidak berkata bahwa di dalam ajaran sang Sabda yang menjadi daginglah misteri manusia menjadi jelas, melainkan di dalam misteri Sabda yang menjad daging – misteri dari sang Allah yang menjadi manusia sendiri – Tuhan kita Yesus Kristus.
Di dalam Lukas 1:45, Elisabet berkata kepada Maria:
Di dalam Lukas 1:45, kita membaca bahwa Elisabet memuji Maria karena imannya kepada Tuhan. Inilah apa yang dikatakan Anti-Paus Yohanes Paulus II tentang peristiwa ini.
Lukas 1:45 memberitahu kita bahwa Maria percaya kepada Tuhan. Di dalam suatu homili di mana ia mengomentari Lukas 1:45, Anti-Paus Yohanes Paulus II berkata kepada kita bahwa Maria percaya kepada manusia sejak awal. Ia jelas-jelas berkata bahwa sang Tuhan yang dipercayai Maria adalah setiap manusia.
Layaknya Anti-Paus Yohanes Paulus II menyatakan bahwa manusia adalah Kristus, Putra Allah yang Hidup di dalam homili pertamanya, dan layaknya ia menyatakan bahwa Kekristenan, Kabar Baik, dan Injil adalah kekaguman yang dalam terhadap setiap manusia di dalam ensiklik pertamanya, sang Antikristus ini juga memiliki sebuah pesan untuk dunia di dalam sambutan Natal pertamanya sebagai seorang Anti-Paus
Definisi Natal adalah sebagai berikut: ”Natal {Christmas} – Misa Kristus, nama umum dalam bahasa Inggris untuk perayaan ulang tahun Tuhan kita...”[39] Natal adalah perayaan kelahiran Yesus Kristus. Maka, mengapa kita melihat Anti-Paus Yohanes Paulus II, di dalam sambutan Natal pertamanya, menyatakan kepada setiap umat manusia bahwa Natal adalah ‘perayaan manusia’? Hal ini tepatnya karena ia sungguh-sungguh Antikristus, yang berada di sini untuk mengkhotbahkan pesan bahwa manusia berada di tempat Kristus. Dan sang Antikristus ini terus mengkhotbahkan pesannya tentang Natal di tahun-tahun berikutnya.
Di sini Anti-Paus Yohanes Paulus II mengakui bahwa penyelenggaraan Natal adalah semata-mata untuk memberi kesaksian kepada setiap umat manusia.
Di dalam homili yang mencengangkan pada hari Natal, 1985, Anti-Paus Yohanes Paulus II menyatakan bahwa kelahiran Tuhan adalah makna dari manusia. Secara terang-terangan ia mengatakan kepada kita bahwa manusia adalah Tuhan yang terlahir pada hari Natal.
Kata ‘Epifani’ berarti perwujudan Allah. Bahkan Anti-Paus Yohanes Paulus II mengakuinya.
Tetapi perhatikanlah bagaimana sang Antikristus ini juga mendefinisikan bahwa setiap bayi adalah perwujudan Allah.
Hal ini menunjukkan, lewat definisinya sendiri – dan secara konsisten terhadap semua khotbahnya yang lain – bahwa setiap bayi yang datang ke dunia adalah Allah.
Di dalam Wahyu 3:14, Tuhan kita Yesus Kristus menyebut diri-Nya sendiri sang ‘Amin’, saksi yang setia dan benar. Anti-Paus Yohanes Paulus II berkata bahwa setiap manusia adalah sang Amin.
Di dalam Yohanes bab 14, kita membaca hal berikut:
Di dalam salah satu ayat yang paling mencolok di dalam Kitab Suci, Yesus Kristus berkata kepada kita bahwa Ia (Yesus) adalah sang Jalan. Apa yang dikatakan Anti-Paus Yohanes Paulus II kepada kita?
Yesus Kristus berkata kepada kita dengan sangat jelas bahwa Ia (Yesus) adalah sang Jalan. Anti-Paus Yohanes Paulus II berkata bahwa manusia adalah sang Jalan. Anti-Paus Yohanes Paulus II mengkhotbahkan bahwa manusia adalah sang Jalan sedangkan hanya Yesus sendirilah Jalan tersebut, tepatnya karena ia adalah Antikristus, dan ia mengkhotbahkan manusia di tempat Kristus.
Dan tidak terdapat keraguan bahwa Anti-Paus Yohanes Paulus II menyadari sepenuhnya bahwa ia menempatkan manusia di tempat Allah sewaktu ia mengkhotbahkan bahwa manusia adalah sang jalan. Ia menyadari sepenuhnya akan fakta bahwa hanya Yesus Kristus sendirilah Jalan tersebut. Ya, pria ini, yang dapat berbicara 14 bahasa dengan lancar, yang adalah pria yang paling banyak dilihat orang di dunia, yang menjelajahi lebih banyak tempat daripada siapa pun di dalam sejarah, dan berbicara kepada lebih banyak orang daripada siapa pun, menyadari sepenuhnya bahwa Yesus Kristuslah jalan tersebut.
Anti-Paus Yohanes Paulus II mengetahui dengan sangat baik bahwa Yesus sendirilah sang Jalan, walaupun demikian, ia juga mengkhotbahkan berulang-ulang kali bahwa manusia adalah sang Jalan. Anti-Paus Yohanes Paulus II mengkhotbahkan kepada kita bahwa kedua pernyataan tersebut tidak bertentangan – bahwa manusia dan Kristus dapat menggantikan satu sama lain karena mereka sama saja.
Sewaktu ia mengucapkan homili yang mencengangkan ini, kita harus mengingat kata-kata St. Yohanes Pembaptis di dalam Injil. St. Yohanes Pembaptis berkhotbah sebelum kedatangan Kristus:
Tetapi Anti-Paus Yohanes Paulus II berkata kepada kita agar kita meluruskan jalan Tuhan DAN MANUSIA. Maksudnya sangatlah jelas! Maksudnya adalah bahwa manusia adalah Tuhan. Faktanya, perhatikan kalimat terakhir di dalam kutipan dari Anti-Paus Yohanes Paulus II. Ia tidak berkata kepada kita agar kita meluruskan JALAN-JALAN {jamak}* Tuhan dan manusia, yang ADALAH jalan Gereja. Tetapi ia berkata “luruskanlah JALAN {tunggal} Tuhan dan manusia, YANG ADALAH* jalan Gereja.” Hal tersebut hanyalah satu jalan, menurut Anti-Paus Yohanes Paulus II.
*{Dalam bahasa Inggris, homili ini berkata sebagai berikut: “...make straight the way {tunggal} of the Lord and of man, which is {tunggal} the path of the Church.” Dan di dalam bahasa Prancis sebagai berikut: “...afin qu’il nous soit donné d’ouvrir à notre tour la voie du Seigneur et la voie {tunggal} de l’homme, qui est {tunggal} la voie de l’Église.” Hal ini menunjukkan di dalam kedua terjemahan bahasa tersebut bahwa Anti-Paus Yohanes Paulus II memang menganggap bahwa hanya terdapat satu jalan yaitu jalan Tuhan dan jalan manusia. Konsekuensinya, manusia adalah Tuhan di dalam pengertiannya.}
Perhatikan sekali lagi pesan yang jelas di mana terjadi penggantian di dalam kutipan-kutipan kedua terakhir di dalam ensiklik yang sama.
Di dalam Yohanes 14:6, Tuhan kita Yesus Kristus mengidentifikasikan diri-Nya sendiri bukan hanya sebagai Jalan, tetapi juga Kebenaran.
Yesus Kristus mengatakan kepada kita bahwa ia adalah sang Kebenaran. Apakah yang dikatakan Anti-Paus Yohanes Paulus II?
Di sini sang Antikristus mengatakan kepada kita bahwa pertanyaan Pilatus, “apakah kebenaran itu” mencerminkan kegelisahan dari seseorang yang tidak lagi mengenal SIAPA DIRINYA SENDIRI! Anti-Paus Yohanes Paulus II di sini mencoba untuk meletakkan Injil sataniknya di depan muka kita. Ia mencoba untuk meletakkannya di depan muka kita bahwa manusia adalah sang kebenaran – bahwa setiap manusia benar-benar adalah Kristus yang tidak dapat dikenali oleh Pilatus – dan bahwa Pilatus sendiri (sewaktu ia gagal untuk mengerti kebenaran yang hadir sendiri, sang kebenaran yaitu Tuhan kita Yesus Kristus) gagal untuk mengerti siapakah manusia itu!
Di samping ‘Kebenaran’, salah satu gelar dari Tuhan kita Yesus Kristus adalah ‘Firman’.
Tetapi perhatikan sekarang bagaimana Anti-Paus Yohanes Paulus II menerapkan gelar Tuhan kita ini kepada manusia di dalam paragraf yang persis berikutnya di dalam ensiklik ini.
Di dalam Ensiklik tentang Roh Kudus #36, Anti-Paus Yohanes Paulus II mengatakan kepada kita bahwa Yesus Kristus adalah sang Firman dan Putra yang kekal. Di sini, pada paragraf #37 di dalam ensiklik yang sama, Anti-Paus Yohanes Paulus II berkata kepada kita bahwa sang ‘anti-Firman’ dan ‘anti-kebenaran’ adalah suatu pemalsuan dari kebenaran tentang manusia – suatu pemalsuan tentang siapa manusia itu. Hal ini jelas-jelas berarti bahwa manusia adalah sang Firman, sang Kebenaran, Putra Allah.
Di dalam Yohanes 14:6, Tuhan kita Yesus Kristus mengidentifikasikan diri-Nya sendiri bukan hanya sebagai Jalan, dan Kebenaran, tetapi juga sebagai Hidup.
Yesus Kristus berkata kepada kita bahwa Ia adalah sang hidup. St. Yohanes Penginjil menegaskan kebenaran ini dengan menggambarkan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai ‘Firman hidup’ dan ‘hidup kekal’ di dalam surat pertamanya.
Di dalam ayat yang dalam dari Kitab Suci ini, St. Yohanes mengidentifikasikan Yesus Kristus sebagai Hidup Kekal, sebagaimana yang telah dikatakan Tuhan kita sendiri kepada kita. Tetapi apakah yang dikatakan sang Antikristus? Bahkan, apakah yang dikatakan sang Antikristus tentang ayat yang sama dari Kitab Suci yang baru saja kami kutip (bab pertama dari surat St. Yohanes)?
Di sini Anti-Paus Yohanes Paulus II mengutip kata demi kata ayat pembuka surat pertama St. Yohanes, di mana St. Yohanes menggambarkan bagaimana ia mendengar dan melihat Yesus Kristus: Firman Hidup. Ia berkata kepada kita bahwa ayat ini tentang Yesus Kristus adalah apa yang dikatakan wahyu kepada kita tentang HIDUP MANUSIA! Tidaklah mungkin bagi Anti-Paus Yohanes Paulus II untuk telah mengkhotbahkan bahwa manusia adalah Yesus Kristus dengan lebih jelas!
Dan Anti-Paus Yohanes Paulus II mengetahui dengan begitu persis apa yang ia katakan sewaktu ia menerapkan ayat tentang Tuhan kita ini kepada manusia, karena di dalam 50 paragraf setelahnya di dalam ensiklik yang sama, Evangelium Vitae, Anti-Paus Yohanes Paulus II kembali mengutip ayat yang sama dari Alkitab – tetapi kali ini dengan arti yang benar!
Maka, di dalam satu ensiklik, Anti-Paus Yohanes Paulus II mengutip kata-kata pembukaan dari surat pertama St. Yohanes dua kali; yang pertama berkata tentang hidup manusia dan yang kedua ia berkata bahwa hal tersebut adalah tentang Yesus Kristus. Tetapi, seperti yang kita telah tunjukkan, di dalam khotbah sang Antikristus, hal ini tidaklah bertentangan. Di dalam khotbahnya sewaktu ia berbicara tentang ‘Hidup kekal’ ini adalah tentang manusia, dan sewaktu ia berbicara tentang manusia, ini adalah tentang ‘Hidup kekal’.
Tuhan kita Yesus Kristus, Tubuh, Darah, Jiwa, dan Keilahian-Nya terdapat di dalam Ekaristi. Anti-Paus Yohanes Paulus II berkata bahwa hal yang terkandung di dalam Ekaristi dimiliki oleh hidup manusia secara paling mendalam. Ini jelas-jelas berarti bahwa setiap manusia memiliki Tubuh, Darah, Jiwa, dan Keilahian Kristus karena setiap manusia adalah Kristus.
Manusia tidak menemukan di dalam penderitaan dirinya sendiri di dalam penderitaan Kristus karena manusia bukanlah Kristus. Tetapi inilah yang dikhotbahkan Anti-Paus Yohanes Paulus II.
Sewaktu kita merenungkan Kristus yang wafat di Salib, kita tidak berpikir tentang tempat-tempat di mana manusia dihina, karena manusia bukanlah Kristus yang disalibkan.
Anti-Paus Yohanes Paulus II memulai dengan mengakui bahwa Kristus tidak akan pernah mati lagi (Roma 6:9). Ia lalu berkata kepada kita bahwa maut terus menjadi bagian dari keberadaan manusia. Ia lalu mengatakan kepada kita bahwa Kristus terus mati, di dalam orang-orang Kristiani dan Muslim, di dalam orang-orang beriman dan yang tak beriman. Jalan pikirannya tidak sulit untuk diikuti: walaupun Kristus tidak akan pernah mati kembali, manusia tetaplah mati – maka Kristus mati karena manusia adalah Kristus. Ia bahkan menekankan bahwa Kristus terus mati di dalam para Muslim dan orang-orang yang tidak beriman, yang menegaskan lebih lanjut bahwa ia mengkhotbahkan bahwa manusia adalah Kristus.
Istilah Imanuel (Allah beserta kita) sangatlah khusus. Istilah ini merujuk kepada satu Pribadi. Tuhan kita Yesus Kristus adalah Imanuel (Yesaya 7:14, Matius 1:23). Dan Tuhan kita Yesus Kristus disalibkan satu kali untuk dosa-dosa kita. Dengan menggambarkan setiap manusia sebagai Imanuel, Anti-Paus Yohanes Paulus II secara khusus menunjukkan bahwa setiap manusia adalah Allah bersama kita.
Sangatlah jelas bahwa Anti-Paus Yohanes Paulus II mengkhotbahkan bahwa setiap manusia adalah Kristus yang disalibkan, Juru Selamat Dunia. Tetapi terdapat satu tempat di dalam ensikliknya Evangelium Vitae yang sangatlah menarik berkenaan dengan hal ini, karena hal tersebut menunjukkan penipuan dan kelihaian yang digunakan oleh sang Antikristus di dalam khotbahnya yang satanik.
Di sini, Anti-Paus Yohanes Paulus II berkata bahwa kemuliaan Salib tersingkapkan sebagai makna dari SETIAP HIDUP MANUSIA. Ingat-ingat hal ini selagi kita membaca kutipan selanjutnya dari Evangelium Vitae.
Di sini, Anti-Paus Yohanes Paulus II berkata bahwa lewat kemuliaan Salib identitas Putra Allah tersingkapkan. Tetapi ia baru saja berkata kepada kita, satu paragraf sebelumnya, bahwa kemuliaan Salib adalah makna dari SETIAP HIDUP MANUSIA. Hal ini berarti, secara logis, bahwa Putra Allah = makna setiap hidup manusia. Untuk menggambarkan hal ini, kita akan melihat kembali kata-katanya.
Kutipan ini membuktikan bahwa Anti-Paus Yohanes Paulus II mengkhotbahkan penyembahan manusia sebagai Allah, dengan menginginkan transformasi Bait Allah menjadi Bait Allah dan MANUSIA.
Ingat, layaknya Nestorius mengkhotbahkan bahwa Yesus Kristus adalah dua pribadi: Putra Allah dan seorang manusia bernama Yesus, Anti-Paus Yohanes Paulus II juga mengkhotbahkan bahwa setiap manusia adalah dua pribadi: Putra Allah dan manusia biasa (yaitu Nestorianisme yang diterapkan kepada setiap manusia). Inilah mengapa ia dapat berbicara di dalam satu kalimat tentang manusia sebagai ciptaan Allah sementara ia dapat menunjukkan bahwa manusia adalah Allah yang tidak dapat, yang tidak boleh dilanggar.
Di Yohanes 8:23-24 kita membaca hal berikut,
Di dalam ayat yang dalam dari Injil St. Yohanes, Tuhan kita Yesus Kristus menggambarkan diri-Nya sendiri sebagai Ia yang dari atas. Ia menggambarkan manusia sebagai yang berasal dari bawah. Ingat-ingat hal ini selagi kita membaca kata-kata berikut dari Anti-Paus Yohanes Paulus II.
Di sini, Anti-Paus Yohanes Paulus II berkata kepada kita dengan kelancangan yang hampir mengejutkan bahwa setiap manusia adalah manusia dari atas dan dari bawah! Tetapi di dalam ayat yang dikomentari Anti-Paus Yohanes Paulus II (dialog Kristus bersama para Farisi di Yohanes 8:23-24), Yesus mendefinisikan diri-Nya sendiri sebagai yang berasal ‘dari atas’ dan manusia sebagai yang berasal ‘dari bawah’. Tidak terpungkiri bahwa Anti-Paus Yohanes Pauus II berkata bahwa setiap manusia – masing-masing dari kita – juga adalah Kristus, manusia dari atas dalam Yohanes 8:23-24!
Hal ini berarti bahwa makna yang dalam akan manusia adalah bahwa ia adalah Allah.
Anti-Paus Yohanes Paulus II berkata kepada kita bahwa rahmat adalah Allah dan rahmat juga adalah manusia.
Di sini Anti-Paus Yohanes Paulus II berkata bahwa suatu dialog dari manusia dengan dirinya sendiri adalah suatu dialog dari manusia dengan Allah.
Di sini, Anti-Paus Yohanes Paulus II dengan licik mengatakan kepada kita bahwa ‘apakah manusia itu’ menjadi jelas segera sewaktu Allah menyingkapkan diri-Nya sendiri, yang berarti bahwa apakah manusia iatu, adalah Allah sendiri yang menyingkapkan diri.
Kenyataan Allah adalah bahwa Ia adalah Allah! Maka, Anti-Paus Yohanes II berkata bahwa misteri kenyataan Allah tersingkapkan di dalam fakta tentang Allah, yang berarti bahwa manusia adalah Allah.
Di sini, Anti-Paus Yohanes Paulus II berkata bahwa setiap ancaman terhadap martabat manusia sangat memengaruhi iman akan Penjelmaan. Mengapa begitu? Jawabannya, jika setiap manusia menjadi Allah di dalam Penjelmaan, seperti yang dikhotbahkan Anti-Paus Yohanes Paulus II, maka setiap ancaman terhadap manusia memengaruhi iman akan Penjelmaan.
Di sini Anti-Paus Yohanes Paulus II menunjukkan bahwa di dalam manusia, seseorang dapat menemukan seluruh ciptaan.
Di sini, Anti-Paus Yohanes Paulus II berkata bahwa Petrus dan seluruh umat manusia membawa dan terus membawa suatu ‘kontes Mesianik’ dengan Yesus Kristus. Kata Mesias berarti ‘juru selamat’. Suatu ‘kontes Mesianik’ adalah, oleh karena itu, suatu kontes antara para juru selamat! Maksud dari homili Anti-Paus Yohanes Paulus II ini adalah bahwa terjadi suatu pertandingan antara setiap manusia dan Yesus Kristus untuk menentukan siapakah sang Juru Selamat! Dan hanya di dalam pertandingan Mesianik ini arti dari hidup manusia dapat dimengerti, menurut sang Antikristus Anti-Paus Yohanes Paulus II, karena setiap manusia adalah sang Mesias.
Sang Antikristus Anti-Paus Yohanes Paulus II berkata kepada kita bahwa di dalam Bunda Allah terdapat sejarah setiap umat manusia. Tetapi di dalam Maria hanya terdapat Yesus Kristus, Putra dari Allah yang hidup. Dengan mengatakan bahwa setiap umat manusia yang ada di mana-mana di dunia terdapat di dalam rahum Bunda Allah, Anti-Paus Yohanes Paulus II menunjukkan bahwa setiap umat manusia di mana-mana di Bumi adalah Yesus Kristus.
Sang Antikristus ingin menginjili dunia kepada manusia, yang membuat segala hal lebih manusiawi, karena semua umat manusia adalah Kristus, menurut injilnya.
Dan sewaktu ia mencoba mengonversikan dunia kepada manusia sebagai Kristus, sang Antikristus ini sering dengan terang-terangan menyamakan hal menjadi lebih manusiawi dengan hal menjadi lebih ilahi; dalam kata lain, dengan terang-terangan ia menyamakan hal menjadi lebih manusiawi dengan hal menjadi lebih seperti Allah.
Di sini, Anti-Paus Yohanes Paulus II berkata bahwa untuk menjadi lebih manusiawi adalah, oleh karena itu, menjadi lebih seperti Allah, yang menunjukkan bahwa manusia adalah Allah.
Di sini kembali Anti-Paus Yohanes Paulus II secara terang-terangan mengatakan bahwa untuk menjadi lebih ilahi adalah oleh karena itu menjadi lebih manusiawi, yang karenanya menyamakan Allah dengan manusia.
Di sini kembali Anti-Paus Yohanes Paulus II menyamakan hal menjadi lebih ilahi dengan menjadi lebih manusiawi, dan ia mendasarkannya kembali kepada Penjelmaan.
Anti-Paus Yohanes Paulus II mengutip perintah pertama tentang penyembahan terhadap Allah dan ia berkata bahwa jika anda tidak menyembah Allah anda tidak akan menemukan diri anda sendiri!
Ini adalah Sambutan Angelus yang luar biasa mencengangkan, bahkan untuk seseorang yang begitu dirasuki roh Antikristus. Di dalamnya, Anti-Paus Yohanes Paulus II bertanya: “Apa arti rekonsiliasi dengan Allah”, dan “Apa itu nilai dari berkonversi dan percaya akan injil?” Ia menjawab pertanyaan-pertanyaannya sendiri dengan menyatakan bahwa hal yang terpenting adalah bagi manusia untuk menemukan dirinya sendiri dan percaya akan dirinya sendiri! Oleh karena itu, konversi, percaya akan Injil, dan rekonsiliasi dengan Allah sama dengan manusia menemukan dirinya sendiri dan percaya akan dirinya sendiri. Manusia adalah Allah, menurut doktrin Antikristus.
Lihatlah! Di sini, Anti-Paus Yohanes Paulus II berkata bahwa dengan menampakkan diri-Nya sendiri di Gunung Sinai, Allah menampakkan manusia kepada manusia sendiri!
Hal ini berarti bahwa Kristus adalah kebenaran akan manusia.
Di dalam Efesus 3:8, St. Paulus berkata bahwa ia telah diberikan rahmat untuk menginjilkan kekayaan Kristus yang tak dapat dimengerti kepada bangsa-bangsa lain. St. Paulus merujuk kepada sifat-sifat Tuhan kita Yesus Kristus, Putra Allah. Sifat-sifat Kristus sebagai Putra Allah tidak dapat dimengerti dan tidak dapat diselami. Tetapi Anti-Paus Yohanes Paulus II berkata kepada kita bahwa kekayaan yang tidak dapat dimengerti dari Kristus ini sebenarnya adalah milik dari semua orang.
Anti-Paus Yohanes Paulus II tidak dapat berbicara dengan lebih terang-terangan lagi. Ia berkata bahwa untuk merenungkan kebenaran tentang manusia adalah untuk pada akhirnya menoleh kepada Kristus yang bangkit. Oleh karena itu, kebenaran tentang manusia, adalah bahwa manusia adalah Kristus yang bangkit.
Hal ini membuktikan kembali poin yang telah kami buat di sepanjang bagian tentang khotbah dari Anti-Paus Yohanes Paulus II. Hal ini membuktikan bahwa Anti-Paus Yohanes Paulus II benar-benar telah dirasuki oleh roh Anti-Kristus, bahwa ia mengkhotbahkan doktrin yang persis tentang Anti-Kristus, dan bahwa salah satu dari tujuan utamanya adalah untuk menggantikan kebenaran tentang Kristus (kebenaran yang paling penting di dunia) dengan kebenaran tentang manusia.
Kami tidak perlu berkomentar!
Mari membaca definisi yang infalibel akan Antikristus di dalam Kitab Suci:
Perhatikan bahwa Antikristus adalah suatu roh yang telah berada di dalam dunia pada zaman St. Yohanes. Hal tersebut berarti bahwa sang Antikristus telah berada sejak zaman Kristus. Antikristus adalah suatu roh yang ada di dalam berbagai orang sejak zaman Kristus dan sampai Kedatangan-Nya yang Kedua; tetapi akan terdapat suatu perwujudan yang unik dari roh tersebut pada akhir zaman – pada saat atau tepat sebelum Kedatangan Kedua – yang akan menjadi suatu tanda besar pada akhirnya. Dan apakah yang dikatakan Sabda Allah tentang roh dan perwujudan Antikristus? Ia adalah roh yang melarutkan Yesus, dan menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus.
Ini adalah koin kenangan dengan gambar Yohanes Paulus II yang dikeluarkan oleh Vatikan. Perhatikan tiga bintang yang memiliki enam ujung, yang memberikan kita 6, 6, 6.
Kami telah membuktikan bahwa ajaran khas Anti-Paus Yohanes Paulus II adalah hal ini; bahwa Putra Allah telah dilarutkan di dalam setiap orang lewat Penjelmaan-Nya, yang membuat setiap orang Kristus, dan yang oleh karena itu melarutkan Yesus dan menyangkal bahwa Yesus adalah sang Kristus. Paling tidak, seseorang dapat berkata bahwa Anti-Paus Yohanes Paulus II begitu dirasuki oleh roh Antikristus dan bahwa ia mengkhotbahkan secara persis doktrin tentang Antikristus. Yohanes Paulus II adalah perwujudan dan contoh dari roh Antikristus; hal tersebut keluar dari dirinya dengan ketepatan yang begitu mencengangkan.
Hal yang juga menarik adalah bagaimana Katekismus Anti-Paus Yohanes Paulus II sendiri mendefinisikan Antikristus.
Katekismus Anti-Paus sendiri menggambarkan doktrin ini dengan sangat baik! Katekismus tersebut secara akurat mendefinisikan bahwa tipuan Antikristus adalah suatu pseudo-mesianisme di mana Manusia menggantikan Putra Allah yang menjadi daging! Agama Antikristus ini bukan hanya dikhotbahkan oleh Anti-Paus Yohanes Paulus II sebagai ciri khasnya, tetapi juga dipraktikkan di dalam liturgi gereja Vatikan II.
Dengan mencoba untuk membunuh Kristus di dalam Misa dan menggantikannya dengan suatu ibadat non-Katolik, Paulus VI benar-benar mewujudkan pemenuhan Antikristus di dalam Vatikan, seperti yang dinubuatkan Bunda Maria dari La Salette.
Paulus VI dan Benediktus XVI juga adalah wujud dari Antikristus di dalam Vatikan
Bunda Maria dari La Salette, 19 September 1846:
“Roma akan kehilangan Iman dan menjadi Takhta sang Antikristus... Gereja akan berada dalam gerhana.”
Misa Baru gereja palsu Vatikan II meletakkan manusia di tempat Allah – doktrin Antikristus – dengan membuat imam menghadap manusia dan bukan Allah pada saat liturgi, dan dengan memusatkan semua ibadat tersebut kepada manusia, dan bukan terhadap Allah.
Misa Baru, liturgi Gereja Katolik yang sesat dari Anti-Paus Yohanes Paulus II, mencoba untuk mengindoktrinasikan orang-orang ke dalam penyembahan berhala dan pemujaan manusia, seperti halnya Anti-Paus Yohanes Paulus II mengkhotbahkannya kepada orang-orang di dalam ensiklik-ensiklik dan pidato-pidato.
Walaupun Benediktus XVI belum mengajarkan pelarutan Yesus di dalam skala yang sama dengan Yohanes Paulus II, adalah suatu hal yang menarik bahwa ia menepati definisi Kitab Suci yang lain akan Antikristus – penyangkalan Yesus sebagai Kristus! Benediktus XVI adalah perwujudan Antikristus di dalam Vatikan karena ia menyamakan penyangkalan Kristus dengan penerimaan-Nya, seperti yang kami telah tunjukkan.
Yohanes Paulus II mengkhotbahkan pelarutan Yesus (satu definisi dari Kitab Suci akan Antikristus), sedangkan Benediktus XVI mengkhotbahkan bahwa Ia mungkin bukanlah sang Kristus (definisi kedua akan Antikristus)! Maka, nubuat Bunda Maria telah terpenuhi. Sekte Vatikan II adalah Kontra-Gereja Antikristus; ia telah didirikan oleh rentetan antikristus yang mengkhotbahkan suatu Injil Baru tentang penghormatan terhadap agama-agama sesat, indiferentisme rohani, penerimaan dewa-dewi sesat dari Timur, penerimaan bidah-bidah Protestantisme dan Ortodoks Timur – yang telah menghasilkan bencana rohani dan banyak sekali buah-buah rohani yang busuk.
Orang-orang Katolik harus memandang secara serius peringatan-peringatan yang bernubuat dari Surga tersebut, yang telah memprediksikan hari-hari kita dengan jelas. Kita harus memiliki harapan karena kita tahu bahwa Allah tetap berada bersama Gereja-Nya seperti yang Ia akan lakukan sampai akhir zaman (Matius 28), dan Ia tidak akan pernah membiarkannya dihancurkan sama sekali ataupun jatuh ke dalam kesesatan. Selalu akan ada sejumlah sisa orang-orang Katolik yang berpegangan kepada khazanah iman secara penuh dan tidak berkompromi dengan bidah, walaupun Allah telah mengizinkan Setan, sebagai hukuman atas dosa-dosa manusia di hari-hari terakhir ini, untuk memiliki kekuatan untuk menyerbu dan menguasai sekolah-sekolah, seminari, universitas, kapel, dan bangunan yang tidak terhitung jumlahnya yang sebelumnya adalah milik Gereja Katolik.
Allah telah membiarkan Setan untuk mengambil alih bangunan-bangunan tesebut untuk dirinya sendiri, dan menanamkan di dalamnya agama non-Katolik yang murtad yang bukan Katolik, tetapi yang tetap mempertahankan namanya. Kita harus melawan dan sama sekali tidak mengambil bagian di dalam Gereja Katolik palsu ini, yang telah diciptakan oleh Setan. Kita tidak boleh mengambil bagian sama sekali di dalam Misa palsunya, sakramen-sakramen palsunya, para Anti-Pausnya dan ‘uskup-uskupnya’ yang adalah bidah. Kita harus menginformasikan diri kita sendiri dan orang-orang lain tentang posisi yang benar di dalam hal ini, yang telah dibahas di dalam buku ini berdasarkan ajaran Gereja Katolik. Kita harus membawa orang-orang kembali ke dalam Gereja Katolik yang sejati yang didirikan oleh Yesus Kristus, yang tidak akan pernah dapat dihancurkan, yang jumlahnya telah dikurangi menjadi suatu sisa pada saat Kemurtadan Besar ini, dan yang di dalam mana semua orang harus berada agar dapat diselamatkan.
Di samping menolak bidah-bidah Vatikan II, Konsilinya yang sesat dan para Anti-Pausnya, apa yang dapat dilakukan para Katolik di dalam situasi ini?
Catatan kaki:
[1] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, oleh Claudia Carlen, Raleigh: The Pierian Press, 1990, Vol. 3 (1903-1939), hal. 6.
[2] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 5 (1958-1981), hal. 252.
[3] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 471.
[4] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Sheed & Ward dan Georgetown University Press, 1990, Vol. 1, hal. 86.
[5] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 5 (1958-1981), hal. 254.
[6] L’Osservatore Romano (Surat Kabar Vatikan), 21 Juli 1986, hal. 6.
[7] L’Osservatore Romano, 11 Mei 1987, hal. 15.
[8] L’Osservatore Romano, 23 Februari 1994, hal. 5.
[9] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 468.
[10] Decrees of the Ecumenical Councils {Dekret-Dekret Konsili-Konsili Ekumenis}, Vol. 1, hal. 110.
[11] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 5 (1958-1981), hal. 252.
[12] L’Osservatore Romano, 30 Januari 1984, hal. 3.
[13] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 5 (1958-1981), hal. 251-252.
[14] The Oxford Illustrated Dictionary, hal. 34.
[15] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 5 (1958-1981), hal. 252.
[16] L’Osservatore Romano, 11 April 1983, hal. 11.
[17] L’Osservatore Romano, 16 Juni 1980, hal. 9.
[18] The Encyclicals of John Paul II {Ensiklik-Ensiklik Yohanes Paulus II}, Huntington, IN: Our Sunday Visitor Publishing Division, 1996, hal. 504-505.
[19] L’Osservatore Romano, 18 Juni 1997, hal. 4.
[20] Christifideles Laici, Nasihat Apostolik Setelah Sinode Yohanes Paulus II, 30 Desember 1988, Pauline Books & Media, hal. 22.
[21] L’Osservatore Romano, 30 Mei 1988, hal. 7.
[22] L’Osservatore Romano, 10 Januari 2001, hal. 3.
[23] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 5 (1958-1981), hal. 252.
[24] L’Osservatore Romano, 2 November 1978, hal. 1.
[25] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 3 (1903-1939), hal. 6.
[26] L’Osservatore Romano, 8 Januari 1992, hal. 9.
[27] L’Osservatore Romano, 27 Februari 1984, hal. 1.
[28] The Encyclicals of John Paul II {Ensiklik-Ensiklik Yohanes Paulus II}, hal. 316.
[29] The Encyclicals of John Paul II {Ensiklik-Ensiklik Yohanes Paulus II}, hal. 893.
[30] L’Osservatore Romano, 3 Februari 1999, hal. 8.
[31] L’Osservatore Romano, 12 Januari 1981, hal. 2.
[32] L’Osservatore Romano, 12 Januari 2000, hal. 7.
[33] L’Osservatore Romano, 27 Januari 1999, hal. 8.
[34] The Encyclicals of John Paul II {Ensiklik-Ensiklik Yohanes Paulus II}, hal. 675.
[35] Fides et Ratio, Surat Ensiklik Yohanes Paulus II, 14 September 1998, Pauline Books & Media, hal. 21.
[36] L’Osservatore Romano, 11 November 1991, hal. 2.
[37] L’Osservatore Romano, 16 Juni 1980, hal. 3.
[38] L’Osservatore Romano, 1 Januari 1979, hal. 1.
[39] A Catholic Dictionary {Kamus Katolik}, disunting oleh Donald Attwater, Rockford, IL: Tan Books, 1997, hal. 95.
[40] L’Osservatore Romano, 7 Januari 1980, hal. 1.
[41] L’Osservatore Romano, 5 Januari 1994, hal. 3.
[42] L’Osservatore Romano, 1 Januari 1979, hal. 1.
[43] The Encyclicals of John Paul II {Ensiklik-Ensiklik Yohanes Paulus II}, hal. 792.
[44] L’Osservatore Romano, 1 Januari 1979, hal. 1.
[45] L’Osservatore Romano, 6 Januari 1986, hal. 2.
[46] L’Osservatore Romano, 3-10 Januari 1983, hal. 2.
[47] L’Osservatore Romano, 14 Januari 1998, hal. 1.
[48] Familiaris Consortio, Nasihat Apostolik Yohanes Paulus II, 22 November 1981, Pauline Books & Media, hal. 48.
[49] L’Osservatore Romano, 21 Maret 2001, hal. 6.
[50] The Encyclicals of John Paul II {Ensiklik-Ensiklik Yohanes Paulus II}, hal. 167.
[51] L’Osservatore Romano, 30 Juni 1999, hal. 7.
[52] L’Osservatore Romano, 22 April 1998, hal. 3.
[53] L’Osservatore Romano, 3 Juli 2002, hal. 10.
[54] L’Osservatore Romano, 23 Februari 1994, hal. 5.
[55] Catechesi Tradendae, Nasihat Apostolik Yohanes Paulus II, 16 Oktober 1979, Boston, MA: Pauline Books & Media, hal. 6.
[56] Catechesi Tradendae, hal. 19-20.
[57] Christifideles Laici, Nasihat Apostolik Setelah Sinode Yohanes Paulus II, Desember 30, 1988, Pauline Books & Media, hal. 85.
[58] L’Osservatore Romano, 11 April 2001, hal. 2.
[59] L’Osservatore Romano, 22 Januari 1990, hal. 6.
[60] L’Osservatore Romano, 23 Februari 1994, hal. 16.
[61] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 5 (1958-1981), hal. 254.
[62] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 5 (1958-1981), hal. 270.
[63] The Encyclicals of John Paul II {Ensiklik-Ensiklik Yohanes Paulus II}, hal. 743.
[64] The Encyclicals of John Paul II {Ensiklik-Ensiklik Yohanes Paulus II}, hal. 299.
[65] The Encyclicals of John Paul II {Ensiklik-Ensiklik Yohanes Paulus II}, hal. 300.
[66] The Encyclicals of John Paul II {Ensiklik-Ensiklik Yohanes Paulus II}, hal. 819-820.
[67] The Encyclicals of John Paul II {Ensiklik-Ensiklik Yohanes Paulus II}, hal. 869.
[68] L’Osservatore Romano, 6 Juni 1983, hal. 2.
[69] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 5 (1958-1981), hal. 265.
[70] L’Osservatore Romano, 5 Juli 1982, hal. 12.
[71] L’Osservatore Romano, 5-12 April 1982, hal. 7.
[72] Salvifici Doloris, Surat Apostolik Yohanes Paulus II, 11 Februari 1984, Pauline Books & Media, hal. 32.
[73] L’Osservatore Romano, 15 April 1998, hal. 4.
[74] L’Osservatore Romano, 19 Januari 1994, hal. 19.
[75] L’Osservatore Romano, 6 Oktober 1999, hal. 5.
[76] The Encyclicals of John Paul II {Ensiklik-Ensiklik Yohanes Paulus II}, hal. 838.
[77] The Encyclicals of John Paul II {Ensiklik-Ensiklik Yohanes Paulus II}, hal. 838.
[78] Ecclesia in America, Nasihat Apostolik Setelah Sinode Yohanes Paulus II, 22 Januari 1999, Pauline Books & Media, hal. 49.
[79] L’Osservatore Romano, 2 September 1985, hal. 3.
[80] L’Osservatore Romano, 1 September 1980, hal. 4.
[81] L’Osservatore Romano, 17 April 1979, hal. 11.
[82] L’Osservatore Romano, 13 September 2000, hal. 2.
[83] L’Osservatore Romano, 6 Januari 1986, hal. 6.
[84] L’Osservatore Romano, 4 Agustus 1986, hal. 10.
[85] L’Osservatore Romano, 17 Maret 1986, hal. 2.
[86] L’Osservatore Romano, 28 April 1980, hal. 2.
[87] L’Osservatore Romano, 10 Mei 1982, hal. 6.
[88] The Encyclicals of John Paul II {Ensiklik-Ensiklik Yohanes Paulus II}, hal. 825.
[89] L’Osservatore Romano, 11 November 1998, hal. 4.
[90] L’Osservatore Romano, 6 Januari 1986, hal. 1.
[91] The Encyclicals of John Paul II {Ensiklik-Ensiklik Yohanes Paulus II}, hal. 722.
[92] The Encyclicals of John Paul II {Ensiklik-Ensiklik Yohanes Paulus II}, hal. 681.
[93] The Encyclicals of John Paul II {Ensiklik-Ensiklik Yohanes Paulus II}, hal. 312.
[94] L’Osservatore Romano, 20 September 1982, hal. 7.
[95] L’Osservatore Romano, 30 September 1998, hal. 7.
[96] The Encyclicals of John Paul II {Ensiklik-Ensiklik Yohanes Paulus II}, hal. 793.
[97] L’Osservatore Romano, 2 April 1991, hal. 1.
[98] L’Osservatore Romano, 30 Januari 2002, hal. 6/7.
[99] L’Osservatore Romano, 29 Agustus 1988, hal. 10.
[100] L’Osservatore Romano, 11 Oktober 1982, hal. 3.
[101] L’Osservatore Romano, 4 Januari 1988, hal. 1.
[102] L’Osservatore Romano, 5 Juli 1982, hal. 4.
[103] L’Osservatore Romano, 4 Agustus 1980, hal. 8.
[104] L’Osservatore Romano, 5 Juni 1996, hal. 9.
[105] L’Osservatore Romano, Insert khusus – Incarnationis mysterium, 2 Desember 1998.
[106] L’Osservatore Romano, 15 Desember 1999, hal. 9.
[107] L’Osservatore Romano, 21 Maret 1988, hal. 5.
[108] L’Osservatore Romano, 15 Maret 1982, hal. 2.
[109] Ecclesia in America, hal. 48.
[110] L’Osservatore Romano, 1 Maret 2000, hal. 2.
[111] L’Osservatore Romano, 23 Oktober 2002, hal. 5.
[112] L’Osservatore Romano, 23 Oktober hal. 5.
[113] The Papal Encyclicals {Ensiklik-Ensiklik Paus}, Vol. 5, hal. 253.
[114] L’Osservatore Romano, 22 Desember 1999, hal. 3.
[115] L’Osservatore Romano, 1 Mei 2002, hal. 1.
[116] L’Osservatore Romano, 19 September 2001, hal. 10.
[117] The Catechism of the Catholic Church {Katekismus Gereja Katolik}, oleh Yohanes Paulus II, no. 675.
[118] Benediktus XVI, God and the World {Allah dan Dunia}, San Francisco, CA: Ignatius Press, 2000, hal. 209.
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 1 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 2 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 2 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 2 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...