Anti-Paus Fransiskus menerima “salib” palu dan arit Komunis yang nista dari presiden Bolivia (2015)

Ibtimes.co.uk melaporkan, 9 Juli 2015:

“Paus Fransiskus telah menerima suatu hadiah yang agaknya tidak biasa dari Evo Morales, presiden Bolivia pribumi pertama pada kunjungannya ke Amerika Latin: sebuah salib yang dipahat dari kayu yang berbentuk palu dan arit, simbol Komunis yang melambangkan serikat buruh dan petani.

Sri Paus yang berusia 78 tahun itu meminum trimate – teh yang terbuat dari daun koka, kamomil, dan biji adas – pada penerbangan ke Bolivia dari Ekuador untuk melegakan mabuk udara. Bandara La Paz berada 4.000 m di atas permukaan laut dan demi alasan-alasan kesehatan, Sri Paus yang berasal dari Argentina itu hanya akan berada di kota tersebut selama empat jam. Sri Paus kehilangan bagian dari salah satu paru-parunya akibat penyakit sewaktu ia masih muda.

Paus Fransiskus memuji Bolivia karena negeri itu mengambil ‘langkah-langkah yang penting’ dalam keamanan masyarakat dan mengikutsertakan orang miskin dalam kehidupan politik dan ekonomi dari negara Amerika Selatan yang termiskin.

Morales, pejuang hak pribumi yang antiklerikal, telah mengambil langkah-langkah yang penting untuk memberdayakan 36 kelompok pribumi dari Bolivia dan menyemayamkan hak-hak mereka di dalam konstitusi negeri tersebut. Sang presiden juga telah bertindak untuk mengubah konstitusi pada tahun 2009, yang membuat negeri Katolik tersebut menjadi negeri sekuler dan meniadakan Alkitab serta salib dari istana presiden sewaktu ia menjabat di tahun 2006 ….”

Terjadi keterkejutan dan ketakjuban seraya Anti-Paus Fransiskus menerima “salib” palu dan arit yang sungguh nista dari Presiden Bolivia yang fasik.

Walaupun adalah suatu hal yang benar untuk merasakan ketercelaan dari peristiwa semacam itu dan berkomentar tentangnya (karena Anti-Paus Fransiskus tidak – bertentangan dengan yang dilaporkan – menegur Presiden Bolivia, tentunya), adalah sesuatu yang menyedihkan bahwa begitu banyak kaum tradisionalis palsu dan konservatif palsu dikesalkan oleh hal semacam ini, tetapi mereka pada dasarnya sama sekali tidak terganggu oleh penyangkalan Anti-Paus Fransiskus secara terang-terangan terhadap dogma Di Luar Gereja Tidak Terdapat Keselamatan dan banyak dogma lainnya yang telah didefinisikan.

Penyangkalannya terhadap dogma-dogma itu secara lebih jelas membuktikan bahwa ia seorang bidah dan bukan Sri Paus daripada perihal menerima salib Komunis. Tetapi, mereka hampir tidak peduli tentang penyangkalannya terhadap dogma dan menjadi gila oleh karena peristiwa yang satu ini. Ini adalah suatu contoh lain bagaimana mereka menghargai tampak luar serta kesan-kesan eksternal lebih dari substansi. Allah menolak orang-orang semacam itu. Seorang Katolik sejati, tentunya, mengakui masalah dari kedua hal tersebut.