Aborsi Adalah Nilai Yahudi dan Harus Dilestarikan – Dewan Nasional bagi Wanita Yahudi

jpost.com

Aborsi adalah nilai Yahudi, dan suara Dewan Perwakilan Rakyat AS yang memilih untuk meloloskan Undang-Undang Perlindungan Kesehatan Wanita (WHPA) adalah suatu langkah yang amat penting untuk melindungi hak-hak aborsi di seluruh AS, ujar CEO dari Dewan Nasional bagi Wanita Yahudi [NCJW], Sheila Katz, pada hari Jumat.

Legislasi tersebut disetujui oleh DPR AS pada hari Jumat, dan bertujuan melindungi layanan-layanan aborsi terhadap restriksi-restriksi yang semakin banyak yang didukung oleh negara bagian partai Republik, termasuk undang-undang negara bagian Texas yang memberlakukan larangan yang hampir bersifat penuh terhadap aborsi, tetapi kecil kemungkinannya bagi legislasi itu untuk lolos di dalam Senat.

Di samping itu, Gubernur Texas, Gregg Abbott, pada hari Jumat menandatangani suatu undang-undang baru yang membatasi akses untuk mendapatkan obat-obatan pemicu aborsi, hanya beberapa pekan setelah negara bagian itu memberlakukan larangan yang hampir penuh terhadap prosedur-prosedur aborsi.

Undang-undang tentang obat-obatan itu melarang obat-obatan pemicu aborsi yang dipesan lewat pos dan menyatakan bahwa para dokter di negara bagian itu hanya boleh menulis resep untuk obat-obatan tersebut sejak tujuh minggu setelah pengandungan. Sebelumnya pembatasan itu ditetapkan pada 10 minggu.

"Texas terus memimpin langkah untuk melindungi anak-anak yang belum lahir dan membina budaya kehidupan," ujar Abbott dalam suatu pernyataan yang tertulis. "Kami telah mengambil langkah-langkah monumental untuk menyelamatkan bayi dari bencana yang ditimbulkan oleh aborsi."

Organisasi progresif NCJW memandang nilai-nilai agama Yahudi sebagai suatu seruan untuk melakukan hal yang berlawanan.

"Sebagai orang Yahudi, kami mengakui aborsi sebagai perawatan kesehatan yang esensial, yang tidak hanya diizinkan tetapi dalam beberapa kasus, diwajibkan oleh tradisi kami," ujar Katz dalam suatu pernyataan. "Kami merayakan pelolosan WHPA oleh DPR yang membuat kita lebih dekat kepada langkah untuk memastikan agar semua orang memiliki akses untuk berbagai macam pilihan reproduksi, termasuk aborsi, sejalan dengan nilai-nilai dan tradisi kepercayaan mereka," ujarnya.