^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Sola Scriptura vs Tingkat Melek Huruf Zaman Kuno
Berikut adalah suatu kutipan yang menarik tentang tingkat melek huruf pada zaman Apostolik, sewaktu Kitab Suci sedang ditulis. Tingkat melek huruf adalah kemampuan untuk membaca dan menulis.
Witherington adalah seorang pelajar Kitab Suci yang beragama Protestan. Ia menolak iman Katolik, dan mengakui bahwa sedikit jumlah orang pada zaman Kitab Suci yang dapat membaca dan menulis. Hal ini penting untuk dipertimbangkan.
Memang benar bahwa sejumlah besar orang memiliki hal yang disebut sebagai melek huruf fungsional. Ini adalah kemampuan membaca/menulis yang membuat orang dapat mengerti dokumen-dokumen sederhana, menandatangani kontrak, membaca tagihan, dsb., tetapi, mereka tidak dapat benar-benar membaca, menulis, dan berkomentar, yang dianggap sebagai melek huruf sejati. Suatu perkiraan yang liberal akan tingkat melek huruf menyatakan bahwa tingkatan tertinggi pada zaman itu adalah sekitar 20%. Hal ini berarti bahwa hanya satu dari lima orang memiliki melek huruf sejati pada zaman tersebut. Tetapi, doktrin Protestan Sola Scriptura menyatakan bahwa Kitab Suci adalah satu-satunya aturan iman serta satu-satunya aturan praktik Kristiani, dan bahwa Allah menghendaki agar ajaran Kristus harus dan akan diteruskan secara infalibel hanya dengan membacanya.
Berdasarkan prinsip ini, banyak orang Protestan juga percaya bahwa ajaran sejati Kristus tentang berbagai hal hanya dapat ditemukan dan dijaga secara aman oleh kajian yang berhati-hati serta eksegesi dari teks Alkitab. Tetapi, pada hari-hari di mana Kitab Suci sedang ditulis, kecil sekali prosentase orang-orang yang dapat membaca dan menafsirkan Kitab Scui, dan bahkan lebih sedikit jumlah orang yang dapat mengkaji dan melakukan eksegesis. Kenyataan bahwa sedikit orang yang dapat membaca dan menulis pada zaman itu adalah suatu contoh yang lain mengapa doktrin Protestan Sola Scriptura itu salah dan konyol adanya, dari sudut pandang sejarah.
Sola Scriptura dalam bahasa Latin berarti hanya dengan Kitab Suci adalah ide yang dianut oleh banyak orang bahwa Allah menetapkan Kitab Suci sebagai satu-satunya aturan iman yang infalibel bagi seorang Kristiani, dan bahwa segala hal yang diperlukan untuk keselamatan termuat di dalam sabda Allah yang tertulis. Doktrin yang sesat ini telah menetaskan bidah yang tidak terhitung jumlahnya, serta ribuan denominasi yang saling bertentangan satu sama lain. Kitab Suci adalah suatu sumber wahyu Allah yang infalibel, Sabda Allah yang terilhami. Tetapi, Kitab Suci bukanlah satu-satunya sumber wahyu Allah. Tradisi apostolik atau tradisi suci yang mengandung bagian dari wahu Allah yang tidak tertulis juga merupakan sumber infalibel dari wahyu Allah. Lihat 2 Tesalonika 2:15.
1 Tesalonika 2:13, antara ayat yang lain, juga membuktikan bahwa Sabda Allah bukan hanya sabda yang tertulis.
Kristus juga mendirikan sebuah Gereja yang akan menjadi tiang dan penyangga kebenaran, 1 Timotius 3:15.
Kriistus memberikan kepada Gereja-Nya kekuatan untuk mengikat dan melepaskan. Ia memberikan kepada pemimpinnya kunci kerajaan Surga dan Ia berkata bahwa barangsiapa tidak mendengar Gereja, orang itu harus dianggap sebagai orang yang tidak mengenal Allah dan pemungut cukai, lihat Matius 16 dan Matius 18.
Gereja telah diberikan otoritas yang infalibel dari Kristus, inilah persisnya mengapa Gereja dapat menentukan secara infalibel kitab-kitab mana yang menyusun Alkitab. Tradisi Apostolik itu infalibel, itulah persisnya mengapa kita mengetahui siapa yang menulis Injil dan berbagai kitab lain di dalam Alkitab, fakta-fakta yang anda tidak akan temukan sama sekali di dalam Kitab Suci itu sendiri.
Bukan hanya sedikit orang yang sungguh-sungguh dapat membaca dan menulis pada zaman kuno, tetapi Kanon Kitab Suci, daftar resmi dari buku-buku yang menyusun Sabda Allah yang tertulis bahkan tidak ditetapkan secara pasti sampai abad ke-4. Sebelum waktu itu, banyak orang meragukan 2 Petrus, Surat kepada Yudas, Ibrani, 2 dan 3 Yohanes, serta kitab Wahyu – semuanya pada akhirnya diikutsertakan dalam Kitab Suci.
Kenyataannya, daftar kitab-kitab Kristiani tertua yang tersedia berasal dari tahun 150 M. Daftar ini disebut kanon Muratori. Daftar kuno dari kitab-kitab Perjanjian Baru mengabaikan kitab-kitab Ibrani, Yakobus, 1 Petrus dan 2 Petrus: semua kitab yang kemudian dinyatakan sebagai bagian dari kanon Kitab Suci.
Salah satu halaman dari Kanon Muratori
Kanon Muratori juga memuat sebagai bagian dari Kitab Suci, kitab Wahyu kepada Petrus, suatu kitab yang kemudian dicabut dari kanon Kitab Suci. Jadi pada zaman dahulu, bukan hanya sedikit orang yang dapat membaca Kitab Suci (dibandingkan dengan zaman ini), tetapi, dari antara orang-orang yang dapat membacanya, terdapat kontroversi tentang kitab-kitab mana yang harus mereka baca. Masalah ini tidak diselesaikan dan dijelaskan secara universal sampai otoritas Gereja Katolik menetapkan daftar kitab-kitab tersebut pada abad ke-4. Karena sedikit orang dari masa Apostolik benar-benar melek huruf, dan sangatlah sulit untuk memperbanyak dan mengedarkan materi tertulis dalam jumlah besar, sebelum ditemukannya mesin cetak, harusnya jelas bahwa Allah tidak memerintahkan bahwa satu-satunya aturan iman adalah aturan iman yang tertulis.
Kitab Suci sendiri mengajarkan posisi Katolik: bahwa tradisi Gereja yang didirikan oleh Kristus dan Kitab Suci, semuanya itu memiliki otoritas yang infalibel. Terdapat banyak fakta lain yang menetang bidah Sola Scriptura dari agama Protestan. Mohon membaca buku kami, Kitab Suci Membuktikan Ajaran Gereja Katolik.
Artikel-Artikel Terkait
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 3 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 3 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 3 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 5 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 6 bulanBaca lebih lanjut...