“Romo James Martin rayakan Misa Krisma bagi pembawa acara homoseksual ABC News”

“Enam bulan lalu, kematian seorang paus rendah hati secara tak terduga menghantar saya pada perjalanan yang telah direncanakan seumur hidup,” tulisnya. “(Romo James Martin) tampil di acara Good Morning America membicarakan warisan inklusivitas Paus Fransiskus. Kata-katanya sangat mengena. Itu kali pertama saya melihat seorang imam Katolik berbicara dengan cara yang begitu indah tentang orang-orang LGBTQ.”

Imbuhnya, “Ketika kita mampu mencintai dan mencintai dengan bebas dan terbuka — serta mencintai diri kita sendiri — kita sudah jauh melangkah menuju genapnya Kerajaan Allah.”

Benitez menulis bahwa dia yakin mampu kembali berkomitmen pada iman Katolik dari masa mudanya — dia dulu dibaptis bersama ibunya pada usia 15 tahun — sambil tetap mengidentifikasi diri sebagai orang LGBT, mengucapkan terima kasih kepada Martin dan beberapa imam lainnya, dan menyimpulkan, “Saya menemukan Tabut Perjanjian di hati saya, disimpan di sana oleh Dia yang menciptakan saya … persis sebagaimana adanya diri saya.”

Benitez menjalin hubungan “pernikahan” sesama jenis dengan DiDario pada tahun 2016. Di bawah video yang diunggah ke Instagram, DiDario menulis, “Berdiri di sampingmu dan melihatmu melangkah ke dalam sesuatu yang membuatmu begitu bahagia dan damai adalah salah satu kehormatan terbesar dalam hidupku. Aku sangat bangga padamu dan begitu bersyukur bisa menjadi wali dan suamimu. Aku mencintaimu lebih dari yang bisa kuungkapkan dengan kata-kata.”

Martin menambahkan komentar kata: “Selamat datang!” Dia juga mengunggah foto dirinya berdiri bersama Benitez dan DiDario dengan caption: “Selamat datang di Gereja Katolik … Gio! Saya sangat bahagia dapat … berpartisipasi dalam penerimaan Gio ke dalam persekutuan penuh dengan Gereja dalam Misa di Gereja St. Paulus Rasul.”...

Martin memandang dirinya sebagai penerus warisan Paus Fransiskus dan berperan besar dalam memengaruhi Paus Fransiskus secara pribadi. “Paus Fransiskus telah berbuat lebih banyak bagi umat Katolik LGBTQ dan kaum LGBTQ secara umum daripada semua pendahulunya digabungkan,” kata Martin kepada NPR awal tahun ini. “Beliau adalah paus pertama yang pernah menggunakan kata ‘gay’. Beliau menyerukan dekriminalisasi homoseksualitas. Beliau bertemu dengan orang-orang LGBTQ. Beliau secara rutin bertemu dengan kaum transgender.”

Seperti dicatat oleh John-Henry Westen, Kepala Penyunting LSN, pada September lalu, Martin telah mendesak paroki Katolik agar merayakan Bulan Kebanggaan, secara terbuka menentang orang tua Katolik yang “berjuang melindungi anak-anak mereka dari kurikulum yang bersifat seksual di sekolah,” mengadvokasi penggunaan bahasa LGBT, dan “memuji dan melakukan pemberkatan atas kemitraan sesama jenis.” Trik humas terbaru Martin dapat ditambahkan ke daftar tersebut.