St. Yohanes Krisostomus (347-407) & “Pembaptisan Keinginan”

Selain St. Gregorius dll., St. Yohanes Krisostomus menyediakan kita suplai kutipan yang begitu banyak dan secara eksplisit menentang gagasan adanya keselamatan bagi para katekumen belum dibaptis (mereka yang sedang bersiap diri menyambut pembaptisan) melalui pembaptisan keinginan. Bahwa ada orang selain katekumen tak dibaptis yang bisa memenuhi syarat beroleh keselamatan tanpa pertama-tama menyambut Sakramen Pembaptisan, bahkan tidak dianggap suatu kemungkinan yang patut dibantah pada konteks ini. (Akan seperti apa kengerian yang dialami para bapa ini akibat versi modern teori pembaptisan keinginan, yang menyelamatkan kaum pagan, Yahudi, bidah dan skismatis?)

St. Yohanes Krisostomus, Penghiburan Kematian: “Dan hendaknya orang pagan meratap dengan amat pedih; sebab karena ia tidak mengenal Allah, ia langsung pergi menerima hukuman sewaktu ia mati. Hendaknya orang Yahudi meratap dengan amat pedih, sebab karena ia tidak percaya akan Kristus, ia telah menyerahkan jiwanya kepada kebinasaan.”[1]

Patut dicatat bahwa karena istilah “pembaptisan keinginan” dulu itu tidak digunakan, orang tidak akan mendapati St. Yohanes Krisostomus atau para bapa lain menolak istilah itu secara eksplisit. Mereka menolak pembaptisan keinginan ketika mereka menolak konsep bahwa para katekumen tak dibaptis bisa selamat tanpa Pembaptisan, seperti yang dilakukan berulang kali oleh St. Yohanes Krisostomus.

St. Yohanes Krisostomus, Penghiburan Kematian: “Dan dengan sederhana harus kita ratapi para katekumen kita sendiri, seandainya, entah akibat ketidakpercayaan mereka atau kelalaian sesama mereka, mereka meninggalkan hidup ini tanpa rahmat pembaptisan yang menyelamatkan.” [2]

Pernyataan ini jelas menolak konsep pembaptisan keinginan.

St. Yohanes Krisostomus, Hom. in Io. 25, 3: “Sebab Katekumen adalah orang asing bagi Umat Beriman … Yang satu memiliki Kristus sebagai Rajanya, yang lain Iblis; makanan bagi yang satu adalah Kristus, yang lain, daging yang membusuk dan binasa … Lantas, karena sama sekali tiada persamaan antara kita, katakanlah kepada saya, harus bersekutu dalam hal apakah kita? … Maka hendaknya kita gigih berupaya agar boleh menjadi warga kota di atas sana … sebab seandainya terjadi (semoga Allah mencegahnya!) bahwa dengan datangnya maut secara tiba-tiba, kita lantas meninggal tanpa diinisiasi, biarpun kebajikan kita ada sepuluh ribu, tiada yang menjadi bagian kita selain Neraka, dan ulat berbisa, serta api tak terpadamkan, dan ikatan-ikatan tak terpatahkan.”[3]

Pernyataan ini sama sekali menolak konsep pembaptisan keinginan.

St. Yohanes Krisostomus, Homili III tentang Fil. 1:1-20: “Merataplah bagi orang-orang tak percaya; merataplah bagi orang-orang yang tidak sedikit pun berbeda dari mereka, orang-orang yang karena itu meninggal tanpa pencerahan, tanpa meterai! Mereka memang patut kita ratapi, mereka patut mendapat erangan kita; mereka berada di luar Istana, bersama para penjahat, bersama orang-orang terkutuk: sebab, ‘Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jika seseorang tidak dilahirkan kembali dari air dan Roh, ia tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.”[4]

“Meterai” adalah istilah para bapa untuk markah/tanda Sakramen Pembaptisan, seperti yang sudah kita lihat. Dan di sini, kita melihat St. Yohanes menegaskan kebenaran apostolik yang dijunjung oleh semua bapa: tidak seorang pun – termasuk katekumen – selamat tanpa lahir kembali dari air dan Roh dalam Sakramen Pembaptisan. St. Yohanes Krisostomus jelas menolak segala kemungkinan keselamatan bagi orang yang belum menyambut Sakramen Pembaptisan. Ia menegaskan perkataan Kristus dalam Yohanes 3:5 dengan pemahaman yang terang benderang harfiah, dan juga merupakan ajaran semufakat dari Tradisi serta ajaran dogma Katolik terdefinisi.

Catatan kaki:

[1] Santo Yohanes Krisostomus, “The Consolation of Death {Penghiburan dari Kematian}”, Sunday Sermons of the Great Fathers {Khotbah-Khotbah Hari Minggu Para Bapa Agung}, Vol. IV, hal. 363.

[2] Santo Yohanes Krisostomus, “The Consolation of Death {Penghiburan dari Kematian}”, Sunday Sermons of the Great Fathers {Khotbah-Khotbah Hari Minggu Para Bapa Agung}, Vol. IV, hal. 363.

[3] Hom. In Io. 25, 3 = PG 59 151-152; dikutip oleh Romo Jean-Marc Rulleau, Baptism of Desire {Pembaptisan Keinginan}, hal. 34.

[4] The Nicene and Post-Nicene Fathers {Bapa-bapa Nicea dan Pasca-Nicea}, Vol. XIII, hal. 197.