Pemalsuan Skismatis Yunani: Akta-Akta Konsili Kalsedon

“Ketika para pengompilasi [Akta-Akta Konsili Kalsedon dalam bahasa Yunani] sedang mengumpulkan surat-surat yang tertuju bolak-balik antara Italia dan Konstantinopel pada tahun 449-450, mereka tampaknya telah berusaha keras untuk memperlemah keterkemukaan Paus Leo, dengan justru menekankan keluhan-keluhan dari barat, yang disampaikan oleh Kaisar Valentinianus III dan para Putri Kekaisaran, Galla Placidia serta Licinia Eudokia, tentang Efesus II, serta tuntutan-tuntutan mereka agar sebuah konsili baru dilangsungkan. Salah satu surat Leo, sebagaimana yang disunting untuk Akta-Akta Yunani, bahkan dimutilasi demi menghapus teks-teks di mana Sri Paus mengutip otoritas-otoritas kanonik untuk klaimnya atas yurisdiksi untuk mendengar naik banding yang diajukan para uskup timur.

Begitu pula, akta-akta sesinya sendiri menunjukkan beberapa bekas suntingan yang bermaksud melemahkan klaim-klaim Kepausan. Keberatan-keberatan yang disuarakan para legatus [duta] Kepausan dalam perdebatan tentang kanon kedua puluh delapan, yang diberikan secara penuh dalam akta berbahasa Latin, terpotong-potong dalam akta berbahasa Yunani … Kanon kedua puluh delapannya … dengan pernyataannya yang lancang tentang otoritas Konstantinopel, dan yang karena itu menantang Roma, juga diberi penegasan, sebab kanon itu ditempatkan pada akhir konsili tersebut, dan bukan di antara kedua puluh tujuh kanon yang lain.” (The Acts Of The Council Of Chalcedon: Volume 1 [Akta-Akta Konsili Kalsedon: Volume 1], Prakata oleh Michael Gaddis, Liverpool University Press, 2005, hal. 80-81)