^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Yesus Dibawa Menghadap Pilatus, Lalu ke Hadapan Herodes; Barabas Lebih Disukai daripada Dia - Renungan St. Alfonsus
I.
Dan sewaktu tiba pagi hari, para imam kepala dan tua-tua dari para rakyat berhimpun untuk melawan Yesus, dan agar mereka dapat membuat-Nya dibunuh. Dan mereka membawa-Nya terikat, dan menyerahkan-Nya kepada gubernur Pontius Pilatus.[1] Pada pagi hari, para imam kepala kembali menyatakan-Nya pantas mati, dan lalu membawa-Nya menghadap Pilatus supaya ia dijatuhi hukuman mati di salib. Setelah mengajukan banyak pertanyaan baik kepada orang Yahudi maupun Penebus kita, Pilatus merasa yakin bahwa Yesus tak bersalah, dan bahwa semua tuduhan itu adalah fitnah. Maka ia pergi ke luar dan berkata kepada orang Yahudi bahwa ia tidak menemukan dasar untuk menjatuhi-Nya hukuman. Ia kembali pergi ke luar kepada orang-orang Yahudi, dan berkata kepada mereka, aku tidak menemukan kesalahan dalam diri-Nya.[2] Namun kemudian, karena ia melihat bahwa orang-orang Yahudi begitu menginginkan kematian Yesus, dan karena Ia berasal dari Galilea, Pilatus mengirim-Nya menghadap Herodes.[3]
II.
Herodes gembira saat melihat Yesus Kristus di istananya; ia berharap Tuhan kita akan membuat mukjizat di hadirat-Nya. Maka ia mengajukan banyak pertanyaan kepada-Nya, tetapi Yesus tetap terdiam, dan tidak memberi jawaban, dan dengan demikian menghardik keingintahuan yang sia-sia dari penguasa yang congkak itu. Dan Ia menanyakan-Nya dengan banyak kata-kata. Namun Ia tidak menjawabnya sama sekali.[4] Celakalah jiwa yang kepadanya Tuhan tidak lagi berbicara!
Ya Yesusku, telah pantas kumenerimanya, sebab aku telah menjadi tuli terhadap ilham-Mu yang rahim, yang telah begitu seringnya Kaugunakan untuk memanggil diriku kepada kasih-Mu. Sudah pantas Engkau tak lagi berbicara kepada diriku, dan sudah pantas Engkau meninggalkan aku; namun tidak, ya Penebusku yang terkasih, kasihanilah aku dan berbicaralah kepadaku. Berbicaralah, ya Tuhan, sebab hamba-Mu mendengarkan.[5] Katakanlah apa yang Kauhendaki dari diriku; aku ingin menaati-Mu dan berkenan kepada-Mu dalam segala sesuatu.
III.
Namun Herodes merasa marah terhadap keheningan Yesus; ia memandang-Nya sebagai orang dungu, dan ia memerintahkan supaya Ia diolok-olok dengan dijubahi jubah putih, dan ia pun menghina-Nya bersama seluruh istananya; setelah memperlakukan-Nya dengan kebencian dan cemoohan yang demikian, ia mengirimkan-Nya kembali ke Pilatus. Dan Herodes bersama bala tentaranya mempermalukan-Nya dan mencemooh-Nya, mengenakan kepada Dia sebuah jubah putih, dan mengirim-Nya kembali ke Pliatus.[6] Lihatlah bagaimana Yesus, yang berjubahkan jubah olok-olok itu dibawa melalui jalanan Yerusalem.
Ya Juru Selamatku yang dibenci, Engkau pasrah bahkan kepada penghinaan di mana Engkau diperlakukan sebagai orang dungu! Ya orang Kristen, lihatlah bagaimana dunia memperlakukan Hikmat Abadi! Berbahagialah orang yang bersukacita saat diperlakukan sebagai orang dungu oleh dunia, dan tidak hendak tahu apa-apa selain Yesus yang disalibkan dan mencintai penderitaan serta penghinaan, dan bersama St. Paulus berkata, Sebab aku tidak menilai diriku sendiri tahu apa-apa dari antara kamu sekalian, selain Yesus Kristus, dan diri-Nya yang disalibkan.[7]
IV.
Orang-orang Yahudi memiliki hak untuk menuntut kepada gubernur Roma supaya membebaskan seorang penjahat pada hari raya Paskah. Maka Pilatus mengusulkan kepada mereka Yesus dan Barabas, seraya berkata, Siapakah yang kalian inginkan supaya aku bebaskan kepada kalian, Barabas atau Yesus?[8] Pilatus merasa yakin bahwa orang-orang akan lebih menyukai Yesus daripada Barabas, yang adalah seorang fasik, seorang pembunuh, seorang perampok publik, dan bahan kejijikan semua orang. Namun orang-orang, yang dihasut oleh para kepala sinagoga, seketika dan tanpa bermusyawarah meminta Barabas: Namun mereka berkata Barabas.[9] Terkejut dan pada saat itu juga jijik saat melihat seorang penjahat yang sedemikian dursilanya itu lebih disukai daripada orang tak bersalah, Pilatus berkata, Lantas apa yang harus kulakukan kepada Yesus? Mereka semua berkata, Crucifigatur - Salibkan Dia.[10] Pilatus lalu berkata, Kejahatan apa yang telah dilakukan-Nya? Namun mereka kembali berseru, dengan berkata, Crucifigatur - Salibkan Dia.[11]
Ya Tuhanku, inilah apa yang telah kulakukan sewaktu aku berbuat dosa. Aku dahulu punya pilihan untuk mencintai Engkau atau kenikmatan yang durjana; dan aku telah menjawab, aku ingin kenikmatan, dan tidak peduli jika kehilangan Allah. Ini dahulu kukatakan, ya Tuhanku, namun sekarang aku berkata bahwa aku lebih menyukai rahmat-Mu di atas segala kenikmatan dan kekayaan dunia. Ya kebaikan yang tak terhingga, ya Yesusku! Kucinta Kau di atas segala hal yang lain; Kuinginkan Kau dan tiada yang lain.
V.
Seraya Yesus dan Barabas diajukan kepada rakyat, maka Bapa yang Kekal diajukan untuk menyelamatkan Putra-Nya ataukah seorang pendosa. Bapa yang Kekal menjawab, Biarkanlah Putra-Ku mati, dan biarkanlah pendosa itu diselamatkan. Inilah apa yang dinyatakan sang Rasul: Ia yang tidak menyayangkan Putra-Nya sendiri sekalipun, namun telah menyerahkan-nya demi kita semua. Bapa tidak ingin menyayangkan Putra-Nya sendiri, namun menyerahkan-Nya kepada maut demi kita semua. Ya, jawab Juru Selamat kita, begitu besarnya cinta kasih Allah kepada dunia sehingga demi keselamatannya, Ia menyerahkan Putra Tunggal-Nya kepada siksaan dan maut. Allah begitu mencintai dunia sehingga Ia memberikan Putra Tunggal-Nya.[12] Maka Gereja yang Kudus berseru, ‘Ya kesudian yang mengagumkan dari kerahiman-Mu kepada kami! Ya cinta akan kasih yang tak ternilai! Demi menebus seorang hamba Engkau telah menyerahkan Putra-Mu!”[13] Ya kesudian yang mengagumkan dari kerahiman-Mu, ya Allahku! Ya lembutnya cinta kasih yang tak terbayangkan! Demi menebus seorang hamba, Engkau telah menghukum Putra-Mu! Ya iman yang kudus! Bagaimanakah mungkin bagi ia yang percaya akan hal ini untuk tidak terbakar dalam cinta akan Allah yang mencintai manusia dengan begitu lembutnya? Oh, hendaknya kita senantiasa ingat akan cinta kasih Allah yang tak terhingga ini dalam benak kita!
Catatan kaki:
Disadur dari sumber berbahasa Inggris.
The Complete Works of Saint Alphonsus de Liguori – The Passion and the Death of Jesus Christ [Karya Lengkap Santo Alfonsus de Liguori – Sengsara dan Wafat Yesus Kristus], disunting oleh Rev. Eugene Grimm, Vol. V, New York, Cincinnati, dan St. Louis, Benziger Brothers, 1887, hal. 184-188.
[1] Mane autem facto, consilium inierunt … adversus Jesum, ut eum morti traderent; et vinctum adduxerunt eum et tradiderunt Pontio Pilato praesidi. – Matius xxvii. I.
[2] Exivit ad Judaeos, et dicit eis: Ego nullam invenio in eo causam. – Yohanes xviii. 38.
[3] Remisit eum ad Herodem, qui et ipse Jerosolymis erat illis diebus. – Lukas xxiii. 7.
[4] Interrogabat autem eum multis sermonibus; at ipse nihil illi respondebat. – Ibid. 9.
[5] Loquere, Domine, quia audit servus tuus. – I Raja-Raja, iii. 10.
[6] Sprevit autem illum Herodes cum exercitu suo; et illusit indutum veste alba, et remisit ad Pilatum. – Lukas xxiii. II.
[7] Non enim judicavi me scire aliquid inter vos, nisi Jesum Christum, et hunc crucifixum. – I Korintus ii. 2.
[8] Quem vultis dimittam vobis, Barabbam an Jesum? – Matius xxvii. 17.
[9] At illi dixerunt: Barabbam. – Matius xxvii. 21.
[10] Quid igitur faciam de Jesu? Dicunt omnes: Crucifigatur! – Ibid 22.
[11] Quid enim mali fecit? At illi magis clamabant, dicentes: Crucifigatur! – Ibid. 23.
[12] Sic Deus dilexit mundum, ut Filium suum unigenitum daret. – Yohanes iii. 16.
[13] O mira circa nos tuae pietatis dignitatio! o inaestimabilis dilectio charitatis! ut servum redimeres, Filium tradidisti. – In Sabb. S.
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 2 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 3 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 3 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 4 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 6 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 7 bulanBaca lebih lanjut...