“Paus Fransiskus diduga berkata kepada pria homoseksual yang bercerai untuk terima Komuni”

lifesitenews.com

“Paus Fransiskus dilaporkan berkata kepada seorang pria yang mengaku diri ‘gay’ dan bercerai untuk ‘menerima Komuni’, sebagai bagian dari suatu pertemuan pribadi di Vatikan.

Di dalam suatu pertemuan pribadi yang dilangsungkan pada Istana Apostolik Vatikan pada tanggal 13 Juni, Paus Fransiskus bertemu dengan sekelompok korban pelecehan seksual dari Irlandia dan Britania Raya. Kelompok yang terdiri dari delapan pria itu menghadiri seminari junior, Kolese St. Petrus Claver di West Yorkshire pada tahun 1960 dan 1970-an, yang dijalankan oleh Ordo Comboni, dan mereka mengklaim bahwa mereka dilecehkan oleh para anggota dari ordo tersebut sewaktu mereka bersekolah di kolese tersebut.

Seperti yang dilaporkan oleh The Tablet, salah satu dari para pria tersebut yang bernama Chris Speight, memberikan sepucuk surat kepada Paus Fransiskus yang menceritakan secara rinci kisah hidupnya ‘yang menjelaskan bahwa ia seorang pria gay yang bercerai yang sebelumnya menikah dengan seorang wanita.’

Speight menambahkan di dalam sebuah video setelah pertemuan tersebut bahwa ia telah diberi tahu oleh para imam agar ia tidak menerima Komuni Kudus akibat dirinya itu bercerai dan homoseksual, dan karena ia tidak menghadiri gereja selama 26 tahun, menurut The Tablet.

Bagaimanapun, Paus Fransiskus dilaporkan berkata kepada Speight pada akhir pertemuan mereka agar ia ‘menerima Komuni’, kata-kata yang dinyatakan oleh Speight sebagai ‘kuasa’.

Menurut Speight: ‘Sebagai pria gay yang bercerai, dan karena saya telah diberi tahu bahwa saya tidak lagi bersekutu secara penuh dengan Gereja, akibat kenyataan bahwa saya bercerai dan saya gay, instruksi-instruksi Sri Paus luar biasa relevan dan emosional.’ …

Speight bukan hanya mengaku diri homoseksual, tetapi ia baru-baru ini juga kembali membagikan suatu cuitan yang tampak menunjukkan dukungannya untuk aborsi. Cuitan tersebut berkata demikian: ‘Kelahiran paksa di suatu negeri yang menolak untuk melindungi anak-anak dari pembunuhan di sekolah.’”