^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Tentang Hormat Manusiawi - Khotbah Santo Yohanes Maria Vianney
Minggu II dari Masa Adven
Tentang Hormat Manusiawi
Beatus qui non fuerit scandalizatus in me.
Berbahagialah ia yang tidak akan menjadikan-Ku sebagai penyebab skandal. (St. Matius., XI, 6.)
“Tiada sesuatu pun, saudara-saudaraku, yang lebih mulia dan terhormat bagi seorang Kristiani untuk menyandang nama yang agung sebagai anak Allah, sebagai saudara Yesus Kristus. Tetapi, tiada sesuatu pun yang lebih tercela selain untuk merasa malu untuk mewujudkan bahwa anda menyandang nama itu sebanyak mungkin sewaktu terdapat kesempatan untuk melakukannya. Tidak, saudara-saudaraku, janganlah terkejut jika anda sekalian melihat orang-orang yang munafik menunjukkan sebanyak yang mereka mampu kesalehan eksterior untuk menarik rasa hormat dan puji-pujian dari manusia, walaupun hati mereka yang malang digerogoti oleh dosa yang amat tercela. Orang-orang yang buta ini akan ingin menikmati penghormatan yang tidak terpisahkan dari kebajikan, tanpa berusaha untuk berbuat yang bajik. Tetapi janganlah kita lebih terkejut jika kita melihat orang-orang Kristiani yang baik menyembunyikan sebanyak yang ia mampu perbuatan-perbuatan baik mereka di mata dunia, agar keangkuhan yang sia-sia jangan sampai terselisip di dalam hati mereka dan agar sorakan-sorakan yang hampa dari manusia jangan membuat mereka kehilangan jasa serta pahala. Tetapi, saudara-saudaraku, di manakah kita menemukan kekecutan hati yang lebih jahat dan suatu kekejian yang lebih menjijikkan daripada walaupun kita mengaku-ngaku percaya akan Kristus; walaupun kita telah terikat oleh sumpah yang paling sakral untuk berjalan dalam jejak kaki-Nya, untuk mendukung kepentingan-kepentingan-Nya serta kemuliaan-Nya, bahkan dengan mengorbankan hidup kita, kita sedemikian pengecutnya sehingga pada kesempatan pertama, kita melanggar janji-janji yang telah kita buat pada mata air suci dari Pembaptisan. Ah! Orang-orang tercela, apakah yang kita lakukan? Siapakah Ia itu yang kita sangkal? Sayang sekali! Kita meninggalkan Allah kita, Juru Selamat kita, untuk berdamai dengan budak-budak iblis yang menipu kita dan yang hanya menginginkan kebinasaan kita serta kemalangan kita yang abadi. Oh! Terkutuklah hormat manusiawi! Betapa banyaknya jiwa-jiwa yang kauseret ke dalam Neraka! Tetapi untuk membuat anda lebih merasakan kehinaan itu, saya akan menunjukkan kepada anda: 1) Betapa hormat manusiawi, yakni, rasa malu untuk melakukan hal yang benar, menghina Allah yang Mahabaik. 2) Betapa orang yang melakukannya mewujudkan suatu roh yang lemah dan bebal.
I. Kita tidak sedang berbicara, saudara-saudaraku, tentang orang-orang terjahanam yang menggunakan waktu mereka, pengetahuan mereka, dan hidup mereka yang malang untuk menghancurkan agama kita yang suci jika mereka mampu melakukannya. Orang-orang yang tercela itu tampaknya hanya hidup untuk meniadakan penderitaan, jasa-jasa dari kematian dan sengsara Yesus Kristus. Mereka telah menggunakan, yang satu kekuatan mereka, dan yang lain pengetahuan mereka, untuk menghancurkan batu karang yang di atasnya Yesus Kristus telah mendirikan Gereja-Nya. Tetapi orang-orang yang gila itu akan hancur sewaktu mereka melawan batu karang Gereja itu ... dan yang akan senantiasa ada kendati upaya-upaya mereka.
Memang, saudara-saudaraku, seperti apakah nasib dari keganasan dari para penganiaya Gereja, para Nero, para Maximianus, para Diokletianus, serta banyak orang lainnya yang telah percaya bahwa, dengan kekuatan dari senjata mereka, mereka akan berhasil melenyapkan Gereja dari muka bumi. Memang sebaliknya, darah dari begitu banyak martir hanyalah, seperti yang dikatakan oleh Tertulianus, berguna untuk membuat agama berkembang pesat, dan darah mereka serupa dengan suatu benih yang menghasilkan seratus buah untuk satu pengorbanan. Terkutuklah! Apakah yang dilakukan kepada anda oleh agama yang indah dan suci itu sehingga anda begitu menganiayanya, sebab itulah satu-satunya agama yang mampu memberikan kebahagiaan kepada manusia di atas bumi. Sayang sekali! Betapa banyak air mata yang tercucur! Dan betapa nyaring jeritan yang mereka serukan pada saat ini di dalam Nereka, di mana mereka mengakui dengan amat jelas bahwa agama ini, yang telah mereka lawan dengan segenap tenaga mereka, sebaliknya akan telah menuntun mereka ke Surga. Tetapi penyesalan itu sia-sia dan berlebihan!
Anda juga melihat orang-orang lain yang fasik yang telah melakukan segala sesuatu yang mampu mereka lakukan untuk menghancurkan agama kita yang suci melalui karya-karya tulis mereka, seperti seorang Voltaire, Jean-Jacques Rousseau, Diderot, D’Alembert, Volney, dan banyak orang yang lain, yang hanya menghabiskan hidup mereka untuk memuntahkan melalui karya tulis mereka segala sesuatu yang Iblis dapat ilhami kepada diri mereka. Sayang sekali! Mereka telah melakukan kejahatan yang begitu besar, benar adanya; jiwa mereka telah binasa, dan telah menyeret bersama diri mereka banyak jiwa ke dalam Neraka; tetapi mereka tidak mampu menghancurkan agama seperti yang mereka percayai; mereka telah remuk melawan batu karang ini. Tetapi mereka tidak mampu meremukkan batu karang yang di atasnya Yesus Kristus telah mendirikan Gereja-Nya dan yang akan senantiasa berada sampai akhir zaman. Di manakah orang-orang fasik yang malang itu? Sayang sekali! Di dalam Neraka, di mana mereka menangisi kemalangan mereka serta nasib dari semua orang yang telah mereka seret bersama diri mereka. Kita tidak perlu berkata lebih banyak, saudara-saudaraku, tentang orang-orang fasik ini, yang, tanpa menunjukkan diri mereka secara terang-terangan sebagai para musuh agama karena mereka masih mempraktikkan beberapa hal yang eksterior, tetapi yang walaupun demikian anda mendengar bahwa mereka membuat gurauan-gurauan kecil tentang kebajikan atau kesalehan tentang orang-orang yang tidak berani mereka teladani. Katakanlah kepada diri saya, sahabatku, apakah yang dilakukan oleh agama ini yang anda warisi dari nenek moyang anda yang telah mempraktikannya dengan sedemikian setianya di hadapan mata anda, yang telah berkata begitu sering kepada anda bahwa inilah satu-satunya agama yang mampu membuat kebahagiaan bagi manusia di atas bumi, dan yang, dengan meninggalkannya, kita hanya akan dapat menjadi orang yang terkutuk? Dan ke manakah, menurut anda, sahabatku, ke manakah ketidaksalehan kecil yang anda lakukan ini akan menuntun anda? Sayang sekali! Sahabatku, ke dalam Neraka, untuk membuat anda menangisi di dalam sana kebutaan diri anda.
Kita tidak perlu berkata lebih banyak tentang orang-orang Kristiani ini yang hanya Kristiani dalam nama; yang melakukan tanggung jawab Kristiani mereka dengan cara yang sedemikian menyedihkannya sehingga mereka akan membuat anda mati akibat rasa iba. Lihatlah salah satu dari mereka berdoa sambil kebosanan, tanpa aturan, tanpa rasa hormat. Lihatlah mereka di dalam gereja, tanpa devosi: ibadat ofisi selalu bermula terlalu segera, dan selalu berakhir terlalu lambat; sang imam belum turun dari altar, mereka sudah keluar gereja. Dalam hal menyambut sakramen-sakramen, kita tidak perlu berbicara tentang mereka: Jika mereka kadang kala menyambutnya, mereka melakukannya dengan suatu jenis ketidakacuhan yang mewujudkan bahwa mereka sama sekali tidak tahu apa yang mereka lakukan. Segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah dilakukan dengan rasa jijik yang membuat kita takjub. Ya Allahku, lihatlah betapa banyaknya jiwa-jiwa yang binasa untuk selamanya! Ya Allahku, betapa sedikitnya jumlah orang yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, sebab hanya sedikit orang yang melakukan apa yang mereka harus lakukan untuk pantas memperolehnya.
Tetapi sekarang saya akan berkata kepada anda: Lantas siapakah mereka yang bersalah atas hormat manusiawi, saudara-saudaraku? Dengarkanlah saya untuk sesaat, dan anda akan mengetahuinya. Pertama-tama, saya akan berkata kepada anda bersama Santo Bernardus, bahwa dari suatu sisi di mana kita akan mempertimbangkan hormat manusiawi, yang adalah rasa malu untuk memenuhi tanggung jawab agama akibat dunia, menunjukkan kepada kita semua rasa benci dan kebutaan. Saya berkata, saudara-saudaraku, bahwa rasa malu untuk melakukan hal yang baik, akibat rasa takut untuk dibenci atau diolok-olok oleh beberapa orang fasik yang malang, atau beberapa orang yang bebal, adalah suatu kebencian yang menyeramkan yang kita lakukan di hadirat Allah yang Mahabaik, yang di depan-Nya kita berada dan dapat pada saat yang sama mampu mencampakkan kita ke dalam Neraka. Mengapakah, saudara-saudaraku, orang-orang Kristiani yang buruk itu mengolok-olok dan mencibir devosi anda? Sayang sekali, saudara-saudaraku, inilah alasan yang sebenarnya: alasannya adalah bahwa karena mereka tidak memiliki kekuatan untuk melakukan apa yang anda lakukan, anda membangkitkan penyesalan dari hati Nurani mereka; tetapi, yakinlah bahwa di dalam hati mereka, mereka tidak membenci anda, sebaliknya, mereka amat menghormati anda. Jika mereka dapat menerima nasihat yang baik, atau meminta suatu rahmat dari Allah yang Mahabaik, mereka tidak akan datang kepada orang-orang seperti diri mereka, melainkan kepada mereka yang telah mereka olok-olokkan setidaknya melalui perkataan. Anda merasa malu, sahabatku, untuk melayani Allah yang Mahabaik, karena anda takut dibenci? Tetapi, sahabatku, bertanyalah kepada-Nya jikalau Ia telah merasa malu untuk dibenci, untuk mati dengan cara yang sedemikian memalukannya di atas Salib yang mengerikan itu. Ah! Betapa durhakanya kita terhadap Allah, yang tampaknya memperoleh kemuliaan-Nya dengan mewartakan dari abad ke abad bahwa Ia telah memilih kita sebagai anak-anak-Nya …. Betapa buta dan tercelanya manusia yang menakuti perkataan apakah yang akan dikatakan orang, dan yang tidak takut untuk menyakiti Allah yang sedemikian baiknya. Kedua: saya berkata bahwa hormat manusiawi membuat kita membenci semua rahmat yang telah diperolehkan oleh Allah yang Mahabaik melalui kematian dan sengsara-Nya. Ya, saudara-saudaraku, melalui hormat manusiawi, kita menghancurkan semua rahmat yang telah dimaksudkan oleh Allah yang Mahabaik untuk menyelamatkan kita. Oh! Terkutuklah hormat manusiawi, betapa banyaknya jiwa yang kauseret ke dalam Neraka! Ketiga, saya berkata bahwa hormat manusiawi menandakan kebutaan yang amat menyedihkan. Sayang sekali! Kita tidak memperhatikan kerugian yang kita alami. Ah! Saudara-saudaraku, betapa besar kemalangan diri kita! Kita akan kehilangan Allah kita, yang tidak dapat digantikan oleh sesuatu pun. Kita kehilangan Surga dan segala kebaikan dan kenikmatannya! Tetapi suatu kemalangan yang lain, adalah bahwa kita menjadikan Iblis sebagai bapa kita, dan Neraka bersama semua siksaannya sebagai warisan dan pahala kita. Kita menggantikan kemanisan kita serta sukacita abadi kita dengan penderitaan dan air mata. Ah! Sahabatku, apakah yang kaupikirkan? Akan seperti apakah penyesalan anda selama-lamanya? Ah! … dapatkah seseorang memikirkan hal itu dan tetap hidup sebagai budak dunia?
Saya akan berkata kepada anda, memang benar bahwa barangsiapa menakuti dunia sehingga tidak memenuhi tanggung jawabnya terhadap agama adalah orang yang terkutuk sebab Allah yang Mahabaik telah berkata kepada kita bahwa barangsiapa akan malu untuk melayani-Nya di hadapan manusia, Ia tidak akan mengakui-Nya di hadapan Bapa-Nya pada hari Pengadilan.
Tetapi … mengapakah orang menakuti dunia, mengapakah demikian adanya? Karena kita tahu bahwa kita harus sungguh dibenci oleh dunia untuk berkenan kepada Allah. Jika anda takut akan dunia, anda tidak boleh menjadi orang Kristiani. Anda tahu dengan baik bahwa di atas mata air pembaptisan yang suci, anda bersumpah di hadapan Yesus Kristus sendiri; bahwa anda menolak Iblis dan dunia, bahwa anda berkomitmen untuk mengikuti Yesus Kristus yang memikul salib-Nya, yang dihujani oleh celaan dan kebencian. Jika anda menakuti dunia, ah, anda menyangkal pembaptisan anda dan menyerahkan diri anda kepada dunia yang anda begitu takut untuk tidak senangkan.
Tetapi, saya akan berkata kepada anda, kapankah kita bertindak dengan hormat manusiawi? Sahabatku, dengarkanlah saya baik-baik. Pada hari di mana anda berada di dalam tempat pekan raya, atau di dalam penginapan di mana orang-orang memohon agar anda makan daging itu; dan, anda hanya menatap ke bawah dengan muka yang memerah, dan anda tidak berkata bahwa anda orang Kristiani, bahwa agama anda melarang anda melakukannya, anda memakannya seperti orang lain, sambil berkata: jika saya tidak berbuat seperti orang lain, mereka akan mengolok-olok saya. Orang-orang akan mencibir anda, sahabatku. Ah! Tentunya, itu adalah hal yang sangat disayangkan! Ah, saya akan berkata kepada anda, saya akan melakukan kejahatan yang jauh lebih besar, dengan menjadi sebab dari alasan-alasan buruk bahwa orang-orang menghina agama, daripada kejahatan yang saya akan lakukan dengan memakan daging. Katakanlah kepada saya, sahabatku, apakah anda akan melakukan kejahatan yang lebih besar? Jika para martir telah menakuti semua penghujatan itu, semua penghinaan itu, lalu apakah mereka seharusnya menyangkal saja agama mereka? Tidak peduli mereka yang berbuat jahat.
Sayang sekali! Saudara-saudaraku, marilah berkata dengan lebih baik, tidaklah cukup bahwa orang-orang malang lainnya telah menyalibkan Yesus Kristus oleh hidup mereka yang buruk; haruskah kita bersatu dengan mereka untuk semakin membuat Yesus Kristus menderita? Anda takut diolok-olok? Ah! Betapa menyedihkannya, tataplah Yesus Kristus di kayu salib, dan anda akan melihat apa yang telah dilakukan-Nya untuk anda. Anda tidak tahu kapan anda telah menyangkal Yesus Kristus? Pada waktu terdapat dua atau tiga orang, anda seolah-olah tidak memiliki tangan, atau anda tidak tahu bagaimana cara membuat tanda salib, dan hanya menyucapkan Benedicite anda, atau doa syukur anda di dalam hati anda, atau bahkan bahwa anda pergi ke pojok untuk mendaraskannya. Pada waktu, selagi anda berjalan melewati sebuah salib, anda berpura-pura seakan-akan anda tidak melihatnya, atau seakan-akan Allah yang Mahabaik tidak mati untuk kita. Tidak tahukah anda kapan anda telah memiliki hormat manusiawi? Pada waktu anda berada di dalam suatu perkumpulan, di mana seseorang mengucapkan kata-kata yang kotor terhadap kemurnian yang suci, atau terhadap agama, dan anda tidak berani menegur seorang pun, dan selain itu, dalam rasa takut bahwa seseorang akan mengolok-olok anda, anda tersenyum akan hal tersebut …. Anda takut, sahabatku, untuk dicemooh? Itulah pula rasa takut yang menggerakkan Santo Petrus sehingga ia menyangkal Gurunya yang ilahi; tetapi rasa takut itu tidak mencegahnya untuk melakukan suatu dosa berat, yang akan ditangisinya di sepanjang hidupnya. Tidak tahukah anda kapan anda telah memiliki hormat manusiawi? Pada waktu hari di mana Allah yang Mahabaik memberikan anda pikiran untuk pergi mengaku dosa, dan anda merasa perlu, tetapi anda berpikir bahwa orang akan mencemooh anda, bahwa mereka akan mencibir anda sebagai orang yang fanatik. Pada waktu anda memiliki pikiran untuk pergi ke Misa suci pada suatu pekan, dan anda dapat pergi; tetapi anda berkata kepada diri anda sendiri bahwa anda akan dicemooh dan orang akan berkata tentang diri anda: Misa hanyalah untuk orang yang tidak punya pekerjaan, yang terlalu banyak memiliki harta yang dapat dihabiskan.
Betapa seringnya hormat manusiawi yang terkutuk itu telah mencegah anda untuk menghadiri Katekismus, doa sore hari? Betapa seringnya, sewaktu anda ada di rumah anda dan sedang berdoa atau membaca beberapa bacaan suci, anda menyembunyikan diri sewaktu anda melihat seseorang datang. Betapa seringnya hormat manusiawi itu telah membuat anda melanggar hukum puasa atau pantang, dan karena anda tidak berani berkata bahwa anda sedang berpuasa, atau anda tidak makan daging? Betapa seringnya anda tidak mendaraskan doa Angelus anda di depan semua orang, atau anda cukup puas mendaraskannya di dalam hati anda, atau apakah anda keluar untuk mendaraskannya di luar ruangan? Betapa kali anda tidak berdoa pagi atau sore hari karena anda berada bersama orang-orang yang tidak melakukannya; dan semua itu anda lakukan akibat rasa takut bahwa orang-orang akan mencemooh diri anda. Pergilah, hai budak-budak yang malang dari dunia, nantikanlah Neraka di mana anda sekalian akan dicampakkan; anda akan memiliki banyak waktu untuk menyesali kebaikan yang anda gagal untuk lakukan akibat dunia.
Ah! … Betapa menyedihkannya hidup yang dijalani oleh orang-orang yang hendak berkenan kepada dunia dan kepada Allah yang Mahabaik! Tidak, tidak sahabatku, anda tersesat. Anda bukan hanya akan selalu hidup dalam kemalangan, tetapi anda juga tidak akan pernah mampu berkenan kepada dunia dan kepada Allah yang Mahabaik; hal itu sama mustahilnya dengan mencoba untuk menghentikan keabadian …. Lantas, anda tidak ingat apa yang Yesus Kristus katakan kepada anda di dalam Injil? Anda tidak dapat melayani Allah dan dunia, yakni, bahwa anda tidak dapat mengikuti dunia bersama dengan kenikmatan-kenikmatannya, dan Yesus Kristus bersama salib-Nya ….
Ah! Saudara-saudaraku, betapa besarnya kejahatan yang dilakukan kepada kita jika kita berada dalam pergaulan dengan orang-orang fasik! Betapa banyak dosa yang akan kita hindari seandainya kita menghindari orang-orang yang tidak beragama. Santo Agustinus berkata kepada kita, bahwa sewaktu ia berada beberapa kali bersama orang-orang fasik, ia malu karena ia tidak memiliki kehendak jahat yang sebesar mereka, dan agar mereka tidak menyalahkan dirinya, ia mengatakan sesuatu yang jahat walaupun ia tidak melakukannya. Orang buta yang malang! Betapa anda perlu dikasihani! Betapa sedihnya hidup anda! …. Oh! Terkutuklah hormat manusiawi, betapa engkau menyeret begitu banyak jiwa ke dalam Neraka. Oh! Betapa banyaknya kejahatan yang engkau telah sebabkan. Ah! Betapa besarnya kebencian yang kita lakukan terhadap rahmat-rahmat yang hendak dianugerahkan oleh Allah yang Mahabaik untuk menyelamatkan diri kita! Sayang sekali! Betapa banyak orang yang telah memulai untuk membuat diri mereka sendiri terkutuk oleh karena hormat manusiawi, karena, seiring mereka telah membenci rahmat-rahmat yang hendak diberikan oleh Allah kepada mereka, iman pun menjadi padam dalam diri mereka, sedikit demi sedikit, mereka tidak merasakan besarnya dosa, hilangnya Surga, penghinaan-penghinaan yang mereka lakukan kepada Allah melalui dosa. Mereka pada akhirnya jatuh ke dalam kelumpuhan, yakni, mereka tidak lagi mengenali keadaan yang terkutuk dari jiwa mereka yang malang; mereka tetap berada dalam dosa, dan kebanyakan dari mereka binasa dalam dosa.
Kita membaca di dalam Injil bahwa Yesus Kristus, di dalam misi-misi-Nya, memenuhi dengan segala jenis rahmat tempat-tempat yang dilewati-Nya. Orang buta yang dipulihkan penglihatannya; ataupun orang tuli yang dibuat-Nya mendengar; di sini seorang yang menderita kusta ditahirkan-Nya, di tempat lain, orang mati dikembalikan hidup-Nya. Tetapi kita melihat bahwa hanya sedikit dari antara mereka yang mengumumkan kebaikan-kebaikan yang baru saja mereka terima, mereka hanya melakukannya sewaktu mereka berada di kaki Yesus Kristus. Dan mengapakah mereka berlaku demikian, saudara-saudaraku? Mereka melakukannya karena mereka takut akan orang-orang Yahudi, karena mereka berada harus menjadi musuh dari orang Yahudi atau dari Yesus Kristus; sewaktu mereka berada di dekat Yesus Kristus, mereka mengakui kebaikan-kebaikan itu, dan, sewaktu mereka berada bersama orang-orang Yahudi, mereka tampak menyetujui kebaikan-kebaikan itu melalui keheningan diri mereka. Demikianlah persisnya apa yang kita lakukan; sewaktu kita berada sendiri, sewaktu kita merenungkan kebaikan-kebaikan yang telah kita terima dari Allah yang Mahabaik, kita tidak dapat mencegah diri kita untuk memberikan-Nya kesaksian atas rasa syukur kita karena kita dilahirkan sebagai umat Kristiani, yang telah dikuatkan; tetapi, sewaktu kita berada bersama orang-orang jangak, kita tampaknya menyetujui sentimen mereka dengan menyoraki melalui senyuman kita atau keheningan kita, kefasikan-kefasikan orang-orang itu. Oh! Betapa hinanya pilihan itu, seru Santo Maksimus; ah! Hormat manusiawi yang terkutuk, betapa banyaknya jiwa yang kauseret ke dalam Neraka! Sayang sekali, saudara-saudaraku, betapa besarnya siksaan yang akan diderita oleh seseorang yang ingin berkenan kepada orang lain dan hidup secara demikian, seperti yang kita telah baca dari contoh yang baik dari Injil. Kita membaca di dalam Injil bahwa raja Herodes terbakar oleh cinta yang profan terhadap Herodias. Pelacur barbar itu memiliki seorang putri yang menari di hadapan Herodes dengan keanggunan yang sedemikian rupa sehingga Herodes menjanjikannya separuh dari kerajaannya. Tetapi anak perempuan yang malang itu mencegah diri untuk meminta kepada Herodes separuh kerajaannya, tidaklah cukup baginya; sewaktu ia menemui ibundanya untuk meminta nasihat tentang apa yang harus dimintakannya dari raja, ibundanya, yang lebih jahanam dari putrinya, memberikannya sebuah piringan: ‘Pergilah’, ujarnya kepada putrinya itu, ‘mintalah kepada raja agar ia menaruh kepala Yohanes Pembaptis di atasnya agar engkau membawanya kepadaku’, dan hal itu diucapkan oleh Herodias demikian karena Santo Yohanes Pembaptis telah menegurnya akibat cara hidupnya yang buruk. Sri raja, yang mendengar permintaan itu, direnggut oleh rasa takut; karena, di satu sisi, ia menghormati Santo Yohanes Pembaptis, ia menyesali kematian seorang pria yang begitu layak untuk hidup. Apakah yang akan dilakukannya? Pihak mana yang akan diambilnya? Ah! Hormat manusiawi yang terkutuk, apakah yang akan kaulakukan? Herodes tidak ingin membuat Santo Yohanes Pembaptis dibunuh; tetapi, di sisi lain, ia takut dicemooh oleh orang-orang, karena sebagai raja, ia tidak memenuhi perkataannya. Pergilah, ujar raja yang malang itu kepada seorang algojo, pergilah dan penggallah kepala Yohanes Pembaptis, lebih baik kubiarkan hati nuraniku menjerit, daripada diriku ini dicemooh. Tetapi betapa menyeramkannya! Sewaktu kepala itu tampak di aula, mata dan bibirnya, walaupun tertutup, tampak menghardiknya akibat kejahatannya, dan mengancamnya dengan hukuman-hukuman yang paling menyeramkan. Saat ia melihatnya, ia pun gemetar dan memucat. Sayang sekali! Betapa malang orang yang membiarkan diri dituntun oleh hormat manusiawi!
Memang benar pula bahwa hormat manusiawi tidak selalu mencegah kita untuk berbuat baik. Tetapi betapa besarnya jasa yang dihilangkan oleh hormat manusiawi terhadap perbuatan baik yang kita lakukan. Betapa banyak perbuatan baik yang tidak akan kita lakukan jika kita tidak berharap dipuji dan dihormati oleh dunia! Betapa banyaknya orang yang hanya pergi ke gereja oleh karena hormat manusiawi, dengan berpikir bahwa, saat seseorang tidak lagi mempraktikkan agama, setidaknya secara eksterior, orang tidak lagi percaya akan dirinya: di mana agama tidak lagi berada, tidak lagi ada hati Nurani. Betapa banyaknya ibu yang tampak memperhatikan anak-anaknya hanya untuk dihormati di mata dunia! Betapa banyaknya orang-orang yang berdamai dengan musuh-musuh mereka karena mereka takut kehilangan rasa hormat yang orang berikan kepada mereka. Betapa banyaknya orang yang akan menjadi sebegitu baiknya jika mereka tidak tahu bahwa mereka dipuji oleh dunia. Betapa banyaknya orang yang akan menjadi jauh lebih terkendali dalam perkataan mereka dan lebih sopan di dalam gereja akibat dunia. Oh! Hormat manusiawi yang terkutuk, betapa engkau membusukkan perbuatan-perbuatan baik yang akan menuntun begitu banyak umat Kristiani ke dalam Surga, dan yang hanya membuat mereka terjerumus masuk ke dalam Neraka.
Tetapi, saya akan berkata kepada anda, banyak sekali yang harus dilakukan jika kita ingin agar dunia sama sekali tidak mencampuri apa yang kita lakukan. Tetapi, saudara-saudaraku, kita tidak menantikan pahala kita dari dunia, melainkan dari Allah sendiri: jika orang menghormati saya, saya tahu bahwa saya tidak berhak, karena saya begitu berdosa; jika orang membenci saya, tiada sesuatu pun yang luar biasa bagi seorang pendosa seperti saya yang telah begitu sering membenci Allah yang Mahabaik oleh karena dosa-dosa saya; saya pantas mendapatkan kebencian yang lebih besar. Di samping itu, bukankah Yesus Kristus telah berkata kepada kita: Berbahagialah orang yang akan dibenci dan dianiaya! Lantas, siapakah mereka yang membenci anda? Sayang sekali! Beberapa pendosa yang malang yang tidak memiliki keberanian untuk melakukan apa yang anda lakukan, yang, demi sedikit menyembunyikan rasa malu mereka, ingin agar anda berlaku seperti diri mereka; itu adalah seorang buta yang malang yang, bukannya membenci anda, sebaliknya, harus melewatkan hidupnya untuk menangisi kemalangannya. Cemoohannya menunjukkan kepada anda betapa ia sungguh patut dikasihi dengan rasa iba. Ia bertindak seperti seseorang yang telah kehilangan pikiran, yang berlarian di dalam hutan, yang bergulingan di tanah, yang terjun ke dalam jurang sambil berseru kepada semua orang yang melihatnya untuk bertindak seperti dirinya; sia-sia ia berseru, anda membiarkannya, dan anda mengeluhkannya, karena ia tidak mengenali kemalangannya. Demikian pula, saudara-saudaraku, biarkanlah orang-orang yang malang itu berseru dan mencemooh orang-orang Kristiani yang baik; marilah membiarkan orang-orang yang gila berada di dalam kegilaan mereka; biarkanlah orang-orang yang buta berada di dalam kegelapan mereka; marilah mendenganr jeritan dan seruan orang-orang yang terkutuk; tetapi janganlah kita takut sama sekali, marilah kita berjalan di dalam jalan kita; mereka melakukan begitu banyak kejahatan terhadap diri mereka sendiri … marilah merasa iba terhadap diri mereka dan berjalan dalam jalan kita yang biasa.
Tetapi, saya akan berkata kepada anda, masih banyak hal yang harus dilakukan. Tahukah anda mengapa orang mencemooh anda? Alasannya adalah bahwa mereka melihat bahwa mereka takut akan mereka dan bahwa sesuatu yang sepele membuat wajah anda memerah. Bukanlah kesalehan anda yang mereka cibir, melainkan ketidaktabahan anda serta kekecutan diri anda untuk mengikuti Pemimpin anda. Lihatlah orang-orang yang duniawi: dengan kelancangan seperti apa mereka mengikuti pemimpin mereka; bukankah mereka dimuliakan karena diri mereka adalah orang jangak, pemabuk, licik, dan getir? Lihatlah seorang yang cabul, apakah ia takut untuk memuntahkan kekotoran di hadapan dunia? Mengapakah demikian adanya? Saudara-saudaraku, alasannya adalah bahwa mereka terpaksa mengikuti pemimpin mereka, yang adalah dunia; mereka hanya memikirkan dan berupaya untuk berkenan kepada dunia; sia-sia mereka menderita, tiada sesuatu pun yang dapat menghentikan mereka. Demikianlah, saudara-saudarau, apa yang anda akan lakukan jika anda ingin melakukan hal yang serupa. Anda tidak boleh takut akan dunia maupun akan iblis; anda hanya boleh mencari dan menginginkan untuk berkenan kepada Tuhan milik anda, yang adalah Allah sendiri. Akuilah bersama diri saya, bahwa orang-orang yang duniawi jauh lebih tabah dalam pengorbanan-pengorbanan yang mereka lakukan untuk berkenan kepada tuan mereka, yang adalah dunia, daripada kita, dalam upaya kita untuk melakukan apa yang harus kita lakukan untuk berkenan kepada Tuhan kita, yang adalah Allah kita.
II. Tetapi, sekarang, marilah kita memulai dengan suatu cara yang lain. Katakanlah kepada saya, sahabatku, mengapakah anda mencibir orang-orang yang mewujudkan kesalehan mereka? Atau, jika anda tidak mengerti dengan baik, mereka yang berdoa lebih lama daripada diri anda, yang lebih sering menyambut sakramen-sakramen yang anda sendiri tidak lakukan, dan mereka yang menghindari sorakan-sorakan dari dunia? Dari tiga hal, satu, saudara-saudaraku, anda memandang orang-orang itu sebagai orang munafik, atau anda mencibir kesalehan itu sendiri, atau pada akhirnya, anda marah karena mereka lebih berharga daripada diri anda. 1) Untuk menyebut mereka sebagai orang-orang munafik, anda harus dapat membaca hati mereka, dan anda harus sepenuhnya yakin bahwa semua devosi mereka itu devosi yang palsu. Tetapi, saudara-saudaraku, bukankah sewaktu kita melihat seseorang melakukan perbuatan baik kepada orang lain, kita berpikir bahwa hati mereka baik dan tulus. Berdasarkan hal itu, anda melihat betapa ujaran anda dan penilaian anda konyol adanya. Anda melihat tampak luar yang baik dalam diri sesama anda, dan anda berpikir atau berkata bahwa interior diri orang itu buruk adanya. Lihatlah itu buah yang baik; tentunya pohon yang menghasilkannya adalah pohon yang baik, dan anda akan menilainya secara baik. Dan jika perkara ini adalah hal menilai orang-orang yang baik, anda akan mengatakan segala sesuatu yang bertentangan: lihatlah itu buah yang baik; tetapi pohon yang menghasilkannya adalah pohon yang buruk! Tidak, saudara-saudaraku, tidak, anda hanya demikian butanya atau gilanya untuk memberikan alasan yang semacam itu.
Kedua, kita berkata bahwa anda mencibir kesalehan itu sendiri. Oh, bukan, anda bukannya mencemooh orang itu karena ia lama berdoa atau dengan sering dengan penuh hormat: tidak, bukan karena hal itu, karena anda pun berdoa juga (setidaknya jika anda tidak berdoa, anda melalaikan salah satu dari tanggung jawab anda yang pertama). Apakah karena orang itu sering menyambut sakramen-sakramen? Tetapi anda tidak telah datang sampai saat ini tanpa menyambut sakramen-sakramen, anda juga telah terlihat di hadapan pengadilan penitensi [bilik pengakuan dosa], anda juga telah terlihat duduk di meja suci. Lantas anda tidak membenci orang itu karena ia memenuhi tanggung jawabnya dengan lebih baik daripada anda; karena kita sungguh yakin akan bahaya kebinasaan di mana kita berada, dan oleh karena itu akan kebutuhan yang kita miliki untuk sering mengandalkan doa-doa dan sakramen-sakramen untuk bertekun dalam rahmat dari Allah yang Mahabaik, sebab setelah habis waktu kita di dunia ini, tidak lagi ada pertolongan: baik atau jahat, kita akan harus tetap berada di suatu tempat selama-lamanya.
Tidak, saudara-saudaraku, bukanlah itu semua yang membuat kita membenci pribadi sesama kita: tetapi, karena kita tidak memiliki keberanian untuk meneladani seseorang, kita tidak ingin memiliki rasa malu atas kekecutan hati kita; melainkan kita ingin menyeret orang itu ke dalam keadaan kita yang kacau atau ke dalam kehidupan kita yang penuh ketidakacuhan. Betapa seringnya kita berkata: … apa gunanya kita lama berada di dalam gereja, pergi ke gereja pagi-pagi sekali, dan tinggal di sana? Sayang sekali! Saudara-saudaraku, kehidupan orang yang saleh yang taat adalah pengutukan atas kehidupan kita yang pengecu dan tidak acuh. Sangatlah mudah untuk mengerti bahwa kerendahan hati mereka dan kebencian mereka terhadap diri mereka sendiri mengutuk kehidupan diri kita yang angkuh, yang sama sekali tidak ingin menderita, yang hendak agar seluruh dunia mencintai diri kita dan memuji diri kita; sama sekali tiada keraguan bahwa kelemahlembutan dan kebaikan mereka bagi seluruh dunia membuat diri kita malu akan semburan-semburan kemarahan kita; memang benar bahwa kesopanan mereka, pengendalian diri mereka dalam segala kelakuan mereka mengutuk kehidupan kita yang duniawi dan dipenuhi skandal. Bukankah itu satu-satunya hal yang menyiksa diri kita dalam pribadi sesama kita? Bukankah hal itu yang membuat diri kita marah, sewaktu kita mendengar kebaikan orang-orang lain yang tindakan-tindakan baiknya dibicarakan oleh orang-orang? Ya, tidak diragukan bahwa devosi mereka, rasa hormat mereka terhadap Gereja mengutuk diri kita, dan menyingkap buruknya segenap hidup kita serta ketidakacuhan diri kita untuk keselamatan diri kita. Karena kita secara kodrati cenderung membenarkan dalam diri orang lain kesalahan-kesalahan yang kita sendiri miliki, demikian pula kita cenderung menentang dalam diri orang lain kebajikan-kebajikan yang kita tidak berani praktikkan: itulah yang kita lihat setiap harinya. Seorang jangak puas untuk menemukan orang jangak lainnya yang akan menyoraki kehidupannya yang kacau; ia sama sekali tidak menghalaunya agar tidak lagi hidup seperti itu, tetapi ia malah menyemangatinya. Seorang pendendam bersukacita bersama seorang pendendam lainnya karena mereka dapat bersama bertukar pikiran, demi menemukan cara untuk membalas dendam atas musuh-musuh mereka. Tetapi, jika anda menempatkan seorang bijak dengan seorang jangak, seseorang yang senantiasa siap untuk mengampuni bersama seorang pendendam: lantas, anda akan melihat orang-orang yang jahat kehilangan kendali diri mereka terhadap orang-orang yang baik dan menyergap diri mereka. Mengapakah demikian, saudara-saudaraku, jika bukan karena mereka tidak memiliki kekuatan untuk melakukan apa yang orang baik itu lakukan, orang jahat itu ingin dapat menyeret mereka untuk berada di sisi mereka, agar kehidupan mereka yang suci tidak lagi menjadi kutukan yang senantiasa atas kehidupan orang jahat itu? Tetapi, jika anda ingin mengerti kebutaan dari orang-orang yang mencemooh orang-orang lain yang dengan lebih baik memenuhi tanggung jawab Kristiani mereka daripada diri mereka sendiri, dengarkanlah saya untuk sesaat.
Apakah yang akan anda katakan tentang seorang yang miskin yang merasa iri hati terhadap orang kaya, jika orang miskin itu tidak kaya karena ia tidak ingin menjadi kaya; tidakkah anda akan berkata kepada orang miskin itu: sahabatku, mengapakah engkau mengatakan kata-kata jahat tentang orang itu karena ia itu kaya? Andalah yang memutuskan untuk menjadi demikian adanya …. Demikian pula, saudara-saudaraku, mengapakah kita terbawa sehingga menyalahkan orang-orang yang lebih bijaksana? Kitalah yang bertanggung jawab untuk membuat diri kita menjadi bijaksana dan lebih bijaksana, jika kita menghendakinya. Orang-orang yang mempraktikkan agama, yang melakukannya dengan lebih taat daripada kita, tidak menghambat kita untuk menjadi sama bijaknya dan bahkan lebih bijaksana, jika kita menghendakinya.
Ketiga, saya berkata bahwa orang-orang yang tidak beragama yang membenci orang-orang yang membuat pengakuan akan agama mereka … mereka sebenarnya tidak membenci orang-orang itu, mereka hanya berpura-pura (membenci orang-orang tersebut), karena di dalam lubuk hati mereka, mereka penuh rasa hormat kepada orang-orang itu; apakah anda menginginkan buktinya? Inilah buktinya. Kepada siapakah seseorang akan pergi, seseorang yang bahkan tidak saleh, untuk memperoleh suatu penghiburan dalam kesulitan, atau suatu kelegaan dalam kesusahannya atau di dalam penderitaannya? Anda kira, orang itu akan berlari kepada seseorang yang tak beragama seperti dirinya sendiri? Tidak, sahabatku, tidak. Ia sungguh tahu bahwa seseorang yang tak beragama tidak mampu menghibur anda, tidak pun memberikan anda nasihat yang baik. Tetapi ia akan pergi mencari orang-orang yang telah dicemoohnya pada suatu waktu. Ia terlalu yakin bahwa hanya orang yang bijak dan takut Allahlah yang mampu menghibur diri kita dan sedikit melegakan kesusahan kita. Memang, saudara-saudaraku, betapa seringkah, sewaktu kita merasakan rasa kecewa atau penderitaan yang lainnya, kita pergi menemui orang-orang bijak, dan setelah seperempat jam bercakap-cakap dengannya, kita sepenuhnya merasa berubah dan kita berpikir sambil berkata: Betapa orang-orang yang mencintai Allah yang Mahabaik berbahagia dan juga orang-orang yang ada di sekitarnya! Saya sedih, saya hanya menangis, saya putus asa. Seketika sewaktu saya berada bersama orang ini, saya merasa sepenuhnya terhibur. Memang sungguh benar adanya apa yang dikatakannya, bahwa Allah yang Mahabaik hanya mengizinkan hal itu terjadi untuk kebaikan saya sendiri, dan bahwa semua santo dan santa telah menanggung hal yang lebih berat daripada saya, dan bahwa lebih baik adanya untuk menderita di dalam dunia ini daripada di dunia yang lain. Mari mengakhiri dengan berkata: pada saat saya merasa kesulitan, segera saya akan kembali pergi mendekati orang itu untuk menghibur diri saya. Oh! Agama yang indah, betapa mereka yang mempraktikkan dirimu dengan sungguh-sungguh berbahagia, dan betapa besarnya dan berharganya kelegaan serta penghiburan yang engkau berikan kepada kami!
Lantas, saudara-saudaraku, anda sekalian melihat bahwa anda mencemooh orang-orang yang tidak pantas dicemooh; anda harus, sebaiknya, mengucapkan syukur yang tak terhingga kepada Allah yang Mahabaik karena ia telah menempatkan di antara anda beberapa jiwa yang baik untuk menenangkan murka Allah, yang tanpanya, kita akan segera diremukkan oleh keadilan Allah. Tetapi, setelah mempertimbangkan segala hal, seseorang yang mendaraskan doa-doanya dengan baik, yang hanya berupaya untuk berkenan kepada Allah yang Mahabaik, yang suka melayani sesamanya, yang memberikan segenap kepunyaannya untuk membantu sesamanya, yang rela mengampuni orang-orang yang beberapa kali menghinanya, anda tidak dapat berkata bahwa orang semacam itu berbuat jahat, sebaliknya. Orang itu hanyalah pantas untuk dipuji dan dihormati oleh semua orang. Tetapi, orang semacam itulah yang anda hina; bukankah anda tidak berpikir akan apa yang telah anda katakan? Memang benar, hendaknya anda berpikir sendiri; orang itu jauh lebih berbahagia daripada diri anda. Dengarkanlah, sahabatku, dan saya akan mengatakan kepada anda apa yang harus anda lakukan: janganlah anda mencela mereka dan mengolok-olok mereka, anda harus membuat segala upaya anda untuk meneladani mereka; adalah tugas anda untuk mempersatukan diri anda, setiap pagi, dengan doa-doa mereka dan segala tindakan yang akan mereka lakukan di sepanjang hari. Tetapi untuk melakukan apa yang mereka lakukan, terlalu banyak kekerasan yang harus anda lakukan kepada diri anda sendiri dan terlalu banyak pengorbanan yang harus anda buat. Banyak hal yang harus dilakukan! … Sebenarnya tidak sebanyak yang anda katakan; apakah sulit adanya untuk mendaraskan doa-doa anda dengan baik pagi dan sore hari? Apakah sulit adanya untuk mendengarkan sabda Allah dengan hormat, sambil meminta kepada Allah yang Mahabaik rahmat untuk memperoleh daya gunanya? Apakah sulit adanya untuk tidak pergi keluar pada saat pengajaran? Untuk tidak bekerja pada hari Minggu yang kudus? Untuk tidak makan daging pada hari-hari yang terlarang, seraya membenci orang-orang duniawi yang ingin sepenuhnya binasa?
Jika anda takut kekurangan keberanian, arahkanlah tatapan anda kepada Salib di mana Yesus Kristus wafat, dan anda akan melihat bahwa anda tidak akan kekurangan keberanian. Lihatlah kerumunan martir yang telah menderita segala sesuatu yang tidak akan pernah dapat anda mengerti, karena mereka takut bahwa jiwa mereka akan binasa. Apakah para martir itu sekarang merasa getir, saudara-saudaraku, karena mereka telah membenci dunia, dan segala perkataan apakah yang akan dikatakan orang?
Marilah mengakhiri, saudara-saudaraku, dengan berkata: betapa sedikitnya orang-orang yang sungguh-sungguh melayani Allah yang Mahabaik. Orang-orang berusaha untuk menghancurkan agama, seandainya mereka mampu, dengan kekuatan dari persenjataan mereka, seperti yang dilakukan oleh para raja dan kaisar pagan; orang lain dengan menggunakan seruan-seruan mereka yang jahanam ingin menghinakan agama dan melenyapkannya seandainya mereka mampu; orang-orang lain mencemoohnya dalam pribadi orang-orang yang mempraktikkannya; dan pada akhirnya, orang lain ingin mempraktikannya dengan baik; tetapi mereka takut untuk melakukannya di hadapan dunia. Sayang sekali! Saudara-saudaraku, betapa sedikitnya jumlah orang yang pantas masuk Surga, sebab orang-orang ini hanyalah orang-orang yang terus-menerus memerangi iblis serta kecenderungan-kecenderungan diri mereka sendiri dengan penuh semangat, dan yang membenci dunia dengan segala cibirannya! Karena, saudara-saudaraku, kita hanya menantikan upah serta kebahagiaan diri kita dari Allah sendiri, mengapakah kita mencintai dunia yang telah kita janjikan melalui sumpah untuk benci demi mengikuti Yesus Kristus sendiri yang memikul salib-Nya setiap hari di sepanjang hidup kita? Berbahagialah, saudara-saudaraku, orang yang hanya mencari Allah sendiri dan yang membenci yang lainnya. Itulah kebahagiaan ….”
Catatan kaki:
Diterjemahkan dari: Sermons du vénérable serviteur de Dieu, Jean-Baptiste-Marie Vianney, Curé D’Ars [Khotbah-Khotbah dari Hamba Allah yang Terhormat, Yohanes Baptis Maria Vianney, Pastor Paroki dari Ars], T. I, Lyon, Librairie générale catholique et classique, Vitte et Perrussel, 1882, hal. 47-65.
Bunda maria yang penuh kasih... doakanlah kami yang berdosa ini ....
Thomas N. 3 bulanBaca lebih lanjut...Halo – meski Bunda Teresa dulu mungkin tampak merawat orang secara lahiriah, namun secara rohaniah, ia meracuni mereka: yakni, dengan mengafirmasi mereka bahwa mereka baik-baik saja menganut agama-agama sesat mereka...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Tentu saja kami ini Katolik. Perlu anda sadari bahwa iman Katolik tradisional itu perlu untuk keselamatan, dan bahwa orang yang meninggal sebagai non-Katolik (Muslim, Protestan, Hindu, Buddhis, dll.) TIDAK masuk...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Terpuji lah Tuhan allah pencipta langit dan bumi
Agung bp 4 bulanBaca lebih lanjut...apakah anda katolik benaran?
lidi 4 bulanBaca lebih lanjut...Saat bunda teresa dengan sepenuh hati merawat dan menemani mereka dalam sakratul maut saya percaya kalau tindakan beliau secara tidak langsung mewartakan injil dan selebihnya roh kudus yang berkenan untuk...
bes 4 bulanBaca lebih lanjut...Ramai dibahas oleh kaum protestan soal soal Paus Liberius. Trimakasuh untuk informasinya
Nong Sittu 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo kami senang anda kelihatannya semakin mendalami materi kami. Sebelum mendalami perkara sedevakantisme, orang perlu percaya dogma bahwa Magisterium (kuasa pengajaran Paus sejati) tidak bisa membuat kesalahan, dan juga tidak...
Biara Keluarga Terkudus 6 bulanBaca lebih lanjut...Materi yang menarik. Sebelumnya saya sudah baca materi ini, namun tidak secara lengkap dan hikmat. Pada saat ini saya sendiri sedang memperdalami iman Katolik secara penuh dan benar. Yang saya...
The Prayer 6 bulanBaca lebih lanjut...Santa Teresa, doakanlah kami
Kristina 7 bulanBaca lebih lanjut...