^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Anak perempuan berdarah dari mata setelah dipaksa “tes PCR COVID-19” – RS berkata “ini normal”
theexpose.uk
“Seorang anak perempuan berdarah dari mata setelah ia dipaksa menjalani tes PCR Covid-19 di mana rongga hidung dimasuki dengan alat usap agar anak itu dapat diizinkan untuk kembali bersekolah, dan rumah sakitnya lalu berkata kepada ibu dari anak itu bahwa ‘ini normal’
Terjemahan bahasa Indonesia dari pos Facebook di bawah:
**update: Saya telah berbicara dengan satuan kesehatan dan Dr. Paul secara langsung. Bukanlah satuan kesehatan yang berkata bahwa ini normal, melainkan Rumah Sakit di Hawskbury yang dengannya kami berbicara. Mereka bertanggung jawab untuk pusat pemeriksaan. Satuan kesehatan tersebut pada saat ini sedang menginvestigasi situasi tersebut**
Saya biasanya tidak mengeluh atau mempos hal-hal pribadi seperti ini, tetapi sewaktu anda bermain-main dengan anak-anak saya, tindakan anda harus ditanggapi. Saya akan mencoba menjadi sesensitif mungkin sehubungan dengan pendapat-pendapat orang lain tentang hal ini. Tetapi saya mengalami begitu banyak emosi pada saat ini sehingga saya tidak tahu harus memulai dari mana.
Satuan kesehatan kami memberikan kami salah satu dari 3 pilihan agar anak-anak kami yang berumur 5 tahun dapat kembali bersekolah. 1) dengan dites 2) melakukan isolasi selama 10 hari 3) membuktikan bahwa penyakit mereka berhubungan dengan penyakit/kondisi lain.
Walaupun saya tidak mau mereka dites, mereka ingin pergi ke sekolah dan mereka ingin bertemu teman-teman mereka. Mereka muak akan semua ini seperti saya juga. Jadi kami membuat mereka dites. INILAH YANG TERJADI SETELAH SALAH SATU DARI MEREKA KEMBALI PULANG. Pendarahan parah terjadi selama 30 menit dari hidungnya dan matanya. Lalu berhenti. Lalu mulai kembali. Memangnya para perawat ini melakukan tes ini berapa kali sehari?
Satuan kesehatan itu berkata bahwa hal ini normal dan harus dimonitor. Mereka berkata bahwa mereka mungkin mengenai saraf. BAGAIMANA MUNGKIN INI NORMAL? Bagaimanakah anda bisa mengecil-ngecilkan fakta bahwa ANDA melakukan hal ini kepada anak saya? Mereka juga menyebutkan bahwa mereka baisanya melakukan usapan mulut untuk anak-anak tetapi pada hari ini, entah mengapa, sistemnya berkata bahwa usapan hidung perlu dilakukan??
Saya berharap bahwa para perawat yang melakukan tes ini berpengalaman dan melakukan tes ini SECARA BENAR. Dan bukan menyebabkan trauma kepada anak saya dan kemungkinan merusak suatu saraf.
Saya sepenuhnya menghormati opini orang-orang tentang covid dan bagaimana mereka memilih untuk menghadapinya. Terlepas bilamana anda pro-vaksin atau anti-vaksin, saya sungguh tidak peduli. Tetapi ini anak saya dan sekarang ia menjadi trauma akibat sesuatu yang tidak ia mengerti. Saya marah. Saya sedih. Saya merasa bersalah sebagai seorang ibu. Akibat sesuatu yang bahkan tidak diperlukan. Pilek mash terjadi. Flu masih terjadi. Jika anda sakit, lantas tinggal saja di rumah. Simpel sekali. Tetapi janganlah anda membuat seorang anak yang tidak bersalah melalui pengalaman buruk seperti ini. Ini sungguh menyayat hati.
Saya tidak mencoba untuk membuatu suatu perdebatan karena saya tahu ada ribuan tes yang dilakukan kepada anak-anak dan yang hasilnya tidak seperti ini. Saya hanya ingin meningkatkan kesadaran tentang apa yang dapat terjadi dan agar anda PERCAYA INSTING ANDA.
JANGAN LAGI PERNAH TERJADI”
Kami menerima semua dogma Gereja Katolik tanpa terkecuali, dan kami memandang mereka yang menerima semua dogma Gereja dan belum terpisah darinya, sebagai orang Katolik; itulah bagaimana kami bersekutu dengan Gereja...
Biara Keluarga Terkudus 4 hariBaca lebih lanjut...Maaf tapi saya tidak mempercayai artikel ini. Bagaimana Anda bisa tetap berada dalam persekutuan dengan Gereja Katolik jika Anda menolak untuk percaya Paus (setelah Vatikan II) & Magisterium? Jika Anda...
Novy Binarti 6 hariBaca lebih lanjut...Gereja Katolik mengajarkan bahwa iman Katolik diperlukan untuk keselataman, dan bahwa kalau ada orang yang mengalami ketidaktahuan, dan dia sungguh-sungguh menjalani hidup baik seturut hukum kodrat, maka Allah akan mencerahkan...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Tuhan Yesus jelas mewajibkan orang untuk mendengar Gereja (Mat. 18:17). Dan Ia telah mendirikan institusi Kepausan di atas St. Petrus (Mat 16:18-19), dan menyerahkan segenap kawanan domba-Nya kepada St. Petrus...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Konsili Vatikan II adalah konsili sesat yang memuat begitu banyak bidah dalam dokumen-dokumennya. Konsili tersebut dibuka oleh Anti-Paus Yohanes Paulus XXIII dan dokumen-dokumennya diratifikasi oleh Anti-Paus Paulus VI. Konsili itu...
Biara Keluarga Terkudus 3 bulanBaca lebih lanjut...Setuju, Tuhan Yesus Turun kebumi bukan membawa agama tapi mengajarkan kasih. Agama adalah buatan manusia.
Joe 3 bulanBaca lebih lanjut...Menurut anda KVII itu sesat atau tidak, dan apakah KVII tidak diperlukan oleh gereja katolik ?
Antony 3 bulanBaca lebih lanjut...Bagaimana dg orang2 yg bahkan selama hidupnya selalu menderita, mendapat tekanan dari sekitar, dan benar2 tidak pernah mendapatkan pertolongan atau mengenal Yesus? Apakah adil bagi mereka jika mereka langsung binasa?...
Anastasia 5 bulanBaca lebih lanjut...St. Louis de Montfort hidup & menulis buku ini sebelum Penampakan Fatima terjadi, karena itu tidak ada pembahasan tentang Doa Fatima. Namun Doa Fatima memang diikutsertakan dalam pendarasan Rosario. Panduan...
Biara Keluarga Terkudus 5 bulanBaca lebih lanjut...Kok gk ada Doa Terpujilah sama Doa Fatima ? 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Iyus 5 bulanBaca lebih lanjut...