“Badan pengatur obat-obatan Inggris didanai oleh Yayasan Gates yang mendukung vaksin dan depopulasi”

naturalnews.com

"Agen Peraturan Obat-obatan dan Perawatan Kesehatan Inggris, atau MHRA [Medicines and Healthcare products Regulatory Agency], dimaksudkan untuk menjadi suatu badan yang netral yang bertanggung jawab untuk memastikan agar obat-obatan dan alat-alat medis yang digunakan di dalam negara itu berada dalam tingkatan keamanan yang dapat diterima.

Tetapi, terdapat pertanyaan-pertanyaan yang serius tentang imparsialitas agen tersebut, karena mereka menerima pendanaan yang signifikan dari Yayasan Bill & Melinda Gates di dalam suatu cara yang hanya dapat dianggap sebagai konflik kepentingan yang besar. Yayasan tersebut memiliki saham yang besar jumlahnya dari para penggarap vaksin COVID-19 Pfizer dan BioNTech.

Inilah kemungkinan mengapa vaksin Pfizer dan BioNTech adalah vaksin yang pertama yang diizinkan untuk digunakan bagi anak-anak yang berumur 12 tahun ke atas pada bulan Juni lalu dan tetap merupakan satu-satunya vaksin yang tersedia bagi kelompok usia tersebut sampai vaksin Moderna disetujui pada pekan ini.

Persetujuan terhadap vaksin Pfizer mengejutkan terutama sewaktu anda mempertimbangkan bahwa 86 persen dari anak-anak yang berpartisipasi di dalam studi klinis yang singkat dan kecil ukurannya itu digunakan untuk membuat keputusan menderita reaksi yang merugikan.

Di dalam permohonan atas Akta Kebebasan Informasi yang dipos di situs MHRA, seorang perwakilan dari agen tersebut mengakui bahwa mereka memang menerima pendanaan dari Yayasan Bill & Melinda Gates yang terutama mendukung karya pengokohan sistem-sistem peraturan di negara-negara lain. Mereka menambahkan bahwa kebanyakan dari penghasilan mereka berasal dari biaya-biaya yang dibayar oleh industri farmasi…

Hal ini sangat menggelisahkan bagi siapa pun yang akrab dengan karya-karya Gates di masa lalu. Bill sendiri telah direkam saat ia berbicara di dalam suatu konferensi TED bahwa vaksin, perawatan kesehatan, serta pelayanan reproduktif dapat mengurangi populasi dunia sebanyak milyaran orang. Yayasan tersebut juga telah dituduh memberikan vaksin dengan bahan-bahan sterilisasi kimia kepada orang-orang Afrika yang tidak menaruh curiga.

Kelompok Penasihat Teknis Nasional India tentang Imunisasi bahkan sampai memutuskan hubungan dengan Yayasan tersebut sewaktu ‘kampanye’ vaksinnya yang tersingkap dilakukan kepada anak-anak perempuan India di bawah dalih melindungi mereka dari kanker serviks sesungguhnya adalah suatu bentuk percobaan vaksin yang tersembunyi yang menggunakan vaksin HPV yang sangat kontroversial yang berhubungan dengan cedera yang signifikan serta kematian.”