^
^
Extra Ecclesiam nulla salus (EENS) | Sekte Vatikan II | Bukti dari Kitab Suci untuk Katolisisme | Padre Pio | Berita | Langkah-Langkah untuk Berkonversi | Kemurtadan Besar & Gereja Palsu | Isu Rohani | Kitab Suci & Santo-santa |
Misa Baru Tidak Valid dan Tidak Boleh Dihadiri | Martin Luther & Protestantisme | Bunda Maria & Kitab Suci | Penampakan Fatima | Rosario Suci | Doa-Doa Katolik | Ritus Imamat Baru | Sakramen Pembaptisan | ![]() |
Sesi telah kadaluarsa
Silakan masuk log lagi. Laman login akan dibuka di jendela baru. Setelah berhasil login, Anda dapat menutupnya dan kembali ke laman ini.
Perkembangan Soal Penyakit Dominikus Savio. Ia Menyambut Sakramen-Sakramen Terakhir. Peristiwa-Peristiwa Membangun
BAB XXII.
Perkembangan Soal Penyakit Dominikus Savio. Ia Menyambut Sakramen-Sakramen Terakhir. Peristiwa-Peristiwa Membangun
Dominikus meninggalkan Oratorium pada 1 Maret. Perjalanan pulang dengan kereta kuda dan berubahnya pemandangan tampak membaikkan keadaannya, dan karena itu, orang mengira Dominikus tidak perlu terus beristirahat di ranjang. Namun setelah beberapa hari, ia tampak melemah, selera makannya tidak baik, dan batuknya menjadi lebih kentara, sehingga dokter harus didatangkan. Bapak dokter berpendapat bahwa keadaan anak laki-laki itu jauh lebih buruk dari yang tampak. Ia menyuruh Dominikus segera beristirahat di ranjang, dan karena mengira bahwa Dominikus mengidap radang, lantas dokter mencoba membuatnya membuang darah.
Pengobatan ini biasanya menimbulkan rasa takut besar bagi orang muda. Lantas dokter menyarankan Dominikus agar memusatkan perhatiannya pada suatu hal lain, dan supaya bersabar dan berani. Anak laki-laki itu tersenyum dan berkata:
Lalu, dengan ketenteraman pikiran terbesar, dengan suasana hati yang hampir ceria, dan tanpa tanda kekhawatiran sesedikit apa pun, Dominikus memerhatikan seluruh operasinya. Ketika dikatakan berulang kali bahwa ia tampak sedikit membaik, dokter mengira ada perubahan menuju perbaikan kondisi; orang tuanya berpikir begitu juga, namun Dominikus tidak terpengaruh pendapat mereka. Terbimbing oleh pikiran bahwa lebih baik menerima Sakramen-Sakramen dengan tepat waktu, daripada menunda sampai terlambat, ia meminta bapaknya datang dan berkata: “Pak, aku kira lebih baik meminta dokter Surga untuk datang. Aku ingin pergi mengaku dosa dan berkomuni.”
Orang tua Dominikus sungguh mengira bahwa ia sedang berada pada proses penyembuhan. Mereka berduka ketika mendengar perkataan-perkataan seperti ini, dan hanya demi memuaskan keinginan si anaklah, mereka mendatangkan imam. Datanglah imam itu segera, mendengar pengakuan dosa anak itu dan seturut permohonannya, membawa Viatikum Suci.
Devosi dan semangat besar yang diperlihatkan oleh Dominikus dalam kondisi-kondisi ini jauh lebih baik dibayangkan dari yang dideskripsikan. Manakala menyambut Sakramen-Sakramen, sikap dan disposisi-disposisinya menyerupai Santo Aloysius, dan sekarang, ketika menyambut Sakramen-Sakramen itu untuk yang dianggapnya sebagai saat terakhirnya, dengan luapan cinta kasih membara, hatinya datang bertemu Tuhannya.
Ia lalu mengenang janji-janji yang sudah dibuatnya pada Komuni Pertamanya; bagaimana ia dulu mencari Yesus dan Maria sebagai sahabat-sahabat konstannya, dan bertekad lebih memilih kematian daripada secara sengaja menyerah kepada dosa. Ketika doa syukurnya sudah tuntas, ia berkata dalam ketenteraman sempurna:
Dominikus selalu menjadi teladan kesabaran dalam derita, namun kebajikannya ini bahkan jauh lebih terlihat nyata pada dirinya di saat menderita penyakitnya yang terakhir, yang ditanggungnya seperti seorang Santo. Apa pun yang bisa dia lakukan untuk dirinya sendiri, ia ingin terus melakukannya, supaya tidak menyulitkan siapa-siapa; ia berpikir bahwa orang tuanya sudah terlalu banyak menanggung kesulitan karena dirinya. Setiap macam obat dikonsumsinya tanpa sedikit pun memperlihatkan rasa tidak enak, dan ia melalui operasi buang darah sepuluh kali tanpa ada tanda dirinya tidak sabar.
Setelah empat hari hadir di sana, bapak dokter memberi selamat kepada anak laki-laki itu serta orang tuanya atas perbaikan kondisi yang didapatinya, dan memberi tahu ibu serta bapaknya agar bersyukur kepada Allah karena yang terburuk sudah berlalu, dan dia hanya perlu melalui masa pemulihan.
Orang tuanya tentu saja gembira; namun Dominikus tersenyum dan berkata:
Ketika dokter sudah pergi, Dominikus tampaknya sama sekali tidak mengandalkan janji bahwa dirinya akan pulih dan meminta agar Sakramen Pengurapan Terakhir boleh diselenggarakan untuknya. Pada hal ini, orang tuanya hanya mengiakan supaya memuaskan keinginannya, sebab mereka maupun imam tidak dapat melihat tanda-tanda dirinya akan segera dijemput ajal. Tenteram air mukanya, serta percakapannya yang jelas, membuat mereka percaya bahwa memang sungguh ada perbaikan kondisi.
Namun entah karena Dominikus terbimbing oleh rasa devosi ataukah karena hatinya dibisiki suara ilham Allah, kenyataannya ia menghitung hari dan jam hidupnya seperti orang menghitung angka dalam aritmetika, dan setiap saat disibukkan dengan persiapan untuk hadir di hadapan Allah. Sebelum menyambut Sakramen Pengurapan Terakhir, ia mengutarakan devosinya demikian:
Ditanggapinya semua jawaban dengan suara jelas, dan dengan kesadaran penuh atas makna-maknanya, sehingga orang bisa membayangkan dirinya berada dalam kesehatan sempurna. Lalu pada 9 Maret, hari keempat masa sakitnya, dan yang menjadi hari terakhir hidupnya. Kekuatannya semakin sirna, dan obat-obatan tampak tidak berguna apa-apa, sehingga Berkat Paus pun diberikan. Ia mendaraskan doa Confiteor sendiri, dan menanggapi imam pada gilirannya. Ketika diberitahukan bahwa doa itu membawa Indulgensi Penuh, Dominikus memperlihatkan sukacita terbesar dan berkata Deo gratias et semper Deo gratias. Lalu, ia berpaling pada Salib dan mendaraskan beberapa bagian dari sebuah himne favoritnya.
Catatan kaki:
Disadur dari sumber berbahasa Inggris:
The Life of Dominic Savio [Riwayat Hidup Dominikus Savio], yang diterjemahkan dari karya orisinal Santo Yohanes Don Bosko, Salesian Press, Surrey Lane, Battersea, London, S. W.; Nihil Obstat: F. Thomas Bergh, OSB (Censor Deputatus); Imprimatur: PETRUS, Episcopus Southwarcensis; 1915, hal. 93-97.
Berarti anda tidak paham ttg arti katholik, jadi anda belajar yg tekun lagi spy cerdas dlm komen
Orang kudus 2 mingguBaca lebih lanjut...Anda bahkan tidak percaya bahwa Yesus mendirikan Gereja Katolik, dan anda menyebut diri Katolik. Sungguh sebuah aib. Yesus jelas-jelas mendirikan Gereja di atas Santo Petrus (Mat. 16:18-19), yakni Gereja Katolik,...
Biara Keluarga Terkudus 3 mingguBaca lebih lanjut...Saya katolik, tetapi hanya perkataan Yesus yang saya hormati, yaitu tentang cinta kasih. Yesus tidak mendirikan gereja katolik. Anda paham arti cinta kasih? Cinta kasih tidak memandang. Tuhan meminta kita...
Kapten.80 4 mingguBaca lebih lanjut...Terimakasih atas artikelnya, saya semakin mengerti perjalanan kerajaan raja salomo
Novriadi 2 bulanBaca lebih lanjut...Justru karena kami punya kasih Kristiani sejati kepada sesama kamilah, materi-materi kami ini kami terbitkan. St. Paulus mengajarkan, bahwa kita harus menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan (Ef. 5:11). Gereja Katolik, satu-satunya lembaga...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo – devosi kepada Santa Perawan Maria itu krusial untuk keselamatan dan pengudusan jiwa. Namun, dan juga yang terpenting, orang harus 1) punya iman Katolik sejati (yakni, iman Katolik tradisional),...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...Since your comment is written in English, we are responding in English and including a translation in Indonesian. However, we would recommend that you write us in Indonesian instead, if...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo – memang benar bahwa orang hendaknya mengasihi orang lain dan menjaga ciptaan Allah. Namun, yang terutama, kita pertama-tama harus mengasihi/mencintai Allah. Sangat amat penting pula, terutama pada zaman kita,...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...Halo – Misteri Terang itu datangnya dari Yohanes Paulus II. Dia ini seorang Anti-Paus dan pemurtad masif. Rosario orisinal yang diberikan oleh Santa Perawan Maria adalah 15 dekade dengan Misteri-Misterinya...
Biara Keluarga Terkudus 4 bulanBaca lebih lanjut...peristiwa terang kenapa tidak ada dalam pembahasan artikel ini?
devie 5 bulanBaca lebih lanjut...