“New York mengakhiri pengecualian religius untuk mandat vaksin COVID: 450rb pekerja perawatan kesehatan terpengaruh”

lifesitenews.com

“Para pekerja perawatan kesehatan di negara bagian New York yang diperintahkan untuk mendapatkan suntikan COVID-19 tidak akan memiliki opsi pengecualian religious, berkat otorisasi darurat yang diresmikan akhir minggu lalu.

Di dalam keputusan pada hari Kamis, suatu dewan dari Departemen Kesehatan New York dengan suara bulat menyetujui sebuah mandate COVID-19 untuk semua karyawan perawatan kesehatan.

Dengan meresmikan kebijakan tersebut, dewan itu juga menghapuskan opsi untuk pengecualian religius, yang secara efektif memaksakan lebih dari 450.000 pekerja perawatan kesehatan di negara bagian tersebut untuk disuntuk, terlepas bilamana mereka tidak setuju secara religius terhadap suntikan yang ternodakan aborsi itu atau tidak.

Di bawah peraturan yang baru, tiada lagi pengecualian religius yang akan diberikan, dan pengecualian-pengecualian religius yang sebelumnya didapatkan akan dibuat tidak valid.

Mandat darurat baru ini segera berlaku, dan akan menjadi bahan reviu setelah 90 hari.

Seperti yang dicatat oleh Reviu Rumah Sakit Becker, mandat tersebut akan berlaku bagi orang-orang yang bekerja di rumah sakit, panti jompo, pusat diagnostik dan perawatan, fasilitas perawatan orang dewasa, agen-agen kesehatan rumahan bersertifikasi, rumah piatu agama, program-program perawatan kesehatan rumahan jangka panjang, program-program perawatan rumahan untuk AIDS, agen-agen pelayanan rumahan yang berlisensi, dan agen-agen pelayanan rumahan berlisensi terbatas.

Para karyawan yang berada di bawah peraturan baru ini termasuk semua pegawai, anggota dari tenaga kerja medis dan perawat, pegawai kontrakan, murid, dan pekerja sukarela, ‘yang terlibat di dalam kegiatan-kegiatan yang sedemikian rupa sehingga jika mereka terinfeksi COVID-19, mereka mungkin berpotensi memaparkan kepada penyakit itu karyawan lain, pasien, atau residen lainnya yang dilindungi,’ lapor Democrat & Chronicle.

Para pekerja yang bekerja di rumah sakit dan panti jompo harus mendapatkan dosis suntikan pertama mereka selambatnya tanggal 27 September, sedangkan para pekerja dari fasilitas lain yang dinamakan di dalam pernyataan tersebut harus mendapatkan dosis pertama mereka selambatnya tanggal 7 Oktober.

Orang-orang yang menolak untuk disuntik dapat dipecat.

Banyak orang memiliki alasan-alasan yang kuat untuk menentang suntikan eksperimental tersebut, terutama mereka yang keyakinan-keyakinan religiusnya menuntun mereka untuk menentang pembunuhan bayi-bayi yang tidak dilahirkan melalui aborsi.

Posisi-posisi moral semacam itu telah menuntun banyak orang untuk menolak ‘vaksin’ COVID-19, karena semua suntikan coronavirus yang pada saat ini ada di pasar terikat erat dengan aborsi.”