Sekte Vatikan II Memuji “Kontribusi-Kontribusi” Mário Soares, Mantan Presiden Portugal yang Agnostik & Pro-Aborsi

Pada bulan Januari 2017, Mário Soares, seorang mantan Presiden dan mantan Perdana Menteri dari Portugal meninggal. Ia mengaku diri agnostik secara terbuka dan adalah salah seorang pendiri dari Partai Sosialis Portugal. Tetapi, sang “Kardinal” pemurtad Manuel Clemente dari Portugal memuji “kontribusi-kontribusi” Mário Soares, dengan berkata bahwa Portugal “banyak” berutang budi kepadanya. Ia juga berkata bahwa Soares “membela peran Gereja di Portugal”, kendati dirinya mengaku “sosialis dan sekularis.” Tentunya hal ini tidak mengejutkan menimbang betapa besarnya kemurtadan yang kita lihat di zaman ini, tetapi berikut adalah beberapa “kontribusi” Soares:

• Sewaktu ia menjabat sebagai Perdana Menteri pada tahun 1984, pemerintahan Soares mengajukan RUU yang disetujui di kemudian hari, yang untuk pertama kalinya, akan mendekriminalisasikan praktik aborsi di negeri itu. RUU ini mengalami perlawanan dari beberapa pihak, tetapi sewaktu undang-undang yang baru dikirimkan oleh Presiden kepada Mahkamah Konstitusi, Soares memanggil “teman baiknya Kardinal Casaroli” dan memohon kepada Anti-Paus Yohanes Paulus II untuk mengadakan suatu audiens, yang dilangsungkan pada tanggal 4 Maret pada tahun yang sama. Soares bercerita di dalam suatu wawancara tentang apa yang dikatakan oleh Anti-Paus itu kepadanya: “Anda tahu, kami memiliki suatu undang-undang di Italia yang bahkan jauh lebih menyulitkan daripada undang-undang negeri anda. Yang negeri anda miliki jauh lebih moderat daripada negeri Italia. Kami menolerirnya di Italia, bagaimanakah kami bisa menjadi marah terhadap Portugal?”. Ia berkata bahwa Anti-Paus Yohanes Paulus II tidak mengatakan suatu hal lain pun tentang perkara itu.

Sewaktu Soares meninggalkan audiens itu, ia diduga berkata bahwa “hubungan antara Portugal dan Takhta Suci sangat baik.” 11 hari kemudian, Mahkamah Konstitusi memberikan persetujuannya dan undang-undang itu dipermaklumkan.

• Pada tahun 1988, di bawah masa Kepresidenannya, legalisasi nudisme terjadi.
• Sewaktu ia masih muda, Soares mengambil bagian di dalam suatu gerakan yang berhubungan dengan Partai Komunis Portugal.
• Pada tahun 1972, sewaktu ia diasingkan di Paris, ia secara terbuka menjadi seorang Freemason. Tidak lama setelahnya, ia mendirikan Partai tersebut.
• Sebagai seorang pengacara, ia mewakili pemimpin komunis yang fasik, Álvaro Cunhal, untuk membelanya terhadap tuduhan kejahatan-kejahatan politik. Di kemudian hari, setelah revolusi komunis pada tahun 1974, ia berhimpun bersama Álvaro Cunhal di dalam komemorasi.

Juga, Rádio Renascença, suatu jaringan sekte Vatikan II, berkata demikian di dalam suatu catatan yang dikeluarkan setelah kematian Soares:

“Untuk menghormati kenangan akan dirinya, dan untuk menyampaikan belasungkawa yang tulus terhadap keluarganya, kami memenuhi suatu kewajiban untuk berada di sini, karena kami yakin bahwa Allah sendirilah yang mengenal hati setiap manusia dan bahwa keabadian menantikan diri kita semua.”

Salam,
Rafael Centeio